Kantor Komunikasi Kepresidenan

Program Prabowo untuk Dorong Perempuan Lebih Berdaya

Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KABUPATEN LAYAK ANAK - Bupati Pasaman Barat Yulianto saat menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan di Jakarta, Jumat (8/8/2025) malam. Kali ini Pasaman Barat berhasil meraih penghargaan kategori Nindya dalam penilaian Nasional Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2025.

TRIBUNPADANG.COM, JAKARTA - Perempuan harus berdaya. Dan perempuan pelan-pelan harus sadar kalau dirinya adalah subjek, bukan sekadar objek.

Pernyataan itu dikemukakan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Veronica Tan. Veronica ingin perempuan juga tahu porsinya ketika berstatus sebagai istri dan ibu di dalam keluarga.

"Kami ingin mendorong bagaimana perempuan yang tadinya (diibaratkan) tulang rusuk, menjadi tulang punggung juga bagi keluarga," kata Veronica saat menjadi pembicara dalam Diskusi Double Check bertema Peran Pembangunan Keluarga dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045, di Museum Toety Herati, Jakarta, Sabtu (9/8/2025).

Diskusi Double Check digagas Kantor Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO) bersama Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air (Gempita).

Diskusi juga menghadirkan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, dan Tenaga Ahli Utama PCO Chacha Annisa.

Baca juga: MBG, Hadiah HUT Ke-80 RI untuk Kemerdekaan Gizi Anak Bangsa

Vero mencontohkan, ketika pemerintah menggelontorkan Program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih, perempuan bisa lebih mengoptimalkannya. Perempuan di desa atau kelurahan bisa berpartisipasi lebih aktif untuk bisa meningkatkan taraf ekonomi mereka.

"Perempuan di daerah-daerah tertentu juga harus diberi akses modal agar bisa juga memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga," kata Vero.

Vero masih ingat saat berkunjung ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Banyak perempuan yang ikut bekerja, namun status di Kartu Tanda Penduduknya (KTP) sebagai ibu rumah tangga. "Nah, status itu tak bisa memberikan perempuan akses pada pemberian permodalan. Ini yang akan kita benahi," kata Vero.

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, mengatakan semua program prioritas yang dibuat Presiden Prabowo Subianto tujuannya adalah untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Dia mencontohkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Program MBG ini menjadi momen emas bagi ibu hamil dan menyusui untuk mencegah stunting," kata Isyana.

Program MBG juga penting bagi anak yang berusia 1.000 hari pertama kehidupan. Melalui MBG, pemerintah berupaya menurunkan angka prevalensi stunting.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 mencatat angka prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8 persen. Capaian ini menjadi langkah penting menuju target jangka panjang penurunan stunting hingga 5 persen pada 2045.

Tenaga Ahli Utama PCO Chacha Annisa mengatakan negara tumbuh bukan dari lembaga atau parlemen, tapi dari meja makan keluarga. Ketika keluarga tangguh, maka negara akan tanggung.

"Keluarga yang bahagia, kokoh, dan tangguh akan menjadi sebuah pohon bernama negara," kata Chacha.

Program-program prioritas pemerintah yang saat ini dijalankan, kata Chacha, tak lain untuk memperkokoh masyarakat mulai dari level keluarga. Dia mencontohkan program-program yang masuk dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo seperti Makan Bergizi Gratis, Cek Kesehatan Gratis, Sekolah Rakyat, Kopdes Merah Putih, hingga 3 Juta Rumah, selalu dimulai dari keluarga.

"Program-progam yang sudah running itu semuanya bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk anak, ibu, hingga ayah di seluruh Indonesia," kata Chacha.

Implementasi program-program itu, lanjut Chacha, menandakan Presiden Prabowo peduli pada keluarga. "Ini adalah wujud nyata menuju Indonesia Emas 2045," kata dia.(rel/pco)

Berita Terkini