TRIBUNPADANG.COM, PADANG PANJANG – Riwayatul Ismi, S.ST.Par., M.Par., M.M., guru Pemasaran di SMKN 1 Padang Panjang, tak pernah membayangkan dirinya mampu membuat media pembelajaran digital sendiri.
Selama bertahun-tahun, ia mengandalkan buku teks, gambar di papan tulis, dan sesekali presentasi PowerPoint.
“Kalau dengar istilah QR Code, saya pikir itu hanya untuk pembayaran atau belanja online. Tidak pernah terpikir untuk dipakai di kelas,” ujarnya sambil tersenyum, beberapa waktu lalu.
Pandangan Riwayatul berubah ketika Universitas Negeri Padang (UNP) melalui Program Multidisiplin Kemitraan Masyarakat (PMKM) datang ke sekolahnya.
Baca juga: Beda Jauh dari Sangir, Kecamatan Ini Paling Sedikit Penduduk di Kabupaten Solok Selatan Sumbar
Selama enam pertemuan intensif pada Juli–Agustus 2025, ia bersama 19 guru lainnya mengikuti pelatihan bertajuk "Peningkatan Keterampilan Guru dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Digital Berbasis Quick Response (QR) Code untuk Mendukung Activities Digital Learning (ADL)".
Pelatihan ini dipimpin Dr. Nuzul Hidayat, S.Pd., M.T. bersama tim pengabdi Juli Sardi, S.Pd., M.T. dan Rido Putra, S.Pd., M.Pd.T.. Mereka didampingi mahasiswa pengabdi Fajar Adrian Fahrezi dan Farhat Ramadhan Ilza, dengan dukungan mitra sekolah Gusti Kamal, S.Pd., M.Pd.
Di ruang laboratorium komputer SMKN 1 Padang Panjang, para guru yang biasanya sibuk mengoreksi tugas kini sibuk membuat QR Code.
Desain QR Code berwarna-warni mulai bermunculan di layar laptop mereka. Ada yang menghubungkannya ke video buatan sendiri di YouTube, kuis interaktif di Google Form, hingga modul pembelajaran di Google Drive.
Baca juga: Bukan Sembilan Koto atau Asam Jujuhan, Inilah Kecamatan Paling Sepi di Kabupaten Dharmasraya Sumbar
Fauzi, S.Pd., guru Perhotelan, mengaku awalnya canggung.
“Takut salah klik, takut data hilang. Tapi setelah dibimbing, ternyata membuat QR Code semudah membuat pesan di WhatsApp,” katanya.
Ia kini telah menyiapkan materi praktik tata boga dan tata hidang dalam bentuk video yang bisa diakses siswa dari rumah hanya dengan memindai QR Code di papan pengumuman kelas.
Pelatihan ini bukan hanya membahas teknis pembuatan QR Code. Dr. Nuzul Hidayat menjelaskan bagaimana media digital dapat mendukung model pembelajaran aktif seperti Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Flipped Classroom.
Baca juga: Kamel Tetap Melaut, Sampah yang Menumpuk di Pantai Padang Tak Ganggu Aktivitas Nelayan
“Media hanyalah alat. Kuncinya adalah bagaimana guru menggunakannya untuk membuat siswa aktif, kreatif, dan terlibat penuh,” tegasnya.
Rido Putra membimbing peserta menggunakan Canva untuk desain grafis, sedangkan Agus Baharudin mengajarkan optimalisasi QR Code untuk menghubungkan siswa ke berbagai sumber belajar interaktif.
Bagi sebagian guru, pelatihan ini menjadi pengalaman emosional.