Literasi Digital Pasbar
Ikhlas adalah Kunci Mendidik yang Berbuah Manis
Seorang guru yang bernama Tistawati tinggal di Padang Tujuh dan mengajar di SMAN 1 Kinali yang menempuh tiga kecamatan yang berbeda untuk sampai
Oleh: Tistawati, S.Pd Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Kinali Kecamatan Kinali
Bicara mengenai perjuangan guru bukanlah perkara yang mudah, apalagi perjuangan jarak tempuh dari rumah ke sekolah membutuhkan waktu hitungan jam dan jarak sekian kilometer.
Saya adalah seorang guru yang bernama Tistawati tinggal di Padang Tujuh dan mengajar di SMAN 1 Kinali yang menempuh tiga kecamatan yang berbeda untuk sampai ke sekolah ini.
Setiap hari saya harus menempuh jarak sepanjang 30 km dengan sepeda motor yang selalu setia menemani. Melewati jalan dengan penuh rintangan terkadang terpapar hujan yang membasahi setiap helainya dan juga terkadang diselimuti teriknya mentari yang begitu panas.
Tidak hanya itu, yang lebih membuat kejutan luar biasa adalah ketika hujan diiringi dengan petir serta angin kencang sehingga bibirpun tidak hentinya mengucapkan asma Allah yang maha besar.
Lelah, takut dan khawatir? Pasti. Hal itulah yang memang saya rasakan, tetapi setelah sampai di sekolah dan disambut dengan tawa canda siswa-siswi, rasa itu hilang dengan seketika.
Rutinitas rutin mulai Senin hingga Sabtu yang saya lakukan adalah bangun pukul 04.00 WIB dan berangkat dari rumah pukul 06.00 WIB. Ritual itulah yang harus saya jalani, meskipun suara jangkrik belum bertukar dengan kokok ayam di pagi itu, namun hal itu agar saya tidak terlambat ke sekolah.
Akan tetapi, Jujur saya bahagia dan saya bangga menjadi guru. Karena ini adalah mimpi saya sejak kecil, saya sangat tersentuh mengeluti pekerjaan ini. Sebab saya dilahirkan dari orang tua yang juga berprofesi seorang guru.
Ketika kecil, saat itu usia saya masih berkisar 4 tahun, saya sering dibawa oleh Ayah ke sekolah tempat ia mengajar dan di sana saya sering diajak bermain oleh murid – muridnya, sehingga itulah sebabnya saya terinspirasi ingin menjadi guru. Karena guru bisa memposisikan diri sebagai orang tua, teman, dan motivator.
Saya mulai menekuni profesi guru sejak tahun 2000 pada sebuah sekolah swasta yang berdekatan dengan tempat tinggal saya saat itu. Kemudian pada tahun 2003, saya ikut berjuang seleksi menjadi guru, yang akhirnya saat itu berstatus sebagai guru bantu di Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman.
Perjuangan yang luar biasa, sebab saat itu usia anak saya yang nomor dua baru berumur 3 bulan dan sudah saya tinggalkan bersama ayahnya. Syukur Alhamdulilah, atas izin Allah saya lulus dan ditempatkan di SMAN 1 Kinali.
Kemudian, pada tahun 2006 saya diangkat menjadi guru ASN dan juga ditempatkan di SMAN 1 Kinali. Jika dihitung-hitung, saya sudah mengabdi selama 20 tahun di SMAN 1 Kinali pada tahun 2024 ini.
Bagi saya, kisah perjalanan saya yang menekuni profesi menjadi seorang guru cukup menarik untuk ditulis, karena melalui berbagai masalah yang memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya.
Perubahan demi perubahan selalu dilalui mulai dari kurikulum KTSP, kurikulum 2013 dan Kurikulum merdeka. Insyaallah semangat saya dan cinta saya sepenuhnya jatuh kepada sekolah yang sudah banyak membawa perubahan dalam hidup saya ini. Betapa tidak, sekolah ini sudah banyak mencetak siswa yang sukses.
Saya bahagia, bagaimanapun juga goresan tinta saya selama ini juga ikut berperan dalam kesuksesan mereka dan membawa perubahan lebih baik untuk keluarga mereka.
Tim Voli SMAN 1 Lembah Melintang Raih Juara 1 di Kejuaraan Voli Piala Kapolres Pasaman Barat |
![]() |
---|
SMAN 2 Kinali Laksanakan Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan dengan Narasumber Dosen UNES Khairani |
![]() |
---|
MIN 2 Pasaman Barat Laksanakan Perpisahan Siswa Kelas VI dan Wisuda Tahfiz |
![]() |
---|
Ujian Akhir Sekolah Berakhir, Pihak Sekolah Kembalikan Peserta Didik kepada Orangtua Masing-Masing |
![]() |
---|
Pelaksanaan P5PPRA MAN 1 Pasaman Barat Salah Satu Upaya Memelihara Kearifan Lokal Nagari Air Bangis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.