Menteri Pertanian ke Sumbar
Mentan Andi Amran Pastikan Operasi Pasar Berlanjut Sampai Akhir 2025, Mampu Menekan Harga Beras
Menurut laporan yang diterimanya, harga-harga yang sebelumnya menjadi penyumbang inflasi kini mulai stabil.
Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmen pemerintah untuk terus melanjutkan program operasi pasar hingga akhir tahun 2025.
Hal itu disampaikan saat kunjungannya ke Pasar Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (16/9/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Andi Amran menyebut operasi pasar sudah berjalan masif hingga ke tingkat bawah, sehingga mampu menekan harga beras dan bahan pokok lainnya.
Menurut laporan yang diterimanya, harga-harga yang sebelumnya menjadi penyumbang inflasi kini mulai stabil.
Baca juga: Update Kributan di Kantor DPRD Solsel, Sekwan Sebut Guru Honorer Ingin Tahu Kejelasan Status
Hal itu terbukti dari data Badan Pusat Statistik (BPS), di mana inflasi nasional yang sebelumnya berada di angka 2,7 persen turun menjadi 2,31 persen.
“Operasi pasar ini akan terus kita jalankan sampai Desember. Kalau memang dibutuhkan, kita lanjutkan sampai Januari bahkan Februari, karena stok beras kita masih sangat cukup," katanya.
"Stok yang belum tersalurkan masih lebih dari satu juta ton, sementara yang sudah disalurkan baru sekitar seratus hingga dua ratus ribu ton. Jadi kondisinya masih aman,” sambungnya.
Lebih jauh, Andi menegaskan bahwa pemerintah juga menargetkan swasembada pangan bisa tercapai lebih cepat dari rencana awal.
Baca juga: Bandar Narkoba Diciduk Polisi di Muaro Bodi Sijunjung, 76 Gram Sabu Disita
Jika sebelumnya ditetapkan dalam empat tahun, kini target itu diupayakan bisa diraih hanya dalam satu tahun.
“Kita bersyukur stok beras kita sangat aman. Bahkan permintaan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang cukup tinggi pun bisa kita layani, sampai 6.000 hingga 7.000 ton per hari di seluruh Indonesia. Kalau pun naik jadi 10.000 ton per hari, tidak masalah karena stok kita memadai,” katanya.
Selain menjaga stabilitas harga, Andi juga menekankan pentingnya keseimbangan antara perlindungan terhadap petani dan kepentingan konsumen.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini harga gabah di lapangan mulai berada di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP).
Karena itu, langkah strategis harus dilakukan agar petani tetap terlindungi, sementara masyarakat tetap mendapatkan harga yang terjangkau. (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.