POPULER PADANG: Satpol PP Pindahkan Lapak di Muaro Lasak, Mengenal Sosok Bagindo Aziz Chan

Editor: Mona Triana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang angkut semua puing-puing pedagang kaki lima (PKL), Selasa (19/7/2022).

"Ini adalah upaya menjaga ketertiban dan ketentraman sesuai Perda 11 tahun 2005, tentu ini agar Pantai Padang menjadi tertib, indah, serta rapi," jelas Deni.

Baca juga: Kebakaran Lahan di Padang, Tiga Unit Armada Damkar Diturunkan ke Lokasi

Baca juga: PKK Padang Pariaman Promosikan Budaya Daerah, saat Jambore Kader PKK Berprestasi Ke XIX Sumbar 2022

Baca juga: UPZ Baznas Semen Padang Serahkan, Beasiswa Rp1,4 M kepada 1.470 Penerima

2. Mengenal sosok Pahlawan Nasional Bagindo Aziz Chan pernah menjabat sebagai Walikota Padang pada 15 Agustus 1946 sampai 19 Juli 1947.

Pada hari ini, Selasa (19/7/2022) Pemerintah Kota Padang melaksanakan upacara peringatan gugurnya Pahlawan Nasional Bagindo Aziz Chan yang ke-75 tahun.

Tema peringatan kali ini adalah 'Dengan semangat perjuangan Bagindo Aziz Chan, kita tingkatkan pemulihan ekonomi Kota Padang ke arah yang lebih baik'.

"Semasa hidupnya Bagindo Aziz Chan berjuang mulai dari mahasiswa sampai ditunjuk menjadi Walikota Padang pada tanggal 15 Agustus 1946 sampai dengan 19 Juli 1947," kata Hendri Septa selaku Walikota Padang.

Kata dia, sosok Bagindo Aziz Chan adalah Pamong masyarakat Kota Padang yang tidak kenal lelah, pemberani, dan dekat dengan masyarakat, serta pantang menyerah demi mempertahankan kehormatan bangsa dan negara.

Sosoknya erat dikenal dengan semboyannya, 'Langkahi mayat saya dahulu, baru Belanda dapat memperluas wilayah operasinya'.

"Sebagaimana kita ketahui, Bagindo Aziz Chan bersama dengan pemuda lainnya seperti Mohamad Loem menjadi murid H. Agus Salim yang cenderung berbuat sebagaimana sifat santri," kata Hendri Septa.

Hendri Septa mengatakan pada saat itulah Bagindo Aziz Chan mulai tertarik pada dunia politik dan ideologi perjuangan yang berdasarkan Islam semasa bersekolah di AMS (Algemeene Middelbare School) sederajat SMA.

 "Pada pertemuan Jong Islam Bigthen Bond di Jakarta 1933, Bagindo Aziz Chan terpilih menjadi pengurus. Dan, mulai saat itu ia menyusun langkah perjuangan masa depan Sumatera, khususnya Kota Padang yang dalam suasana genting dan bahaya," katanya.

Dewan Eksekutif melakukan persidangan di Padang Panjang dan menerima dengan suara bulat usulan Residen Mr. Sutan M Rasyid bahwa Bagindo Aziz Chan diputuskan menjadi Walikota Padang pada tanggal 15 Agustus 1946.

"Pada tanggal 19 Juli 1947 pada saat perjalanan ke Bukittinggi, Bagindo Aziz Chan dicegat oleh serdadu Belanda dan dihabisi di sebuah pertigaan Simpang Kandih yang dikenal sebagai Simpang Tinju," kata Hendri Septa.

Hendri Septa mengajak kepahlawanan dan perjuangan Bagindo Aziz Chan perlu dihayati, dilestarikan dan diamalkan dengan mengaktualisasikannya dalam sikap dan perilaku sehari-hari.

"Semoga nilai patriotisme yang dimiliki oleh Bagindo Aziz Chan dalam memperjuangkan Kota Padang dapat kita terapkan, sehingga apa yang dicita-citakannya dapat tercapai dan terwujud," katanya.

Hendri Septa mengajak masyarakat Kota Padang untuk meningkatkan kepedulian terhadap ancaman moral generasi penerus bangsa. (*)

 

 

Berita Terkini