TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Hingga sore hari, mahasiswa Universitas Fort De Kock terus menggelar orasi demonstrasi di depan Balai Kota Bukittinggi, Rabu (5/7/2023).
Teriakan dan semangat orasi menggelegar, serta atribut aksi bertuliskan 'pantang pulang sebelum sertifikat di tangan' turut dibentangkan.
Dialog antara mahasiswa Universitas Fort De Kock dengan jajaran Polresta Bukittinggi turut menghiasi suasana demonstrasi hari ini.
Baca juga: Sengketa Lahan dengan Pemko Bukittinggi Tak Kunjung Usai, Mahasiswa Fort De Kock Demo di Balai Kota
"Sesuai dengan surat yang adik-adik kirim, telah kami turuti dan fasilitasi keinginan adik-adik. Pihak Pemko Bukittinggi telah berada di dalam (kantor wali kota)," kata Kasat Intelkam Polresta Bukittinggi, Kompol Hari Satriawan di hadapan massa aksi.
Heri Satriawan menerangkan, jika orasi terus dilakukan di halaman Balai Kota Bukittinggi, maka aspirasinya bakal percuma, sebab pihak Pemko Bukittinggi telah menunggu di dalam kantornya.
Sebab itu, Hari Satriawan meminta mahasiswa Universitas Fort De Kock untuk membawa perwakilannya paling banyak 25 orang untuk dialog dengan Pemko Bukittinggi.
"Adik-adik dipastikan bisa masuk ke dalam, tentunya dengan perwakilan. Apa pun keinginannya bakal difasilitasi. Lebih baik diskusi di dalam, supaya pesan dapat tersampaikan," ungkap Hari Satriawan menenangkan massa aksi.
Sementara itu, salah seorang orator aksi bernama Akbar secara tegas menolak untuk masuk ke dalam Balai Kota Bukittinggi.
Pasalnya, jika hanya untuk diskusi, menurut Akbar, lebih baik diselesaikan di Mahkamah Agung saja. Sebab, demonstrasi hari ini untuk menuntut sertifikat lahan milik Universitas Fort De Kock.
Baca juga: BREAKING NEWS: Ratusan Aparat Berjaga di Balai Kota Bukittinggi, Mahasiswa Fort De Kock akan Demo
"Pemko Bukittinggi telah dua kali kalah di Mahkamah Agung (MA), kalau untuk diskusi lagi, lebih baik di MA saja," kata Akbar melalui pengeras suara di depan Balai Kota Bukittinggi.
Akbar turut berpendapat, jika pihak Pemko Bukittinggi tak ingin menemui mahasiswa keluar, maka mahasiswa Universitas Fort De Kock bakal menggelar aksi lanjutan ke rumah dinasnya.
"Kami ingin bangun gedung supaya nyaman di kampus kami. Tapi nyatanya, pembangunan itu terhambat, sebab ada sengketa lahan ini," pungkas Akbar diiringi sorakan hidup mahasiswa dari massa aksi.
Sekadar info, Pemko Bukittinggi telah bersedia dialog dengan para massa aksi yang diwakili oleh Sekda Bukittinggi Martias Wanto. Sebab, Wali Kota Erman Safar sedang dinas keluar kota.
________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News