Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Cabang Olahraga (Cabor) gantole Sumatera Barat mengirimkan 4 atlet ke PON Papua 2021.
Saat PON Jabar 2016, silam cabor gantole sukses menyumbangan emas untuk kontingen Sumbar.
Empat atlet yang akan dikirim masih wajah lama yang sebelumnya juga ikut serta di PON Jabar.
Baca juga: Atlet Gantole Sumbar Sulit Prediksi Siapa Pesaing Terberat di PON Papua 2021
Di antaranya Rijalul Fathani, Khaidir Anas, Syahroni dan NSR Yalatif yang sebelumnya menyumbangkan 2 emas untuk Sumbar.
Pelatih gantole Sumbar Philips R Sakti menjelaskan nantinya para atlet akan berlomba di 6 jenis perlombaan.
"Jadi dari 4 atlet ini mereka akan mengikuti dua kelas yaitu kelas A untuk 2 layar dan kelas B untuk 1 layar," terangnya.
Kedua kelas tersebut nantinya akan memperlombakan 2 jenis perlombaan yaitu Ketepatan Mendarat (KTM) dan Cross Countri (XC).
"Dari 2 kelas itu kita akan mengikuti 6 perlombaan baik itu di jenis KTM maupun XC," paparnya.
Pada perlombaan KTM dan XC kontingen gantole Sumbar akan ikut 4 perlombaan baik di kelas A dan kelas B.
"Selain perorangan kelas A dan B kita juga ikut 2 jenis perlombaan itu di nomor beregu kelas A dan B," paparnya.
Baca juga: Persiapan PON XX Papua 2021, Atlet Gantole Sumbar Sulit Lakukan Latihan saat Cuaca Buruk
Kendati demikian Philips juga membeberkan bahwa ada beberapa kendala yang menghantui sejumlah atlet gantole.
Kendala tersebut terletak pada alat yang dimiliki oleh gantole Sumbar, karena pada saat perlombaan nanti setiap provinsi membawa alat sendiri-sendiri.
"Sekarang tidak semua atlet kita memiliki layangan/alat yang paling canggih untuk PON nanti," tukasnya.
"Keterbatasan ini tentu juga memiliki dampak pada performa atlet di Papua nanti," sambung Philips.
Philips juga membeberkan bahwa sampai saat ini untuk alat yang ada, Sumbar hanya memiliki 50 persen alat standar tinggi dan 50 persen standar menengah.
Walau begitu Philips sadar bahwa keterbatasan ini tentu dampak dari harga alat yang mahal.
"Dana dari KONI Sumbar terbatas, sedangkan harga alat bisa lebih Rp 200 Juta," bebernya.
Tapi alat bukan satu-satunya penentu untuk olahraga alam seperti gantole ini.
"Alat juga belum bisa dijadikan patokan pasti karena gantole adalah olahraga alam," kata Philips.
Ia menambahkan bahwa jika alamnya sedang sulit dan kita sudah berlatih banyak untuk kesulitan itu tentu kita bisa mendapat hasil maksimal.
"Meskipun alat kita tidak paling canggih namun kita sudah berupaya berlatih dalam setiap kesulitan alam bisa jadi kita bisa menang," tuturnya. (*)