Kasus Penganiayaan di Padang Pariaman

Pihak Keluarga Yakin Kematian Nenek di Padang Pariaman Akibat Tindak Penganiayaan yang Dialaminya

Pihak keluarga, Salmiati Ayu Reza, mengatakan, berdasarkan kejadian penganiayaan tersebut, ibunya kritis selama dua pekan di rumah sakit.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
Kolase Tribunnews
Ilustrasi- Kematian nenek yang diduga korban penganiayaan di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, diyakini oleh pihak keluarga akibat tindak penganiayaan yang diterimanya pertengahan September 2025 lalu. Pihak keluarga, Salmiati Ayu Reza, mengatakan, berdasarkan kejadian penganiayaan tersebut, ibunya kritis selama dua pekan di rumah sakit. Melalui hasil visum yang diterima pihak keluarga, korban berinisial RD mengalami pendarahan di bagian kepala dan sejumlah memar di tubuh. 

Namun, FA mengelak, Malahan FA menuduh bahwa cucu RD sudah melakukan pencurian di rumahnya.

Aksi RD tersebut kiranya, mengundang respon negatif dari anak FA, dengan menemui RD.

Pertemuan keduanya berlangsung cekcok, adu mulut yang berakhir tindakan pemukulan dan penendangan.

“Aksi penganiayaan itu, akhirnya menbuat ibu saya mengalami kritis dan harus menjalani perawatan hingga saat ini,” tuturnya.

Baca juga: Amri/Nita Tembus Semifinal Setelah Balas Kekalahan Atas Wakil China Guo/Chen

Bela Cucu, Nyawa Jadi Taruhan

Niat hati membela sang cucu dari kejahatan asusila, seorang nenek di Padang Pariaman, Sumatera Barat justru menjadi korban penganiayaan hingga kritis.

Nenek berinisial RD, kini terbaring tak berdaya dan belum sadarkan diri sejak peristiwa nahas yang menimpanya pada Kamis, 12 September 2025.

Peristiwa pilu ini bermula ketika RD berusaha melindungi cucunya yang diduga menjadi korban pencabulan.

Namun, pembelaan itu berujung fatal. 

RD justru dianiaya hingga tak sadarkan diri di Jalan Baru Korong Sungai Sirah, tepat di depan Mushala Baitul Hikmah.

Menurut Ketua ASPILA, Azwar Anas yang mendampingi keluarga korban, kondisi RD sangat mengkhawatirkan.

"Korban muntah dan matanya berdarah. Ia bahkan harus dipasang selang di leher untuk bernapas," tutur Anas, Jumat (19/9/2025).

Keluarga tak tinggal diam. Tante korban pencabulan, SA (40), melaporkan dugaan penganiayaan berat ini ke Polres Pariaman pada Sabtu, 14 September 2025.

Laporan tersebut telah diterima dan kini dalam proses penyelidikan. Terlapor dalam kasus ini diketahui berinisial FA.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pariaman, Rio, membenarkan bahwa laporan terkait dugaan penganiayaan dan pencabulan telah diterima.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved