SNBP 2025

 Sosok Devit Febriansyah Pelajar Sumbar Lolos ITB, Rektor Langsung Jemput ke Rumah di Malalak

Penulis: Muhammad Iqbal
Editor: Rahmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PELAJAR BERPRESTASI - Devit Febriansyah, pelajar dari SMAN 1 Bukittingi yang lulus ITB jalur SNBP tahun 2025 dan langsung dijemput oleh rektor ke rumahnya, Sabtu, (7/6/2025) lalu. Sosok Devit terkenal akan kemampuannya dalam ilmu pengetahuan dan mencari tahu hal-hal baru di mata orang tua dan gurunya.

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Devit Febriansyah, seorang pelajar berprestasi asal Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya.

Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, menjemput langsung Devit di kediamannya pada Sabtu (7/6/2025).

Pelajar Malalak lolos ITB ini merupakan kabar baik bagi keluarga Devit dan masyarakat Malalak.

Devit merupakan seorang anak kurang mampu yang lulus ITB melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025.

Ia tinggal di sebuah rumah yang cukup sederhana di Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam.

Baca juga: Inspirasi Setelah Mempelajari Culturally Responsive Teaching: Refleksi Guru dari Modul 1 Topik 4

Dari Kota Bukittinggi, Tribunpadang.com melewati lika likunya jalan di Malalak. Kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 45 menit untuk sampai di kediaman Devit.

Sesampainya Tribunpadang.com ke kediaman Devit, terlihat kedua orang tua dan devit sudah menunggu di luar rumah.

Baru turun dari kendaraan, keluarga tersebut langsung menyambut Tribunpadang.com dan mempersilahkan masuk.

Perbincangan dimulai dengan menceritakan tujuan kedatangan Tribunpadang.com ke rumah Devit.

Singkat cerita, saat ditanya mengenai sosok Devit kepada orang tua, sang ayah yang bernama Doni Afrizal menyebut anaknya memang terkenal rajin belajar.

Baca juga: Drawing dan Perkiraan Ronde Keempat Piala Dunia 2026, Marselino Ferdinan Cs Tak Diunggulkan

Dari kecil hingga sekarang, Devit selalu rajin belajar, bahkan ia selalu ingin tahu segala hal.

"Ia dari kecil memang suka belajar dan selalu ingin tahu tentang apa saja," kata Doni saat bercerita kepada Tribunpadang.com.

Selain belajar, di rumah ia juga suka membantu sang ibu untuk menguliti kayu manis.

Doni mengatakan jika ia dan sang istri, Julimar hanya diupah oleh pemilik kebun untuk mengambil kulit kayu manis.

"Saya tidak punya pohon kayu manis maupun kebunnya. Kami hanya diupah oleh orang," ucap ayah Devit.

Baca juga: Kisah Nauli Al Ghifari Lulus di Kampus ITB Jalur SNBP, Keinginan Sejak SD yang Jadi Kenyataan

Halaman
12

Berita Terkini