TRIBUNPADANG.COM, PADANG - FIBAA atau Foundation for International Business Administratio Accreditation melakukan tahapan akreditasi terhadap dua program studi (Prodi) di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) baru-baru ini.
Rilis yang diterima redaksi, bahwa Dekan FIB Unand, Prof Dr Herwandi, M Hum, menjelaskan bahwa Prodi Sastra Indonesia dan Sastra Jepang yang telah menjalani tahapan tersebut, nantinya akan menjadi pilot project untuk prodi lain di lingkungan FIB.
"Keberhasilan kedua prodi (Sastra Indonesia dan Satra Jepang-red) akan menjadi contoh dan motivasi bagi prodi lain untuk maju meraih akreditas internasional," tambah Prof Herwandi dikutip dari rilis kepada TribunPadang.com Senin (1/3/2022).
Dekan FIB menyebutkan bahwa walau kedua prodi sudah memperoleh Akreditasi Unggul untuk Prodi Sastra Indonesia dan Akreditasi A untuk Sastra Jepang.
Sebelumnya, Badan Akreditasi Internasional FIBAA, yang berpusat di Jerman itu melakukan perhelatan kecil dalam rangka visitasi yang dilakukan pada 22-24 Februari 2022 lalu.
Pada 2022 ini, FIB Unand merencanakan untuk mendaftarkan empat prodi lainnya guna meraih akreditasi internasional, yaitu Sastra Inggris, Sastra Minangkabau, Ilmu Sejarah, dan S2 Linguistik.
Sementara itu, empat prodi ini sudah mulai membenahi diri mengikuti jejak Prodi Sastra Indonesia dan Sastra Jepang untuk terakreditasi secara internasional.
Baca juga: Pengabdian Kepada Masyarakat Prof Dr Herwandi MHum, Izin Pemakaian Motif Batik Karya Sendiri
Baca juga: Tim Pkm FIB Unand Sosialisasi Program Terpadu, Bangun Kampung Wisata Sejarah Lobang Japang di Padang
Atas pencapaian sekaligus meraih akrediasi internasional ini menunjukkan bahwa mereka sudah dapat berdiri sejajar dengan prodi lainnya yang berstandar internasional di dunia.
"Secara mutu, mereka sudah sama dengan prodi di dunia lainnya," tambah Prof Herwandi.
Sementara itu, Wakil Dekan 1 FIB Unand, Dr Ike Revita, M Hum, menyebutkan kebanggaannya kepada kedua prodi karena proses dari pendaftaran hingga visitasi tidaklah sebentar.
"Dibutuhkan waktu lebih kurang 1 tahun untuk memproses dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan," jelas Dr Ike.
Semangat kedua prodi ini membuat proses dapat dilewati sesuai yang diharapkan.
"Walau beberapa kali perbaikan dokumen harus dilakukan, di tengah pandemi ini, tim tetap bekerja dan saling bahu membahu agar akreditasi internasional bisa diraih," tegas WD 1 ini.
Baca juga: 4 Mahasiswa FIB Unand Wisata ke Lobang Japang, di Padang: Tim PkM Tata Lokasi, Agar Layak Dikunjungi
FIBAA merupakan sebuah lembaga di Eropa yang berorientasi internasional untuk penjaminan mutu dan pengembangan mutu dalam pendidikan tinggi dan diakui oleh Direktorat Jenderal Tinggi Kemendikbudristek Republik Indonesia yang menggunakan standar dari German Accreditation Council.
Visitasi yang dilakukan secara daring ini mendatangkan 6 expert panel yang terdiri dari Team Science 2 orang, Country Expertise 1 orang, Business 1 orang, Mahasiswa 1 orang, dan Manager FIBAA 1 orang.
Turut hadir unsur pimpinan dari tingkat universitas, fakultas, dan program studi, visitasi juga menghadirkan dosen, mahasiswa, dan alumni.
Dilakukan menggunakan Bahasa Inggris, visitasi terhadap kedua prodi berjalan dengan sangat lancar.
Hal demikian karena kedua prodi didukung oleh pimpinan melakukan persiapan sedemikian rupa.(*/rls)