Di sisi lain, fenomena ini juga membuka ruang diskusi soal pentingnya konsumsi yang lebih bijak dan berkelanjutan. Bubuk matcha yang sehat idealnya berasal dari tanaman teh hijau organik, bebas pestisida, dan diproses sesuai standar.
Sayangnya, tidak semua produk yang beredar memenuhi standar ini. Artinya, harga murah belum tentu aman, apalagi kalau tidak jelas asal-usul bubuk matchanya.
Ngomongin tren matcha juga bikin kita makin sadar pentingnya menjaga keseimbangan dalam konsumsi. Nggak ada yang salah dengan menikmati matcha latte sebagai bagian dari gaya hidup kekinian.
Tapi, penting juga untuk tetap bijak, baik dari segi frekuensi konsumsi maupun asal-usul produknya. Matcha yang benar-benar sehat sebaiknya berasal dari bahan organik, bebas pestisida, dan diproses dengan standar yang jelas.
Ingat, sesuatu yang terlihat sehat belum tentu selalu aman, apalagi kalau dikonsumsi berlebihan atau sudah dicampur banyak tambahan manis. Jadi, sebelum ikut-ikutan tren, ada baiknya kita paham dulu dampaknya buat tubuh.
Matcha boleh hype, tapi kesehatan tetap nomor satu yaa.
(Penulis: Tharisa Celia Marta, mahasiswa Sastra Inggris FIB Unand yang magang di TribunPadang.com)