"Prosesnya seperti berikut, plongo ‘bingung’ menjadi plonga-plongo ‘kebingungan’," kata Ganjar kepada Kompas.com, Jumat (18/8/2023).
Baca juga: Arti Kata Healing, Bukan Jalan-Jalan atau Liburan tapi Metode Penyembuhan Diri dari Sakit
Ganjar menjelaskan, plonga-plongo merupakan contoh kata yang sifat semulanya bermakna netral, tetapi dalam praktik sosialnya diterapkan untuk menggambarkan suatu keadaan.
Dalam perkembangannya, kata plonga-plongo juga digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang bingung mau mengerjakan apa padahal di depannya ada pekerjaan dan di sekitarnya banyak orang yang sedang sibuk bekerja.
"Di dalam KBBI kata itu dicatat sebagai kata yang berasal dari bahasa Jawa dan digolongkan sebagai kata sifat yang artinya ‘mulut ternganga; tercengang’," jelasnya.
"Di dalam KBBI juga terdapat kata kerja melongo yang berarti ‘terbuka (tentang mulut) karena heran dan sebagainya'," imbuhnya.
Penggunaan kata plonga-plongo
Walau perkataan plonga-plongo bisa bermakna negatif, seperti dialami Jokowi, kata ini bisa diucapkan untuk hal lain.
Ganjar menyampaikan, kata tersebut dapat diucapkan untuk memberi teguran kepada seseorang. Misalnya, teguran yang diberikan guru kepada murid.
Berikut contoh kalimat yang menggunakan kata plonga-plongo:
- Bahasa Jawa: sing nggatek, dadi wong kok plonga-plongo.
- Bahasa Indonesia: perhatikan, jadi orang kok kebingungan.
Dari contoh tersebut, Ganjar menyampaikan, kalimat itu bisa berarti teguran ketika seorang guru mengingatkan muridnya yang kurang memperhatikan ketika diterangkan sebuah pelajaran.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Arti Kata Plonga-plongo, Ejekan yang Diucapkan Jokowi di Sidang Tahunan MPR Berasal dari Bahasa Jawa,