Singgung Progres Jalan Tol Padang-Pekanbaru di Rapat Paripurna, Nofrizon 'Colek' Soal Network Wagub

Penulis: Rizka Desri Yusfita
Editor: afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang sepanjang 40 kilometer/KM, yang merupakan bagian dari Tol Pekanbaru - Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Anggota Komisi V DPRD Sumatera Barat (Sumbar) Nofrizon menyinggung lambannya proses pembangunan tol Padang-Pekanbaru akibat pembebasan lahan saat Rapat Paripurna DPRD Sumbar, Jumat (12/3/2021).

Nofrizon mengatakan akibat persoalan pembebasan lahan itu, pembangunan fisik ruas tol Padang - Sicincin dialihkan ke ruas lain yang lebih siap.

"Saya mengikuti soal jalan tol. Kita tidak mengatakan suatu kegagalan pemerintahan terdahulu, tapi itu adalah belum keberhasilan," kata Nofrizon.

Baca juga: Refocusing Pembangunan Tol Padang-Pekanbaru, Mahyeldi: Anggaran Masih Tetap, Fokus Pembebasan Tanah

Baca juga: Pembangunan Fisik Jalan Tol Padang-Sicincin Dialihkan, HK Sedang Berkoordinasi dengan Ruas-ruas Lain

Nofrizon menyampaikan DPRD telah mencoba berkoordinasi dengan salah seorang direktur di kementerian untuk mempertanyakan kelanjutan jalan tol.

Jawaban secara informal yang didapat, kata Nofrizon, proyek-proyek pembangunan nasional memang dievaluasi. 

"Ini adalah kinerja presiden sampai 2024, dilihat mana progres yang tertinggal, termasuk Sumbar yang progresnya paling sedikit," ungkap Nofrizon.

Nofrizon menyatakan, Wagub Sumbar Audy Joinaldy mempunyai jaringan yang kuat di pusat.

Menurutnya, hal itu bisa dimanfaatkan untuk menindaklanjuti percepatan pembangunan di Sumbar.

Baca juga: Polemik Tol Padang-Pekanbaru, Mahyeldi Permasalahkan SK Tim: Tupoksinya Tidak Jelas

Baca juga: Refocusing ke Ruas Tol Lain, HK: Bisa ke Bangkinang-Pekanbaru, Bangkinang-Pangkalan atau Medan

"Mudah-mudahan network yang kuat itu tidak seperti buah kuini, harumnya luar biasa, setelah dibuka isinya belum tentu, bahkan hambar ataupun masam. Ini tantangan Gubernur dan Wagub Sumbar ke depan," tutur Nofrizon.

Menanggapi hal itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan semenjak dilantik jadi Gubernur Sumbar, dirinya bersama Audy sudah dua kali berkoordinasi dengan bupati wali kota.

Terutama pada 26 Februari 2021 lalu, telah dilakukan pembasahan terhadap pembangunan jalan tol dan covid-19.

Kemudian Senin hingga Rabu (8-10/3/2021) Pemprov juga telah berkoordinasi dengan bupati wali kota. 

Hal itu untuk mensinergikan kegiatan-kegiatan yang ada di daerah maupun provinsi. 

"Itu akan dituangkan dalam kesepakatan bersama," ujar Mahyeldi.

Ia menambahkan juga siap memberi penjelasan kepada DPRD mengenai pembangunan di Sumbar termasuk jalan tol.

"Kalau kita dipanggil ya kita datang, gampang itu, pemerintahan dan DPRD kan satu masalah pembangunan, ditelpon pun kita juga bisa," ujar Mahyeldi sembari berjalan ke luar ruang rapat paripurna. 

Refocusing

Project Director Jalan Tol Padang-Sicincin PT Hutama Karya, Marthen Robert Singal menegaskan, pihaknya tetap melanjutkan pengerjaan jalan tol Padang-Pekanbaru ruas Padang-Sicincin.

"Tidak ada penghentian, yang ada refocusing," kata Marthen Robert Singal.

Marthen menyebut, hampir di atas 90 persen bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan tol sepanjang 36,6 kilometer itu sudah disiapkan.

Baca juga: Jalur Padang-Bukittinggi Macet, Akibat Crane di Jembatan Darurat Kayu Tanam Terseret Arus Sungai

Akan tetapi, sudah lebih dari setahun bahan-bahan itu tidak digunakan karena keterbatasan lahan.

"Sehingga kami di-refocusing ke tempat atau ruas lain yang sudah siap sehinga aset-aset ini bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat," ujar Marthen.

Marthen menyebut, jalan Tol Padang-Pekanbaru memiliki panjang sekitar 255 kilometer.

Pembangunan terbagi atas enam seksi, yaitu Seksi I Padang-Sicincin, Seksi II Sicincin-Bukittinggi, dan Seksi III Bukittinggi-Payakumbuh.

Baca juga: Polemik Tol Padang-Pekanbaru, Mahyeldi Permasalahkan SK Tim: Tupoksinya Tidak Jelas

Lalu Seksi IV Payakumbuh-Pangkalan, Seksi V Pangkalan-Bangkinang, dan Seksi IV Bangkinang-Pekanbaru.

Ia pun mengungkapkan kemungkinan ruas lain yang menjadi refocusing tersebut.

"Bisa ke Bangkinang-Pekanbaru atau Bangkinang-Pangkalan, bisa juga ke Medan. Tergantung di mana yang membutuhkan lebih cepat."

"Nanti kalau lahannya sudah cukup, kita lanjutkan pekerjaannya," tambah Marthen.

Baca juga: Soal Kabar Proyek Jalan Tol Padang-Pekanbaru Dihentikan, Ini Penjelasan PT Hutama Karya

Marthen juga menjelaskan progres Seksi I Padang-Sicincin sudah mencapai 37,9 persen, dengan rincian pembangunan fisik 20,4 persen sementara sekitar 18 persen masih pengadaan-pengadaan.

"Yang sudah berbentuk jalan tol itu sepanjang 4 kilometer. Itu di Penlok 1 semua. Sementara sisanya dalam tahap pengerjaan."

"Hingga saat ini progresnya masih tetap, hanya saja statusnya refocusing (alat, manusia, sumber daya) dipinjam oleh ruas lain."

"Nanti pada saat kita mulai membutuhkan, yang barang mereka baru mau dicetak dikembalikan ke kita," ungkap Marthen.

Baca juga: Proyek Tol Padang-Pekanbaru Dihentikan? Kementerian PUPR Bantah, Sebut Pengerjaan Tetap Jalan

Marthen juga mengungkapkan, lahan yang sudah dibebaskan saat ini masih dikerjakan.

Bahkan yang pihaknya kerjakan lebih dari pada panjang luas lahan yang sudah dibebaskan.

"Tentunya mendapat izin dari pemiliknya," tutur Marthen.

Karena adanya refocusing, Marthen memastikan dapat mengubah target pengerjaan Tol Padang-Pekanbaru.

Pihaknya tidak dapat membuat perkiraan kapan pembangunan tol selesai.

"Pada 2022 selesai jika lahan di semester 1 ini selesai," imbuh Marthen.

Marthen berharap pembebasan lahan dipercepat sehingga bisa diproses dengan cepat.

Baca juga: Bocoran Baju Pengantin Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Menggunakan Dua Adat

Refocusing ke Ruas yang Lebih Siap Lahannya

Project Director Jalan Tol Padang-Sicincin PT Hutama Karya, Marthen Robert Singal, menegaskan, pihaknya tetap melanjutkan pengerjaan jalan tol pada lahan yang sudah dibebaskan.

"Intinya PT Hutama Karya bukan menghentikan pembangunan, tapi hanya akan mengerjakan pada lahan yang sudah dibebaskan, jika tersedia kelebihan sumber daya, maka akan dilakukan refocusing ke ruas lain yang lebih siap lahannya," ucap Marthen.

Dijelaskan lebih lanjut, dengan kemampuan sumber daya dan kemampuan ekuitas yang sangat terbatas, maka PT Hutama Karya diminta melakukan refocusing pada ruas-ruas yang lebih siap, sehingga hasilnya bisa lebih cepat dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Dengan keterbatasan lahan yang ada mengakibatkan produktivitas rendah sehingga biaya overhead BUJT dan Main Kontraktor menjadi tinggi."

"Biaya bunga selama masa konstruksi dan biaya eskalasi akan semakin mahal serta biaya supervisi dan pengawasan konsultan bertambah sehingga menjadi tidak efektif dan efisien," tambah Marthen.

Selain itu, menurut Marthen, hal-hal tersebut di atas juga akan berdampak pada meningkatnya total biaya investasi, mengakibatkan tarif tol per-km menjadi lebih mahal dan nantinya menimbulkan beban pada masyarakat pengguna jalan tol.

Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi yang juga didampingi Wakil Gubernur Audy bersama Sekda dan OPD terkait menyatakan, bahwa pihaknya terus berupaya dalam percepatan pengerjaan jalan tol Padang-Pekanbaru.

Menurut Mahyeldi, pada prinsipnya tidak ada satupun yang menolak pembangunan, hanya sosialisasi saja yang belum maksimal.

"Kita berkomitmen agar pembangunan jalan tol tetap dilaksanakan. Hari ini kita bicara percepatan pembangunan."

"Hambatan yang ada harus diminimalisir dan carikan solusi sehingga pembangunan berjalan sesuai yang diharapkan."

"Kita inventarisir semua persoalan yang ada, sehingga terang benderang kendala apa yang sebenarnya terjadi."

"Lalu kemudian kita cari akar permasalahannya sehingga jelas langkah apa yang harus dilakukan."

"Saya meminta kepada semua pihak, agar segera menyelesaikannya dalam waktu tidak terlalu lama," tegas Mahyeldi. (*)

Berita Terkini