Konflik Israel Palestina

Israel Dikabarkan Hancurkan Lab Covid-19 di Gaza, Saksi Mata Sebut Tak Ada Tempat yang Aman

Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar dari Google Maps. Wilayah negara Palestina yang dianggap batas-batas yang disengketakan ditandai dengan garis abu-abu putus-putus

Sebelum terjadi eskalasi konflik antara Israel dan Hamas, Gaza melakukan tes Covid-19 rata-rata 1.600 orang setiap hari.

Tingkat tes positif termasuk yang tertinggi di dunia, mencapai 28 persen dan rumah sakit dipenuhi oleh pasien.

WHO mengatakan 103.000 orang telah dites positif Covid-19 di Gaza, lebih dari 930 diantaranya meninggal.

Serangan Israel di Gaza sejak 10 Mei lalu, menyebabkan dua dokter ahli di Palestina meninggal dunia.

Keduanya yakni Ayman Abu Al-Ouf, kepala penyakit dalam di Rumah Sakit al-Shifa dan Moeen al-Aloul, seorang ahli saraf.

Baca juga: DPP KNPI Kutuk Tindakan Zionis Israel Terhadap Bangsa Palestina, Haris Pertama: Dunia Jangan Diam

Update Korban Meninggal 

Hingga Selasa (18/5/2021), Israel masih terus membombardir Jalur Gaza.

Bahkan militer Israel juga menyerang Lebanon, sebagai balasan peluncuran enam roket menuju negara Yahudi itu.

Menurut laporan Al Jazeera, hingga Selasa ini korban meninggal dunia di Palestina pasca eskalasi konflik Hamas-Israel mencapai 212 orang, termasuk 61 anak-anak.

Di sisi lain, 10 warga Israel tewas, termasuk dua anak, dan setidaknya 300 orang Israel terluka.

Presiden AS, Joe Biden pada Senin (17/5/2021) bicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk ketiga kalinya sejak rentetan kekerasan Israel-Palestina.

Biden menyatakan dukungan untuk diadakan gencatan senjata.

Berita terkait Israel Serang Jalur Gaza

Artikel ini telah tayang di Tribunnews berjudul: Israel Hancurkan Satu-satunya Lab Covid-19 di Gaza, Saksi Mata: Tak Ada Tempat Aman di Sini

Berita Terkini