Berita Populer Sumbar

4 BERITA POPULER SUMBAR: Puluhan Siswa dan Guru di Agam Diduga Keracunan MBG, Truk Rem Blong

Kepala Puskesmas Manggopoh Rozi Cahaya, mengatakan jumlah korban keracunan ini berkisar 30 orang.

Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Panji Rahmat
MAKAN BERGIZI GRATIS- Siswa menunjukan menu MBG yang sedang ia santap saat lanjutan program MBG di Kota Pariaman Sumatera Barat. Sejumlah berita menarik Tribunpadang.com dalam 24 jam terakhir, yang disajikan pada berita populer Sumatera Barat (Sumbar). 

TRIBUNPADANG.COM - Sejumlah berita menarik Tribunpadang.com dalam 24 jam terakhir, yang disajikan pada berita populer Sumatera Barat (Sumbar).

Ada berita terkait puluhan siswa dan guru mengalami diduga keracunan setelah mengkonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Agam.

Kemudian, Kepala Ombudsman perwakilan Sumatera Barat (Sumbar), Adel Wahidi menyebut kilas balik Nur Amira sebagai Warga Negara Asing (WNA) sampai mendapatkan dokumen sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) terjadi akibat masalah layanan publik.

Selanjutnya petani di Solok, mengeluhkan kondisi tanaman tomat mereka yang rusak akibat cuaca buruk dalam beberapa pekan terakhir. 

Baca juga: Cuaca 7 Kota di Sumbar Kamis 2 Oktober 2025, Waspada Hujan Petir di Sawahlunto

Terdapat juga berita truk diduga mengalami rem blong di Kota Padang Panjang.

Baca berita selengkapnya:

1. Puluhan Siswa dan Guru di Agam Sumbar Diduga Keracunan Usai Konsumsi Makanan Program MBG

Puluhan siswa dan guru mengalami keracunan diduga pasca mengkonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Manggopoh, Agam, Sumbar, Rabu (1/10/2025).

Kepala Puskesmas Manggopoh Rozi Cahaya, mengatakan jumlah korban keracunan ini berkisar 30 orang.

“Jumlah itu meliputi siswa TK, SD dan SMP serta guru. Itu data sementara yang kami rekap sampai sore tadi,” ujarnya dihubungi.

Baca juga: Timnas Irak vs Indonesia - Singa Mesopotamia Miliki Rekor Mentereng Jelang Putaran Ke-4 Kualifikasi

Rozi menerangkan, para korban ini datang ke puskesmas manggopoh secara bertahap mulai pukul 15.00 WIB hingga malam ini.

Dari total 30 korban tersebut beberapa diantaranya sudah dirujuk pihaknya ke RSUD Lubuk Basung untuk penanganan medis lebih lanjut.

Selain dirujuk, beberapa korban juga sudah ada yang diperbolehkan pulang, setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak puskesmas.

“Sekarang masih ada siswa yang kami rawat, jumlahnya belum kami rekap,” ujarnya.

Baca juga: Kasus Nur Amira, LBH Padang Nilai Imigrasi Agam Lakukan Pelanggaran HAM dan Maladministrasi

Rozi tidak menepis akan ada siswa yang harus menjalani rawat inap, namun semuanya tergantung kondisi pasien hingga malam nanti.

Lebih lanjut ia menerangkan, gejala para korban ini hampir seragam yaitu mual dan kepala pusing.

Saat ini Rozi mengaku pihaknya masih melakukan pertolongan pada korban yang masih tersisa. 

2. WNA Bisa Punya Dokumen WNI di Agam, Ombudsman Sumbar Bongkar Bobrok Administrasi Publik

STATUS KEWARGANEGARAAN: Kepala Ombudsman Sumbar, Adel Wahidi saat memberikan keterangan dj Imigrasi Agam, Rabu (1/10/2025). Adel pastikan hak Nur Amira dan anaknya Zahira terpenuhi.
STATUS KEWARGANEGARAAN: Kepala Ombudsman Sumbar, Adel Wahidi saat memberikan keterangan dj Imigrasi Agam, Rabu (1/10/2025). Adel pastikan hak Nur Amira dan anaknya Zahira terpenuhi. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

Kepala Ombudsman perwakilan Sumatera Barat (Sumbar), Adel Wahidi menyebut kilas balik Nur Amira sebagai WNA sampai mendapatkan dokumen sebagai WNI terjadi akibat masalah layanan publik.

Pernyataan tersebut disampaikan Adel saat datang menemui Nur Amira, WNA yang didetensi di Imigrasi Agam, Rabu (1/10/2025).

Adel mengungkapkan, pihaknya menyoroti permasalahan awal dari Nur Amira sebagai WNA hingga mendapatkan dokumen sebagai WNI.

Baca juga: Komnas HAM Sumbar Belum Temukan Dugaan Pelanggaran HAM, WNA Didetensi di Imigrasi Agam

Kata Adel, ada permasalahan dari administrasi layanan publik yang sangat bobrok.

"Ini terjadi akibat adanya problem administrasi layanan publik kita yang sudah sangat kacau," terang Adel.

Ia beralasan, Nur Amira sebagai WNA bisa tinggal puluhan tahun di Indonesia, bahkan bisa mengurus segala dokumen yang dibutuhkannya.

"Bayangkan saja ada WNA bisa tinggal puluhan tahun dan bisa mengurus segala administrasi kebutuhannya," tegasnya.

"Ia bisa mengurus KTP, surat cerai dan lain-lain. Ini masa kelam layanan publik kita di awal-awal tahun 2000-an," pungkas Adel.

Sebelumnya diberitakan, Ombudsman bersama Komnas HAM perwakilan Sumatera Barat menemui Warga Negara Asing (WNA) yang didetensi di Imigrasi Agam, Rabu (1/10/2025).

Pertemuan tersebut diketahui untuk memastikan hak-hak WNA bernama Nur Amira dipenuhi selama didetensi di Imigrasi Agam.

Kepala Ombudsman Sumbar, Adel Wahidi mengungkapkan bahwa kedatangannya bersama Komnas HAM sebagai tindak lanjut dari pertemuan dengan pihak Imigrasi Agam, Jumat (26/9/2025) lalu.

"Kami menerima laporan dari Zahira, anak dari Nur Amira terkait adanya laporan penyimpangan prodsedur dalam penetapan status saat didetensi dan akan dideportasi ke Malaysia," kata Adel.

Adel menjelaskan, pada Jumat (26/9/2025) lalu pihaknya belum bisa bertemu dengan WNA yang didetensi bernama Nur Amira.

"Jadi hari ini kita bertemu langsung dengan Nur Amira. Juga mengkonfirmasi lagi keterangan-keterangan dari Imigrasi yang secara yakin menyatakan Nur Amira sebagai WNA," bebernya.

Tidak hanya itu ujar Adel, pihaknya bersama Komnas HAM juga memastikan hak-hak dari Nur Amira sebagai WNA yang didetensi, diberikan oleh Imigrasi Agam.

"Kami juga akan bertemu dengan Bupati Limapuluh Kota, untuk memastikan layanan dan hak-hak Zahira sebagai anak Nur Amira terpenuhi," sebut Adel.

Adel mengatakan, Zahira anak dari WNA bernama Nur Amira juga berpotensi terlantar apabila ibunya dideportasi ke Malaysia.

"Sebab, saat sekarang Zahira baru berumur 14 tahun dan masih sekolah," tegas Adel.(*)

3. Panen Tomat di Salimpek Solok Turun Drastis Akibat Cuaca Buruk, Banyak Buah Membusuk sebelum Dipetik

KEBUN TOMAT SOLOK - Memasuki musim penghujan, petani tomat di Nagari Salimpek, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, mulai meningkatkan upaya perawatan agar tanaman tidak mudah rusak. Intensitas hujan yang tinggi belakangan ini dikhawatirkan dapat memicu berbagai penyakit pada tanaman, seperti busuk buah, layu batang hingga serangan jamur.
KEBUN TOMAT SOLOK - Memasuki musim penghujan, petani tomat di Nagari Salimpek, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, mulai meningkatkan upaya perawatan agar tanaman tidak mudah rusak. Intensitas hujan yang tinggi belakangan ini dikhawatirkan dapat memicu berbagai penyakit pada tanaman, seperti busuk buah, layu batang hingga serangan jamur. (TribunPadang.com/Ghaffar Ramdi)

Petani di Nagari Salimpek, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, mengeluhkan kondisi tanaman tomat mereka yang rusak akibat cuaca buruk dalam beberapa pekan terakhir. 

Intensitas hujan yang tinggi membuat tanaman menjadi layu, buah membusuk, bahkan sebagian tanaman mati sebelum sempat dipanen.

Seorang petani setempat, Qabil, mengaku kerugian yang dialami cukup besar karena lahan tomatnya turut terdampak.

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Sumbar, Hujan Lebat dan Angin Kencang Ancam Sejumlah Wilayah Malam Ini

“Sudah hampir sepekan hujan terus-menerus. Tanaman tomat jadi cepat layu, buahnya membusuk, bahkan ada yang mati sebelum bisa dipetik. Padahal biaya untuk perawatan sudah banyak dikeluarkan,” ujar Qabil saat ditemui, Rabu (1/10/2025).

Ia menjelaskan, kondisi ini membuat hasil panen diprediksi turun drastis.

Jika biasanya dalam satu kali panen bisa menghasilkan dua ton tomat atau 60 peti, sekarang yang rusak saja sampai 8 peti.

“Biasanya kalau cuaca bagus, hasil panen lumayan. Sekarang hampir 20 persen rusak karena tomat busuk akibat kandungan air yang berlebih,” tambahnya.

Dirinya mengaku sudah melakukan upaya perawatan yang maksimal, namun karena cuaca yang tidak bisa diprediksi, tentu perawatan belum tentu sesuai dengan yang diharapkan.

“Kalau begini terus, saya juga khawatir menanam lagi. Cuaca buruk seperti ini memang sering terjadi ketika memasuki akhir tahun,” pungkasnya.

Kecamatan Lembah Gumanti sendiri dikenal sebagai salah satu sentra hortikultura di Kabupaten Solok.

Namun, musim hujan yang berkepanjangan kerap menjadi ancaman serius bagi para petani, terutama tanaman yang rentan busuk seperti tomat dan cabai.

4. Truk Rem Blong di Silaiang Padang Panjang Tabrak Sisi Kanan Jalan, Kondisi Sopir Luka-luka

KECELAKAAN TRUK- Satlantas Polres Padang Panjang saat berada di lokasi kecelakaan truk tanpa nomor polisi yang mengalami rem blong di Jalan Lintas Padang–Bukittinggi, Kelurahan Silaing Bawah, Kota Padang Panjang, Rabu (1/10/2025) dini hari. Sopir truk dilaporkan mengalami luka-luka, tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut.
KECELAKAAN TRUK- Satlantas Polres Padang Panjang saat berada di lokasi kecelakaan truk tanpa nomor polisi yang mengalami rem blong di Jalan Lintas Padang–Bukittinggi, Kelurahan Silaing Bawah, Kota Padang Panjang, Rabu (1/10/2025) dini hari. Sopir truk dilaporkan mengalami luka-luka, tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut. (Dokumentasi/Polres Padang Panjang)

Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Lintas Padang–Bukittinggi, tepatnya di Kelurahan Silaing Bawah, Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (1/10/2025) sekira pukul 01.20 WIB.

Kanit Kamsel Satlantas Polres Padang Panjang, Aipda Denny, mengatakan kejadian bermula ketika sebuah kendaraan truk tanpa nomor polisi yang dikendarai oleh seorang pria bernama Pat Alveka (421) tengah melintas dari arah Bukittinggi menuju ke Padang.

"Setibanya di lokasi kejadian, truk yang dikemudikan Pat Alveka mengalami masalah pada sistem pengereman," kata Aipda Denny.

Baca juga: DPR Hormati Gugatan Uang Pensiun di MK, Saan Mustopa Tegaskan Siap Ikuti Putusan

"Kendaraan tersebut mengalami rem blong sehingga tidak dapat dikendalikan dengan baik oleh pengemudi," sambungnya.

Akibat dari kondisi itu, truk kemudian menabrak sisi kanan jalan apabila dilihat dari arah Padang Panjang.

Benturan tersebut membuat kendaraan mengalami kerusakan.

Sementara itu, pengemudi yang diketahui bernama Pat Alveka mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.

Saat kecelakaan terjadi, kondisi jalan di lokasi kejadian terbilang baik.

Jalan beraspal mulus, berada di area persimpangan, cuaca pada malam itu dalam keadaan cerah, pandangan tidak terhalang, dan jalur lalu lintas dilengkapi dengan marka jalan.

Baca juga: Menkes Budi Gunadi Beberkan Tiga Faktor Utama Penyebab Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis

Dari hasil pemeriksaan di lapangan, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tunggal ini.

Korban luka berat juga nihil, sementara korban luka ringan tercatat satu orang yaitu pengemudi truk.

Selain menimbulkan korban luka, kecelakaan juga mengakibatkan kerugian materil.

Kendaraan mengalami kerusakan dengan taksiran kerugian sekitar Rp500 ribu.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved