PT Semen Padang

Gotong Royong di Puncak Labuang: Peladang dan PT Semen Padang Ubah Jalan Tanah Jadi Beton

Didukung PT Semen Padang. Peladang Puncak Labuang Padang gotong royong mengecor jalan beton di bawah terik untuk perbaiki akses dan tingkatkan panen.

Editor: Emil Mahmud
dok/humasptsp
KEGIATAN BETONISASI JALAN - Didukung PT Semen Padang. Peladang Puncak Labuang Padang gotong royong Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat atau Sumbar mengecor jalan beton di bawah terik untuk perbaiki akses dan tingkatkan panen, 2 November 2025 lalu. 

MATAHARI baru saja mencapai titik tertingginya di langit Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (2/11/2025) siang.

Di kawasan Hutan Kemasyarakatan atau HKm Puncak Labuang, Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumbar panas terasa membakar kulit. 

Namun di balik teriknya siang, semangat puluhan peladang justru berkobar. Mereka bahu-membahu menuang adukan semen ke jalan tanah yang kini perlahan berubah menjadi jalur beton yang kokoh. 

Dengan cangkul, sekop, dan ember di tangan, mereka bergotong royong mengecor jalan sepanjang lereng bukit yang membelah kawasan hutan rakyat itu.

Suara adukan semen yang diaduk molen bercampur dengan tawa warga. Di tengah peluh dan debu, gotong royong terasa hidup.

Setiap ember semen yang dituang menjadi simbol kebersamaan dan tekad memperbaiki akses kehidupan

“Capek iya, tapi senang,” ujar Syaiful, salah satu peladang yang sejak pagi sudah berada di lokasi. Keringatnya menetes, namun wajahnya berseri-seri.

Ia tahu, di balik kerasnya kerja hari itu, ada sesuatu yang lebih besar yang sedang mereka bangun untuk anak dan cucu mereka kelak.

“Ini bukan sekadar membangun jalan. Ini tentang memperbaiki hidup kami, tentang anak-anak kami nanti. Kalau aksesnya bagus, hasil panen bisa lebih cepat keluar, harga jual pun bisa naik,” tambahnya.

Baca juga: Dukung Raida VII Kwarda Sumbar 2025, PT Semen Padang Berikan 100 Zak Semen ke Kwarcab Pramuka Padang

Sebelum dibeton, kondisi jalan ini jauh dari layak dan hanya bisa diakses oleh sepeda motor. Bahkan, hampir tidak ada peladang yang tidak pernah terjatuh saat membawa hasil panen.

"Jalannya tanah, licin, dan tanjakannya curam. Kalau hujan,  jalan tanah itu berubah menjadi kubangan lumpur. Sekarang pelan-pelan kami bangun sendiri, dan pembangunan jalan ini juga berkat dukungan dari PT Semen Padang," katanya.

Jalan yang dibetonisasi itu tampak sederhana, namun fungsinya amat vital. Bagi peladang di Puncak Labuang, jalan tersebut adalah satu-satunya akses menuju lahan garapan mereka yang mayoritas ditanami manggis, durian, dan kopi.

Namun, manggis adalah sebuah kebanggaan sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi para peladang. Karena, membawa buah eksotis itu menuruni jalan licin bukanlah perkara mudah. 

“Kalau tidak hati-hati, manggis bisa jatuh dan kelopak bunganya bisa rusak. Kelopak bunga di tampuk mangis itu yang menentukan kualitas super. Sedikit saja rusak, harganya langsung turun. Padahal untuk mendapatkan manggis kualitas super itu susah," jelas Lamsuir Rajo Api, peladang Puncak Labuang lainnya yang turut terlibat dalam gotong royong pembangunan jalan beton tersebut.

Manggis dengan kualitas super, kata Lamsuir, harganya sangat mahal. Bahkan mencapai Rp80 ribu/kg.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved