Makam Menggelembung di Padang Pariaman

Soal Makam Menggelembung di Padang Pariaman, Ahli Geologi Sebut Merupakan Fenomena Alam Biasa

Penulis: Wahyu Bahar
Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di lokasi makam menggelembung di Sungai Asam, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Sabtu (27/3/2021)

Kuburan meninggi ini berada di atas tanah pangkuburan suku panyalai datuak rangkayo gadang.
Pengamatan TribunPadang.com  Sabtu (27/3/2021) selain mengobati  rasa curiga beberapa pengunjung terlihat berdoa di depan makam.

Baca juga: UPDATE Makam Meninggi di Padang Pariaman, Wali Korong: Pandam Pekuburan Sudah Puluhan Tahun

Baca juga: 5 Warga Sumbar Korban Kebakaran Matraman Dimakamkan di Kayu Tanam, Polisi: Jenazah Masih di Jambi

Tidak Dipungut Bayaran

Para pengunjung tidak perlu cemas untuk datang ke sini, karena tidak dipungut biaya sepersenpun.

Kedatangan pengunjung sejak hari Kamis(25/3/2021) selalu bertambah sampai Sabtu (27/3/2021).

“Pengunjung selalu berdatangan, walaupun kami tidak punya data pasti tapi saya yakin pengunjung ini tidak hanya datang dari Kabupaten Padang Pariaman,” katanya.

Banyaknya pengunjung yang datang membuat para pedagang keliling sudah memenuhi spot-spot tertentu untuk berjualan.

Penjual es krim keliling Sap (36) mendapatkan hikmah lain dari kejadian kuburan meninggi.

Sap mengatakan, ia dan pedagang lain datang ke sini karena melihat video yang viral di media sosial. 

“Awalnya  saya tidak begitu yakin pengunjungnya seramai itu, tapi ketika saya datang ke sini dan melihat sendiri cukup terkejut bisa seramai ini,” katanya

Pria yang sudah lima tahun berjualan es krim tersebut mengaku ini kali pertama ia datang ke sini semenjak video itu viral.

Ia menambahkan biasanya ia berkeliling ke kantor-kantor atau sekolah di sekitar Padang Pariaman.

Sampai saat diwawancara pihak TribunPadang.com Sap mengaku dagangannya sudah hampir habis setengah.

Berbeda dengan Sap, tugas berat malah ada di pundak Wali Korong Sungai Asam Anuar dan Ali Bujang Datuak Rangkayo Gadang Suku Panyalai (50).

Semenjak video itu viral, antusias warga membuatnya harus menerima telepon hingga malam hari dan memantau kuburan atau pusara tersebut mulai pagi hingga sore hari.

“Semenjak Kamis (25/3/2021) mulai dari kerabat, pihak pemerintah sampai media rutin meminta  konfirmasi padanya,” kenangnya.

Halaman
1234

Berita Terkini