POPULER Sumbar: Bus ALS Terbakar di Jalan Lintas Sumatera, 4 Ternak di Sijunjung Positif PMK

Editor: afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah bus ALS terbakar di Jalan Lintas Sumatera, Nagari Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung, Sumbar, Jumat (13/5/2022)

TRIBUNPADANG.COM- Simak sejumlah berita populer Sumbar yang ada di TribunPadang.com selama 24 jam terakhir.

1. Bus ALS Terbakar di Jalan Lintas Sumatera

Satu unit bus Perusahaan Otobus (PO) Antar Lintas Sumatera (ALS), hangus terbakar di Jalan Lintas Sumatera, tepatnya di Nagari Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (13/5/2022).

Kepala Satuan Lalulintas (Kasatlantas) Kepolisian Resor (Polres) Sijunjung, AKP Bayful menyebut kebakaran terjadi sekitar pukul 09.10 WIB.

"Seluruh penumpang, yang berjumlah 46 orang ditambah sopir dan kernet bus sebanyak 4 orang berhasil selamat," ungkapnya kepada TribunPadang.com.

Baca juga: Asap Hitam Membumbung dari Bus Antar Provinsi yang Terbakar di Jalan Lintas Sumatera Sijunjung

Baca juga: VIDEO: Bus Terbakar di Jalan Lintas Sumatera Sijunjung, Sisakan Kerangka

Ia menjelaskan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran bus tersebut.

"Penyebab kebakaran masih kami selidiki, tetapi untuk kondisi bus, semuanya hangus terbakar dan tidak bisa berfungsi lagi," ujarnya.

Terpantau TribunPadang.com, di lokasi kejadian tersebut sekitar pukul 11.00 WIB api sudah padam.

Sementara untuk penumpang sudah dievakuasi oleh perwakilan PO ALS di daerah Sialang.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan perwakilan ALS di Sialang, untuk bisa bawa ke tempat tujuannya," tutup Kasatlantas Polres Sijunjung itu.

Diketahui, bus tersebut bus dengan nomor polisi BK 7815 LC tersebut, akan bertolak ke Semarang dari daerah Medan. 

Asap hitam tampak membumbung tinggi dari sebuah bus antar provinsi yang terbakar di Jalan Lintas Sumatera, Sijunjung, Jumat (13/5/2022).

Sebuah bus penumpang antar provinsi, terbakar di Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (13/5/2022) pagi.

Kini kebakaran bus antar provinsi di Jalan Jalan Lintas Sumatera, Sijunjung, hanya menyisakan rangka. 

Baca juga: VIDEO: Bus Terbakar di Jalan Lintas Sumatera Sijunjung, Sisakan Kerangka

Baca juga: BREAKING NEWS Sebuah Bus Terbakar di Jalan Lintas Sumatera Tanjung Gadang Sijunjung

Diketahui, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, di Jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan Kabupaten Dharmasraya dengan Kabupaten Sijunjung tersebut.

Plt Kasat Pol PP dan Damkar Sijunjung, Suhril membenarkan kejadian kebakaran tersebut.

Baca juga: Kronologi Kebakaran 2 Rumah Nelayan di Pesisir Selatan, Kerugian Capai Rp 400 Juta

Baca juga: Kronologi Gudang Keramik Terbakar di Padang, Tim Damkar Butuh Waktu 45 Menit Jinakkan Api

"Iya benar, saat ini personel sedang turun ke lokasi untuk melakukan kebakaran," ungkapnya saat dihubungi TribunPadang.com.

Ia menambahkan, belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena saat ini pihaknya masih melakukan tugas di lokasi kebakaran.

2. Hewan Ternak di Sijunjung Positif PMK

Empat hewan ternak di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Kepala Dinas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Sumbar, Erinaldi mengatakan, empat hewan ternak itu, satu kerbau dan tiga sapi positif PMK.

Dijelaskannya, ternak kerbau yang positif PMK milik Pak Bul yang beralamat di Jorong Padang Basiku Nagari Lubuk Tarok. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Empat Hewan Ternak di Kabupaten Sijunjung Sumbar Positif PMK

Baca juga: Populer Padang: Harga Daging Sapi Capai Rp 160 Ribu/Kg, Wako Sidak Parcel Lebaran, Lokasi Shalat Ied

Baca juga: Harga Daging Sapi di Padang Naik Drastis Jelang Lebaran, Sentuh Rp 160 Ribu per Kilogram

"Kerbau dibeli di Pasar Ternak Palangki, Sijunjung pada hari Sabtu tanggal 07 Mei 2022," ungkapnya, Jumat (13/5/2022)

Dikatakan, saat dibeli kerbau tersebut masih dalam kondisi sehat.

Pada Selasa, 10 Mei 2022, pemilik melapor ke paramedis Puskeswan Palangki.

Baca juga: Resep Rendang Daging Sapi Lebaran Lengkap dengan Alat dan Bahan, serta Tips agar Daging Empuk & Enak

Baca juga: Akibat Banjir di Nagari Kamang Sijunjung, Dua Sapi Hanyut, dan Ratusan Hektare Kebun Jagung Rusak

Baca juga: Kelas 3 Tema 7: Apakah Manfaat dari Teknologi Pangan dalam Pengolahan Susu Sapi?

Sementara, tiga sapi yang positif PMK juga berada di Pasar Ternak Palangki, Sijunjung

"Hewan ternak ini dirawat oleh Maja sebanyak 3 ekor, 2 ekor milik toke Si Ul, 1 ekor milik toke Kewin," ungkapnya.

Lanjutnya, sapi milik si Ul berasal dari Pekanbaru. 

Baca juga: Polisi Sebut Harimau Tertangkap Kamera Trap, Tak Berjauhan dari Posisi, Sapi yang Ditemukan Mati

Baca juga: Update Harimau di Solok Terkam Sapi Milik Warga, Polisi: Terluka Cakar di Pinggul, Lalu Diseret

Sementara, sapi milik Kewin dibeli di Pasar Ternak Palangki. 

"Ketiga sapi tersebut dibeli dalam keadaan sakit atau pincang," tambahnya.

Kenduri Sko Depati Tigo Luhah Tanjung Tanah

Acara kenduri sko Wilayah Depati Tigo Luhah Tanjung Tanah, Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci kembali digelar setelah sempat diundur, Jumat (13/5/2022).

Menurut Kepala Desa Dusun Baru Tanjung Tanah Madsuud, hingga kini acara tersebut berlangsung sebanyak 5 tahun sekali.

"Harusnya tahun 2020 kemarin acaranya, tapi diundur karena pandemi Covid-19," kata Madsuud pada TribunPadang.com, Jumat (13/5/2022).

Acara turun sko ini kata Madsuud nantinya akan ada turun benda-benda terdahulu peninggalan Melayu.

"Nanti itu ada kitab, naskah-naskah kuno dan baju hakim serta ada sekitar 10-15 ragam benda dan naskah lainnya," ujar Masuud.

Setiap sko ini nantinya akan dijemput dalam 3 depati yaitu Depati Talang, Depati Sikumbang dan Depati Bumi.

"Prosesi itu namanya turun sko, setelah itu baru turun mandi sko di Danau Kerinci," jelas Masuud.

Terlihat hingga saat ini para Depati, Ninik mamak dan alim ulama luhah tanjung tanah serta terlihat juga Bupati Dharmasraya Sutan Riska dan Raja Pulau Punjung Abdul Haris Tuanku Sati.

Saat ini para Depati, Ninik mamak, alim ulama, Bupati Dharmasraya dan Rajo Pulau Punjung masih berada di Masjid Al Ihsan, sebelum nanti melakukan arakan ke tiga depati untuk menjemput SKO.

Dilantik Jadi Bupati Periode Kedua, Sutan Riska: Wujudkan Jalan Tol Dharmasraya-Riau

Ratusan masyarakat penuhi tempat Depati Talam saat acara turun mandi SKO di Tigo Luhah Tanjung Tanah Danau Kerinci Kabupaten Kerinci, Jumat 13/5/2022).

Baca juga: Bupati Dharmasraya Sutan Riska Daftar Jadi Calon Ketua Umum APKASI

Setiap anak berduyun duyun menunggu arakan Depati , Ninik mamak Tigo Luhah Tanjung Tanah, serta Bupati Dharmasraya dan Raja Pulau Punjung, Jumat (13/5/2022).

Tidak hanya anak-anak, masyarakat Tigo Luhah Tanjung Tanah lintas generasi ternyata juga ikut serta menunggui arakan yang akan berlangsung dari Masjid Al Ikhlas, Danau Talang.

Sedangkan para Depati, Ninik mamak Tigo Luhah Tanjung Tanah, serta Bupati dan Rajo Pulau Punjung terlihat menggunakan pakaian adat sehingga mudah dibedakan.

Saat arakan berlangsung dari Masjid Al Ikhlas rombongan Bupati Dharmasraya dan Rajo Pulau Punjung beserta Depati dan Ninik mamak Tigo Luhah Tanjung Tanah berjalan lebih dulu diiringi dengan gong yang sesekali di tabuh.

Perjalanan pertama ini mengarah ke tempat Depati Talam, ditempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih 7 menit.

Di rumah Depati Talam terlihat plang Dinas Pariwisata dan Budaya  (Disparbud) Kabupaten Kerinci dengan tulisan Objek Diduga Cagar Budaya Naskah Undang undang Tanjung Tanah.

Serta puluhan warga dan awak media sudah menanti di luar dan dalam rumah, setelah semua tamu naik dilakukanlah penurunan sko.

Penurunan ini berlangsung dengan ragam upacara pula, sebelum dilakukan persiapan untuk memandikannya.

Dalam persiapan pemandian terlihat ada 7 buah limau dikupas serta satu tangkai pinang dan ragam kebutuhan pemandian lainnya.

Dalam prosesi itu sko terlihat ditutup dengan kain putih, lalu saat prosesi pemandian kain putih itu disibak.

Lalu terlihat kendi terbuat dari tanah liat yang diikat rapi, setelah ikatan terbuka baru dikeluarkan sebuah peti dari kayu. Dalam peti kayu itu baru tersimpan naskah dengan usia ratusan tahun.

Setelah dari tempat Depati Talam, dengan kegiatan yang sama rombongan berangsur ke Depati Bumi dan Depati Sikumbang.

"Dari dulu memang seperti itulah, prosesinya," kata Yakub (42) pada TribunPadang.com, Jumat (13/5/2022).

Yakub mengenang bahwa dirinya juga bagian dari anak-anak yang beruduyun-duyun itu, serta sempat jadi bagian lintas generasi yang ikut mengiringi arakan.

"Saya sudah melewati fase seperti anak-anak yang girang karena banyak tamu berdatangan itu," tangannya menunjuk sekelompok anak berlarian.

Kenangan itu tidak bisa ia lupakan, malah mengundang haru untuknya. Sehingga ia tidak pernah absen mengikuti Acara Kenduri Sko Depati Tigo Luhah Tanjung Tanah.

Meski sejak Tahun 1998, Yakub sudah merantau ke Malaysia Menyusul neneknya.

"Sekali 5 tahun saya pasti pulang, untuk menyaksikan acara ini," jelasnya yang sudah 24 tahun merantau ke negeri orang.

Alasannya hanya kekompakan dan suasana kekeluargaan yang tidak bisa membuatnya menghindar untuk pulang kampung.

"Tapi tahun ini sudah 7 tahun baru saya pulang, soalnya acara juga diundur," bebernya.

Ia juga coba menggambarkan dengan acara ini 3 kampung bisa sangat kompak sekali dalam melakukan persiapan sebuah acara.

Kurang lebih satu bulan masyarakat mempersiapkan ragam acara ini, dengan penuh semangat dan rasa kekeluargaan.

Senada dengan Yakub, Muhammad Syukur (37) juga tidak pernah absen pulang kampung 5 tahun sekali.

"Pokonya kalau sudah akan mulai acara turun mandi saya akan bergegas pesan tiket untuk ke kampung," katanya, pada TribunPadang.com, Jumat (13/5/2022).

Ia merasa sedih bila tidak bisa mengikuti acara yang sangat luar biasa ini, acara yang menurutnya bisa menjalin silaturahmi antar masyarakat.

"Saya mengingat acara ini dengan rasa haru, tidak tahu haru apa. Tapi sedih saja jika tidak ikut acara adat ini," terangnya sembari menerbangkan pandangan ke seluruh sisi desa.

Harapan keduanya sama, acara ini jangan sampai luntur karena ini merupakan pengikat masyarakat setempat dengan kampung halamannya.   (TribunPadang.com/Rahmat Panji)

 

Berita Terkini