Sedangkan semua proses diserahkan sepenuhnya kepada Dokter Forensik yang telah hadir di Kota Padang. "Kami dari awal bersama Kompolnas dan lainnya sudah bersama-sama menyaksikan proses penggalian makam," katanya.
Pihaknya akan mengikuti proses ini secara profesional dari rangkaian kegiatan ekshumasi ini. Ia menganggap adanya istilah otopsi ulang adalah hal yang wajar, karena untuk memastikan bagaimana proses hukum tetap berjalan.
Baca juga: Jenazah Afif Maulana Tinggal Rangka: Kesaksian Warga Padang yang Ikut Bongkar Makam
"Kami yakini tetap tegak lurus, tidak merekayasa. Kami akan profesional menangani hal ini, termasuk pelaksanaan ekshumasi hari ini yang merupakan bagian dari profesional pekerjaan," ujarnya.
Pihaknya dari Polda Sumbar bersama dengan Polresta Padang akan mengikuti prosedur dari berbagai pihak yang akhirnya menghadapkan hari ini dilaksanakan ekshumasi.
Apapun hasilnya yang dilakukan oleh kepolisian maupun Dokter Forensik dalam hal ini dalam rangka penyelidikan lebih lanjut. Hal itu untuk memastikan ada atau tidaknya tindak pidana.
"Kalau sudah ada kepastian, itu baru proses penyidikan. Kita informasikan bahwa Polri dalam hal ini Polda Sumatera Barat khususnya penyidik Reskrim Polresta Padang yang dibackup oleh Dit Reskrimum Polda Sumbar sampai saat ini masih melaksanakan penyelidikan secara profesional," sebutnya.
Irjen Pol Suharyono selaku Kapolda Sumbar mengaku mematuhi aturan dari Dokter Forensik. Ia mengaku pada saat proses ekshumasi hanya berada di luar dan tidak masuk melihat jasad di dalam.
Baca juga: Momen Kapolda Sumbar Bersama Keluarga Afif Maulana saat Pembongkaran Makam untuk Ekshumasi Jenazah
Ia sangat bersyukur atas proses ini, dan dihimbau kepada masyarakat umum, akademisi ataupun praktisi memaklumi adanya hal ini. Diharapkannya permasalahan ini segera berakhir, karena kita masih dihadapkan dengan banyak pekerjaan.
"Harapannya masyarakat juga memahami, memaklumi dengan adanya upaya ini. Hal ini adalah upaya hukum yang memang harus dilakukan," pungkasnya.
2. Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli Agam Gelar Rapat Bersama Masyarakat, Cari Solusi Kasus Asusila Guru
Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli menggelar pertemuan penting dengan berbagai elemen masyarakat di Kenagarian Canduang Koto Laweh, Kabupaten Agam, Rabu (7/8/2024).
Dalam pertemuan tersebut, dibahas solusi atas kasus guru yang cabuli puluhan siswa yang mengguncang MTI Canduang dan masyarakat setempat.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Wali Nagari, Wali Jorong, Badan Musyawarah (Bamus), Kerapatan Adat Nagari (KAN), pemuda, dan ketua-ketua lembaga yang ada di kenagarian tersebut.
Kepala Aliyah MTI Canduang, Candra mengatakan pertemuan ini bertujuan untuk membahas dan mencari solusi atas kasus pelecehan seksual yang telah mengguncang MTI Canduang dan masyarakat setempat.
Dalam suasana yang penuh keterbukaan dan musyawarah, seluruh peserta sepakat untuk mendukung penuntasan kasus tersebut dengan secara transparan dan diserahkan kepada pihak MTI Canduang.
Baca juga: Masyarakat Boikot MTI Canduang Agam, Begini Respon Pihak Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli