Berita Populer Sumbar

Populer Sumbar: Demo Petani Sawit, Wabah PMK, Kecelakaan Bus bertulisan Pemkot Padang Panjang

Editor: Rizka Desri Yusfita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bus bertuliskan Pemkot Padang Panjang masuk selokan yang ada di pinggir jalan, di Palupuh Agam, Selasa (17/5/2022). - Berita populer Sumbar: demo petani sawit di Sijunjung, wabah PMK Padang Pariaman, dan kecelakaan bus bertulisan Pemkot Padang Panjang.

TRIBUNPADANG.COM - Simak berita populer Sumbar selama 24 jam terakhir yang tayang di TribunPadang.com.

Ada berita tentang demo petani sawit di Sijunjung, wabah PMK Padang Pariaman, dan kecelakaan bus bertulisan Pemkot Padang Panjang di Batang Palupuah.

Inilah berita selengkapnya:

1. Puluhan Petani Sawit Sijunjung Audiensi dengan Pemkab, Keluhkan Anjloknya Harga TBS

Puluhan orang yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) DPD Sijunjung, melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung, terkait anjloknya harga kelapa sawit.

Audiensi dilaksanakan di Balairung Lansek Manih, Kantor Bupati Sijunjung, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (17/5/2022).

Sekretaris Apkasindo DPD Sijunjung, Epi Black menyebut harga Tandan Buah Segar (TBS) yang diambil dari Perusahaan Kelapa Sawit (PKS) saat ini sangat tidak sesuai dengan harga yang sudah disepakati bersama pihak provinsi.

"Pihak perusahaan menurunkan harga TBS secara sepihak, di mana harga TBS di perusahaan bisa mencapai 70 persen di bawah harga yang sudah ditetapkan," ungkapnya kepada TribunPadang.com.

Baca juga: Wali Nagari dan Tokoh Masyarakat Kamang Baru Minta, Perusahaan Kelapa Sawit Pasang Harga Wajar

Baca juga: Harga Sawit yang Anjlok, Pemkab Sijunjung Tinjau Situasi di Dua Pabrik di Kamang Baru

Pabrik Kelapa Sawit, lanjutnya menetapkan harga TBS saat ini antara seharga Rp 1.650 per kilogram (kg) hingga Rp 1.800 per kg.

Sementara harga yang sudah ditetapkan Rp 4.060 per kg.

Dikatakannya, aksi demo para petani sawit tersebut hari ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia.

"Selain itu, banyaknya PKS di daerah luar Sumbar yang sudah tutup, sehingga banyak TBS dari luar daerah yang masuk ke sini," ujar Epi Black.

Kata Epi, pihaknya meminta kepada Pemkab Sijunjung untuk menyampaikan kepada pemerintah pusat agar kebijakan yang melarang ekspor CPO ke luar negeri dicabut.

"Dilarangnya ekspor CPO mengakibatkan tangki penampungan di PKS menjadi menumpuk, sehingga TBS tidak lagi bisa diolah sehingga menyebabkan petani rugi karena mengantri dan membuat sawit menjadi busuk," tuturnya.

Baca juga: Dinas Pertanian Sebut Kondisi Sapi Positif Penyakit Mulut dan Kuku di Sijunjung Mulai Membaik

Selain itu, dengan keadaan saat ini, pihaknya meminta kepada Pemkab Sijunjung untuk menyampaikan kepada PKS di Sijunjung agar memprioritaskan TBS asli dari Sijunjung.

Halaman
123

Berita Terkini