Keracunan MBG di Agam

Kasus Keracunan MBG di Agam, Bupati Ungkap Dapur SPPG Tidak Layak dan Perizinan Belum Lengkap

Bupati Agam, Benni Warlis, mengungkapkan bahwa Dapur SPPG yang mensuplai makanan yang hingga menyebabkan keracunan tersebut

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman
KERACUNAN MBG AGAM: Bupati Agam, Benni Warlis saat diwawancarai, Kamis (2/10/2025). Benni menegaskan bahwa SPPG bermasalah harus ditutup sementara hingga layak beroperasi. 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM – Bupati Agam, Benni Warlis, mengungkapkan bahwa Dapur SPPG yang mensuplai makanan yang hingga menyebabkan keracunan tersebut belum memenuhi izin dan standar kelayakan yang seharusnya dipenuhi dalam pengelolaan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).

“SPPG yang menyebabkan keracunan kemarin belum memiliki izin lengkap dan standar kesehatan yang memadai, Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dan standar sanitasi dapurnya tidak terpenuhi. Ini jelas membahayakan,” kata Benni, Kamis (2/10/2025).

Menurutnya, lemahnya kelayakan operasional di dapur MBG tersebut menyebabkan kualitas makanan tidak terkontrol.

“Kalau ini dibiarkan, akan muncul kasus serupa. Karena itu, kami hentikan sementara operasional dapur SPPG tersebut hingga persyaratan dipenuhi,” tegasnya.

Benni mengungkapkan bahwa di wilayahnya terdapat sembilan SPPG yang menjadi mitra penyedia makanan dalam program MBG. Namun, hingga saat ini baru dua yang memiliki izin lengkap sesuai standar.

Baca juga: Jadwal Acara Trans TV Hari Jumat 3 Oktober 2025, Simak Deretan Tayangan Seru dan Menghibur

“Dari sembilan SPPG, baru dua yang punya Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Artinya, mayoritas belum memenuhi ketentuan. Ini harus menjadi perhatian bersama, karena kita bicara soal konsumsi masyarakat banyak,” ujar Benni.

Benni menjelaskan, pasca kasus keracunan yang menimpa puluhan warga, pihaknya langsung menurunkan Dinas Kesehatan bersama Puskesmas untuk memberikan penanganan medis.

Selain itu, sampel makanan dari SPPG Kampung Tangah juga telah diambil untuk diuji di laboratorium.

“Kita sudah minta hasil uji laboratorium agar diketahui penyebab pasti. Tapi dari aspek administrasi saja sudah jelas, SPPG ini tidak memenuhi izin dan standar. Jadi harus diberhentikan dulu,” katanya.

Bupati menegaskan, Pemkab Agam siap memfasilitasi SPPG yang ingin melengkapi perizinan, termasuk berkoordinasi dengan dinas terkait. Namun, ia tidak ingin ada kompromi dalam urusan keselamatan masyarakat.

“SPPG yang belum memenuhi syarat harus ditutup sampai izinnya lengkap. Jangan ada monopoli, jangan asal beroperasi. Ini soal kesehatan masyarakat, tidak boleh main-main,” pungkasnya.

Kesaksian Korban

Keracunan massal diduga akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Agam, Sumatera Barat kembali memakan korban.

Seorang siswi penerima program mengungkapkan kejanggalan pada menu nasi goreng yang ia santap.

Siswa tersebut bernama Hanifa, ia merupakan penerima program MBG sejak awal September 2025.

Selama menikmati program siswa kelas 1 SMP tersebut sudah merasakan banyak hal aneh dari makanan yang disajikan.

Ia mengaku sempat mendapatkan ayam yang masih berdarah, nasi asin dan bahkan beberapa lauk yang sudah mengeluarkan bau tidak enak.

Baca juga: Media Inggris Sebut Nasib Ruben Amorim di Man United Terjawab Setelah 1 November 2025 Mendatang

“Kadang saya makan, atau saya sisihkan. Mubazir rasanya kalau tidak di makan. Meski tidak ada paksaan,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).

Meski sudah menunjukkan tanda-tanda hal yang ditakutkan hanifa terjadi juga pada Rabu (1/10/2025).

Ia menyantap menu nasi goreng dengan telur dadar hari itu, saat akan memakannya, hanifa sudah curiga dengan warna telur dadar yang sudah menghitam.

“Warna telurnya agak menghitam, tapi saya yakin itu bukan gosong,” ujarnya.

Kendati demikian, karena tidak ada rasa yang aneh ia tetap melahapnya hingga habis.

Alhasil pada malam hingga pagi ini (Kamis) hanifa mengalami muntah pusing dan demam, hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: Chord Lagu Minang Sakapa Cinto - Vicky Koga & Putri Jelia: Disaksikan Langik Biru Kapa Cinto Balayia

Korban Bertambah

Total korban keracunan yang diduga berasal dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, melonjak tajam hingga mencapai 108 orang pada Kamis (2/10/2025) siang.

Lonjakan kasus keracunan ini bertambah dibanding data Rabu malam (1/10/2025) yang hanya mencatat 86 korban, namun bertambah 22 orang baru pada hari Kamis.

Data terbaru ini mencakup pasien yang tersebar di wilayah Nagari Manggopoh dan Kampung Tangah, dengan perawatan dilakukan di RSUD Lubuk, RSIA Rizki Bunda, dan Puskesmas Manggopoh.

Para korban yang jatuh sakit sangat beragam, mulai dari pelajar (TK, SD, MTs, SMP), guru, hingga orang tua, dan lainnya.

Dari total 108 korban tersebut, tercatat, 41 orang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan puskesmas.

Baca juga: Inilah Jadwal Acara TV Jumat 3 Oktober 2025 di NET TV, SCTV, RCTI, Trans TV, Trans 7 dan Indosiar

Serta 67 orang telah diizinkan pulang ke rumah setelah kondisi mereka membaik.

Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Agam, Roza Syafdefianti, semua korban telah menerima layanan kesehatan yang diperlukan di fasilitas-fasilitas tersebut.

"Pihak berwenang terus memantau situasi setelah lonjakan kasus keracunan ini," katanya.

Korban Masih Jalani Perawatan

Sebanyak 24 korban keracunan MBG masih menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung hingga Kamis (2/10/2025).

Para pasien sebelumnya mengalami gejala setelah menyantap nasi goreng dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Agam.

Direktur RSUD Lubuk Basung, dr. Riko Krisman, menyebutkan rumah sakit sempat menangani 27 pasien. Namun, tiga di antaranya sudah dipulangkan karena kondisi sudah stabil.

"Hingga Kamis (2/10/2025), kami masih merawat 24 pasien di RSUD Lubuk Basung. Sebelumnya, kami sempat merawat total 27 korban, namun tiga di antaranya sudah kami izinkan pulang karena kondisi mereka sudah membaik," ujar dr. Riko Krisman.

Pasien yang dirawat, menurut Riko, adalah bagian dari total 86 kasus yang mengalami gejala keracunan di Nagari Manggopoh dan Kampung Tangah, mencakup pelajar, guru, dan anggota keluarga siswa.

Baca juga: Pria di Sarilamak Lima Puluh Kota Diringkus Polisi Gegara Simpan Dua Paket Ganja dalam Kotak Rokok

"Keluhan utama yang dialami para korban umumnya adalah pusing dan mual setelah mengonsumsi nasi goreng yang merupakan bagian dari program MBG," jelasnya.

Saat ini, seluruh pasien yang tersisa di RSUD Lubuk Basung masih menjalani perawatan intensif.

Meskipun demikian, Riko menegaskan bahwa kondisi klinis para pasien secara umum telah menunjukkan perbaikan signifikan.

"Kami berupaya keras memberikan penanganan medis terbaik agar pasien-pasien ini segera pulih sepenuhnya. Kami berharap dalam waktu dekat, mereka semua bisa kembali sehat dan berkumpul lagi bersama keluarga," tutup Riko.

Selain di RSUD Lubuk Basung, korban keracunan juga tersebar di fasilitas kesehatan lain, di RSIA Rizki Bunda dan Satu orang Puskesmas Manggopoh.

Untuk sementara, operasional Dapur SPPG telah dihentikan sambil menunggu hasil koordinasi dan rapat dengan Badan Gizi Nasional (BGN) yang dijadwalkan berlangsung di Padang. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved