Di Jorong Kipek, Nagari Aie Luo, para siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang SMA tidak punya pilihan sekolah yang jaraknya dekat.
Baca juga: Imbas Banjir Bandang di Aie Luo Solok, 40 Hektar Lahan Pertanian Rusak dan Terancam Gagal Panen
Adapun Kecamatan Payung Sekaki hanya memiliki satu SMA yang berada di Nagari Sirukam. Dari Aie Luo, jaraknya sekitar 30 kilometer.
Itupun harus melewati jalan yang terjal dan belum dilapisi aspal. Sehingga kebanyakan siswa lebih memilih SMA yang dinilai lebih baik di Kota Solok.
Kebanyakan mereka yang bersekolah di Kota Solok tersebut menetap dengan menyewa indekos.
Nagari Aie Luo adalah nagari terakhir yang lokasinya tersuruk di lembah sempit dan berada di tengah hutan lebat.
Aie Luo berbatasan langsung dengan Kecamatan Tigo Lurah yang hingga saat ini masih menyandang status 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Sulit menjelaskan bagaimana perjuangan mengunjungi Nagari Aie Luo, terkhusus lagi Jorong Kipek, yang sangat terisolir.
Baca juga: Mengunjungi Daerah Terisolir Nagari Aie Luo Solok, Warga Sebut Jalan Mulus Tak Sampai 1 Kilometer
Jalan satu-satunya menuju daerah ini masih tanah yang belum dilapisi aspal. Beberapa ratus meter sudah dibeton, tapi kini kondisinya rusak parah.
Padahal Kipek adalah jorong terpadat di Aie Luo. Setengah penduduk nagari itu tinggal di Kipek.
Masyarakat Jorong Kipek berharap agar pemerintah segera membangun jalan yang bagus dan layak di desa mereka.
Selama ini, kata salah seorang warga bernama Doni, pemerintah sedikit sekali memerhatikan nagarinya.
Doni mengatakan sulitnya akses jalan di Jorong Kipek membikin kehidupan warga berjalan di tempat, termasuk akses terhadap layanan pendidikan.
Padahal nagari ini memiliki potensi dan sumber daya alam yang memadai.
"Saya berharap agar nagari kami diperhatikan juga. Selama saya hidup, tidak pernah jalan di sini diperbaik," tandasnya. (*)