TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Status Gunung Marapi Sumatera Barat kembali menurun dari Level III (Siaga) ke Level II (Waspada), Minggu (1/12/2024).
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid A.N, berdasarkan keterangannya menyebutkan dari pengamatan dalam satu minggu terakhir (23-30 November 2024) secara visual Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut.
"Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi sekitar 100-150 meter di atas puncak. Terjadi dua kali erupsi atau letusan pada 29 November 2024 namun tinggi dan warna kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut atau awan," jelasnya.
"Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, dan barat. Suhu udara sekitar 16,8-25,1°C," sambungnya.
Baca juga: Warga Lihat Babi & Simpai Turun saat Erupsi Gunung Marapi Sumbar Meningkat, Pakar: Ada Alasan Logis
Sementara itu, berdasarkan pengamatan instrumental, data kegempaan dalam rentang waktu 23-30 November 2024 didominasi oleh gempa Hembusan, sedangkan gempa erupsi atau letusan terekam sangat jarang.
"Data gempa selengkapnya adalah terekam 2 kali gempa letusan, 44 kali gempa hembusan, 7 kali gempa vulkanik dangkal, 12 kali gempa vulkanik dalam, 18 kali gempa tektonik lokal, 19 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 1 mm)," jelasnya.
"Dari awal November 2024 grafik tiltmeter Stasiun Batu Palano cenderung mendatar terutama pada sumbu tangensial," sambungnya.
Berdasarkan data tersebut, evaluasi perkembangan aktivitas Gunung Marapi sampai dengan 1 Desember 2024 secara visual aktivitas Gunung Marapi bersifat fluktuatif di mana pada minggu ini masih cenderung melanjutkan penurunan.
"Aktivitasnya didominasi oleh hembusan dengan tinggi asap yang teramati maksimum 150 meter di atas puncak. Erupsi yang terjadi tidak teramati secara visual karena tertutup kabut atau awan, namun jangkauan lontaran material letusan diperkirakan jatuh di sekitar area kawah," katanya.
Baca juga: Gunung Marapi Sumbar Naik Status, Ade Edward Tekankan Perlu Penguatan Mitigasi Kultural Masyarakat
Gempa Letusan atau Erupsi masih terekam namun dengan jumlah yang sangat jarang dan cenderung menurun.
Gempa Hembusan juga masih melanjutkan penurunan.
Aktivitas kedua jenis gempa ini sebagai manifestasi dari pelepasan energi dari adanya fluktuasi gempa vulkanik terutama Vulkanik Dalam (VA) yang berkaitan dengan pasokan atau intrusi magma dari kedalaman.
Pada minggu ini gempa vulkanik dalam menurun kembali bila dibandingkan dengan satu minggu sebelumnya.
Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Marapi masih aktif terjadi yang bisa jadi berkaitan dengan dinamika dari intrusi magma.
Pada awal Oktober 2024 terjadi peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) yang kemudian disusul oleh peningkatan gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan penurunan nilai dv/v (variasi kecepatan seismik) dan koherensi di akhir Oktober 2024.