Corona Sumbar

Cuti Bersama Oktober 2020 saat Masa Pandemi, Simak Penjelasan Liburan Aman dan Nyaman di Sumbar

Penulis: Rizka Desri Yusfita
Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pemerintah telah menetapkan tanggal 28 dan 30 Oktober 2020 ini sebagai cuti bersama.

Sementara di antara cuti bersama juga terdapat hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW pada 29 Oktober dan libur akhir pekan pada 31 Oktober dan 1 November 2020.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumbar Jasman Rizal menyampaikan, banyak masyarakat mungkin ingin berwisata.

Karena beberapa bulan belakangan di rumah, masyakat sudah stres dan jenuh.

Baca juga: Karyawan Rumah Makan Restoran dan Kafe di Padang Wajib Swab, Disparbud: Tak Mau, Izin Usaha Dicabut

Baca juga: Pemeringkatan Provinsi Permudah Monitoring Penanganan Covid-19: Perkembangan Signifikan di Sumbar

Namun di sisi lain, masih khawatir dengan kondisi pandemi Covid-19.

Pemprov, kata Jasman Rizal, mencoba menggagas bagaimana di masa pandemi Sumbar tetap menjadi salah satu tujuan wisata dalam rangka melepaskan stres masyarakat.

Menyangkut pariwisata, pemerintah dan pelaku usaha wisata harus memberikan keyakinan kepada masyarakat.

Seperti hotel menurut Jasman, hotel yang telah dilakukan tes PCR, telah ketemu positif atau negatif, hotel itu sudah bisa dianggap aman.

"Justru yang tidak pernah dilakukan testing dan tracing itu yang berbahaya. Apakah ada yang positif atau bagaimana tentu menimbulkan pertanyaan," kata Jasman Rizal dalam diskusi virtual, Rabu (21/10/2020).

Jasman juga mengungkap data harian penambahan kasus di Sumbar. Dia menyoroti petugas dan pelayan di restoran dan rumah makan.

Empat bulan yang lalu, dia menuturkan tak bosan-bosannya mengingatkan pelayan rumah makan untuk berhati-hati.

"Itu penyebar utama dari dia, mengambil makanan, bicara depan makanan, akhirnya kenyataan, ternyata paling banyak ditemukan kasus, termasuk penyumbang terbesar dari pelayan makanan," jelas Jasman Rizal.

Dikatakan Jasman, pariwisata bisa jalan jika semua infrastruktur pendukung aman dari covid-19.

Seperti sopir (driver-nya), hotel atau penginapannya bebas dari covid-19. Begitu juga dengan rumah makan dan kulinernya.

Halaman
12

Berita Terkini