Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Mengenal Jembatan Bailey untuk Bantu Korban Galodo Sumbar, Dirancang Sejak Era Perang Dunia II

Penulis: Rahmadisuardi
Editor: Rahmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jembatan bailey yang terletak Jorong Tigo Ninik, Nagari Parambahan, Tanah Datar, Minggu (26/5/2024).

Desain jembatan ini telah diuji di Experimental Bridging Establishment (EBE) di Christchurch, Hampshire, Inggris, dengan beberapa bagian dari Braithwaite & Co.

Pengujiannya dilakukan sejak Desember 1940 dan berakhir tahun 1941.

Prototipe pertama diuji tahun 1941. Untuk pengujian awal, jembatan diletakkan di atas lapangan, sekitar 2 kaki (0,61 meter) di atas tanah, lalu beberapa tangki Mark V dipenuhi dengan besi kasar dan ditumpuk satu sama lain. 

Prototipe ini digunakan untuk merentang Saluran Mother Siller, yang memotong Marsp Stanpit terdekat, daerah rawa-rawa di pertemuan Sungai Avon dan Sungai Stour (50 ° 43′31 ″ N1 ° 45′44 ″ W).

Baca juga: Jalan Tol Padang-Sicincin Baru 63.5 Persen hingga Mei 2024, Pembebasan Lahan Masih Terkendala

Proses pemasangan jembatan bailey dan normalisasi sungai oleh tim gabungan di Simpang Bukik, Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumbar, Senin (20/5/2024). (TribunPadang.com/FajarAlfaridho)

Produksi Massal Juli 1941

Setelah melakukan serangkain tes dan uji coba, Jembatan Biley akhirnya diproduksi secara massal pada Juli 1941.

Ribuan pekerja dan lebih dari 650 perusahaan, termasuk perusahaan bernama Littlewoods, terlibat dalam pembuatan jembatan, dengan produksi akhirnya meningkat menjadi 25.000 panel dalam sebulan.

Setelah pengembangan dan pengujiannya sukses, jembatan tersebut mulai digunakan Korps Insinyur Kerajaan dan pertama kali digunakan di Afrika Utara tahun 1942.

Sejarah mencatat bahwa Jembatan Bailey ini terbukti mudah digunakan dan menjadi solusi terutama untuk memenuhi kebutuhan akses jembatan di tengah kondisi mendesak dan darurat.

Kondisi darurat dimaksud seperti dalam keadaan perang militer, dan juga dalam keadaan darurat akibat bencana alam.

Jembatan Bailey ini sangat mudah untuk dirakit. Meski demikian, keamanan dan kualitanya dinilai bagus dan sudah teruji.

Terbukti Jembatan Bailey yang umurnya sudah puluhan tahun sejak era Perang Dunia II tetap eksis dan masih digunakan hingga saat ini terutama pada saat terjadi darurat bencana alam.

Baca juga: Pencarian Korban Banjir Bandang Tanah Datar Terus Dilakukan, Gunakan Hagglunds PMI Sumbar

Mudah Bongkar Pasang

Salah satu keberhasilan dari Jembatan Bailey ini karena kesederhanaan fabrikasi dan perakitan komponen modular, dikombinasikan dengan kemampuan untuk mendirikan dan menggunakan bagian dengan bantuan minimum dari alat berat.

Jembatan Bailey dapat dirakit dan dipasang dalam waktu singkat dan cepat dengan sedikit tenaga manual dan alat yang sederhana (hand tools).

Cara memasangnya pun mudah, hanya menyambungkan semua komponen mulai dari penjepit, baut, dan pengapit.

Selain itu, Jembatan Bailey sangat strategis dalam menunjang atau memulihkan pembangunan di pelosok daerah yang sulit dijangkau dan juga sangat cepat pemasangannya untuk membantu daerah-daerah rawan bencana lama.

Halaman
123

Berita Terkini