Oleh: Dalium, S.Pd.I, Gr Guru Bahasa Arab MTsN 6 Pasaman Barat

Ahmad Rezki Mandali (8) panggilan Arez adalah seorang siswa kelas III pada MIN 1 Pasaman Barat. Hujan yang cukup deras seharian mengakibatkan jalan menuju sekolah digenangi air, namun itu tidak menjadi penghalang bagi seorang Arez untuk pergi ke sekolah.

Dengan semangat yang tinggi dan dengan kegigihannya ia tetap pergi ke sekolah walaupun harus mengarungi genangan air yang meluap akibat derasnya curah hujan ketika itu.

Tinggi genangan air di jalan menuju sekolahnya ketika itu hampir mencapai pinggang orang dewasa dan jika ingin melewatinya bocil ini harus bisa berenang bahkan harus rela baju dan celananya basah.
 
Sebelumnya, Arez adalah siswa di MIN 2 Pasaman Barat, Kecamatan Kinali. Dia termasuk siswa yang rajin dan siswa yang berprestasi di sekolah tersebut serta sudah banyak prestasi yang telah ia torehkan selama di MIN 2 Pasaman Barat.

Di antaranya juara 1 di kelasnya, Juara 1 Lomba Tahfiz, Juara 2 Lomba Baca Puisi, Juara 2 Lomba Pildacil Tingkat Nasional Kecamatan, Juara 1 dan 2 Lomba Baca Teks Proklamasi selama dua tahun berturut-turut Tingkat Nasional se-Kecamatan Kinali, dan masih banyak lagi prestasi yang lain yang Dia peroleh baik Tingkat Nasional maupun Tingkat Sekolah.

Baca juga: Literasi di Kelasku, Aku dan Sekolahku

Teman-teman dan guru-guru di sanapun merasa kehilangan murid kebanggaannya seperti Arez, karena dia selalu patuh kepada gurunya dan apabila diajak untuk menampilkan bakat yang ada dalam dirinya, ia tidak akan pernah menolak untuk menampilkannya.

Selain itu, Arez ini sering juga membantu orang tuanya mengajar mengaji (baca Al-Quran) pada sore hari dan kursus membaca pada malam hari setelah salat Magrib.

Kalau di sekolah, ia juga selalu membantu teman-temannya yang mempunyai kendala dalam belajar, seperti mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh guru. Namun, kini Arez telah pindah sekolah dan menjadi seorang siswa di MIN 1 Pasaman Barat. Sudah tentu ia harus bisa menyesuaikan diri dengan sekolah serta lingkungan kehidupan sekolahnya yang baru.

Awalnya, Arez tidak mau pindah sekolah, akan tetapi karena keadaan orang tuanya yang pindah Dinas dari MTsN 3 Pasaman Barat ke MTsN 6 Pasaman Barat, mau tidak mau ia pun harus ikut orang tuanya.

Ia sebelumnya sempat ragu untuk pindah sekolah, namun setelah berpikir ulang kembali dan akhirnya meluruskan niatnya untuk ikut bersama orang tuanya, karena ia berpikir bahwa perkataan dan nasehat orang tua untuknya itulah yang terbaik sehingga akhirnya ia memutuskan untuk pindah sekolah tetapi harus sekolah di MIN juga.

Baca juga: Ikhlas adalah Kunci Mendidik yang Berbuah Manis

Kebetulan, ditempat Ibunya pindah dinas itu ada MIN, akan tetapi dengan jarak yang sedikit jauh dari tempat tinggalnya. Kalau tidak di MIN, ia tidak mau sekolah dan juga tidak mau pindah sekolah. Akhirnya orang tuanya menuruti keinginannya untuk menyekolahkannya di MIN 1 Pasaman Barat ini.

Bocah ini juga bercita-cita menjadi orang yang sukses dan menjadi seorang penghafal Al-Quran serta bisa membanggakan kedua orang tuanya.

Untuk saat ini, jarak dari tempat tinggalnya ke sekolah tempat ia menuntut ilmu berjarak sekitar 11 kilometer dan dengan waktu tempuh sekitar 15 menit menggunakan sepeda motor.

Pada Jumat (7/3/2024) lalu, akibat curah hujan yang tinggi sejak Kamis (6/3/2024) malam membuat sejumlah daerah diterjang banjir termasuk daerah tempat Arez bersekolah yakni di Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas.

Akibatnya, pada hari itu banyak pelajar yang tidak bisa berangkat sekolah. Akan tetapi berbeda dengan Arez, bermodal dengan niat dan tekat yang kuat ia nekat berangkat ke sekolah. Sesampainya di pertengahan jalan menuju sekolahnya, ada jalan yang tak bisa dilalui dengan berjalan kaki ataupun kendaraan roda dua akibat terhalang banjir.

Baca juga: Bijaksana Bermedia Sosial “Saring sebelum Sharing"