Kabupaten Agam

Sebanyak 1.514 Ton Ikan Keramba Jaring Apung di Danau Maninjau Agam Mati Massal Sepanjang 2021

Penulis: Wahyu Bahar
Editor: afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah petani ikan keramba jaring apung (KJA) di Nagari Koto Kaciak, Kabupaten Agam menyortir sejumlah ikan yang masih hidup dan masih layak dijual pada Selasa (14/12/2021) lalu

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Wahyu Bahar

TRIBUNPADANG.COM, AGAM- Selama tahun 2021, sebanyak 1.514 ton ikan keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau mengalami kematian massal.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Rosva Deswira mengatakan periode Januari hingga Mei 2021 kematian ikan KJA sekira 59 ton.

Kemudian sejak Juni hingga Desember 2021, 1.455 ton juga mengalami kematian massal.

Baca juga: Curhat Pembudidaya Ikan Keramba Jaring Apung Maninjau, Nazirwan Ngaku Rugi Ratusan Juta Rupiah

Baca juga: Update Ikan KJA Maninjau Mati Massal Capai 552 Ton, Kerugian Ditaksir Rp 11 Miliar Lebih

Ia menguraikan, 1.455 ton ikan mati umumnya terjadi pada bulan Desember 2021, yakni sejak tanggal 3 hingga 24 Desember.

Kematian massal ikan tersebut berasal dari ratusan keramba jaring apung milik ratusan petani yang tersebar di tujuh nagari.

Ketujuh nagari tersebut antara lain Nagari Koto Malintang, Nagari Tanjung Sani, Nagari Koto Kaciak, Nagari Bayua, Nagari Maninjau, Nagari Sungai Batang dan Nagari Koto Gadang.

"Bila di total kematian massal ikan KJA selama tahun 2021 ialah 1.514 ton," ujar Rosva. Kamis (30/12/2021).

Adapun kata dia, jenis ikan KJA tersebut diantaranya nila dan ikan mas.

Baca juga: Bupati Agam Andri Warman Sambut Baik Target UHC JKN-KIS

Sementara Penyuluh Perikanan Kecamatan Tanjung Raya, Asrul mengatakan kerugian kerugian kematian massal ikan KJA di Danau Maninjau ini diperkirakan mencapai Rp 30,2 Miliar.

"Jika dikalikan Rp 20 ribu perkilogram, maka kerugiannya Rp 30,28 Miliar," ujar dia.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta upaya pengalihan mata pencarian masyarakat sekitar Danau Maninjau, dari usaha Keramba Jaring Apung (KJA).

Luhut meminta upaya itu dipercepat sehingga revitalisasi Danau Maninjau bisa segera dimulai.

"Pengalihan ke mata pencarian baru supaya dilakukan dulu, kemudian melakukan pengurangan jumlah KJA," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat virtual yang diikuti sejumlah kementrian, Gubernur Sumbar dan Bupati Agam, Rabu (16/6/2021).

Ia mengatakan, berdasarkan penelitian LIPI pada 2017, 90 persen penyebab pencemaran Danau Maninjau adalah akibat sendimen sisa pakan KJA.

Mengenai anggaran untuk pengalihan mata pencarian masyarakat, Luhut memperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 42 miliar, dan dibebankan kepada Pemprov Sumbar dan Kabupaten Agam.

Sementara anggaran untuk menyelesaikan persoalan sendimen yang telah menumpuk di dasar danau diperkirakan sebesar Rp 237 miliar dari Kementerian PUPR.(*)

Berita Terkini