Verifikasi dokumen kesehatan ini juga akan dilakukan oleh maskapai.
Adapun AP II mendukung penuh fasilitas dan lokasi bagi stakeholder terkait untuk melakukan validasi dokumen-dokumen perjalanan tersebut.
Dari sisi operasional bandara, AP II KC BIM, sebut Yos, melakukan penataan pada tiga aspek yaitu personel bandara, sistem operasional bandara, dan sistem penerbangan.
Yos Suwagiono mengatakan penataan bandara-bandara perseroan dapat cepat melakukan penataan pada tiga aspek tersebut didukung dengan adanya infrastruktur teknologi informasi.
BIM didesain dapat beradaptasi dengan cepat di tengah dinamisnya kondisi pada pandemi ini.
Penataan pada aspek personel bandara didukung adanya aplikasi karyawan AP II yaitu iPerform.
Lalu penataan aspek sistem operasional bandara didukung adanya wadah bagi seluruh stakeholder yakni Airport Operation Control Center [AOCC].
Sementara penataan pada sistem penerbangan dilakukan dengan menerapkan Airport Collaborative Decision Making [A-CDM].
Manager Operation dan Services Immamura Ginting pada kesempatan terpisah menambahkan BIM dikelola juga melakukan penyesuaian operasional.
“Lalu lintas penerbangan dan penumpang pada periode peniadaan mudik dipastikan akan turun, dan sejalan dengan itu kami melakukan penyesuaian operasional untuk memastikan bandara tetap optimal di setiap aspek.”
“BIM juga bersiaga apabila ada penerbangan tidak berjadwal, misalnya ada penerbangan dalam rangka kemanusiaan, militer, evakuasi medis, repatriasi, penerbangan VVIP/VIP, penerbangan kenegaraan, dan apabila ada penerbangan dengan status emergency,” ujar Immamura Ginting.
Melalui berbagai kesiapan ini, BIM diharapkan dapat turut mendukung penerapan peniadaan mudik sebagai upaya bersama dalam mencegah penyebaran Covid-19. (*)
ReplyForward