Indonesia Mampu Hasilkan Vaksin Virus Corona, Namun Baru Bisa Dipakai Secara Masal Tahun Depan

Editor: Mona Triana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi new normal di Indonesia dampak corona

TRIBUNPADANG.COM - Kabar bahagia datang di tengah kemelut pemberitaan buruk soal Covid-19 di Indonesia.

Menristek Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan Indonesia bisa menghasilkan vaksin untuk virus corona yang saat ini sedang menjadi kesulitan banyak negara lain.

Seiring dengan kabar satu ini, hanya ada 1 kendala lagi yang membuat Indonesia belum mampu memberikan vaksin cuma-cuma kepada warga yang terdampak.

Ketahui Tata Cara DPRD Gelar Rapat Paripurna di Tengah Pandemi Corona di Sumbar

UPDATE Corona di Padang Terus Bertambah, Per 4 Juni 2020 Total 403 Positif dan 189 Sembuh

Dikutip TribunJatim.com dari Kontan.co.id, pernyataan membahagiakan sekaligus mengejutkan disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro.

Bambang menyampaikan bahwa sebenarnya Indonesia mampu menghasilkan vaksin Virus Covid-19.

Namun, vaksin virus corona itu baru bisa dipakai secara masal tahun depan.

Bambang menyampaikan kabar itu saat menjadi pembicara pada Danareksa Distinguished Speaker Series bertopik Upaya Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi, dan New Normal di Indonesia yang diadakan oleh PT Danareksa melalui aplikasi telekonferensi pada Rabu (3/6/2020) sore.

Rincian Tambahan Positif Corona di Sumbar, Per 4 Juni 2020 Total 594 Positif Covid-19

38 Tenaga Kesehatan yang Kontak Pasien Positif Corona di Tarusan Pesisir Selatan Negatif Covid-19

UPDATE Virus Corona di Indonesia, 19 Orang Positif, Ada 13 Pasien Baru dan WNA, Ini Penjelasannya (SHUTTERSTOCK) ()

Danareksa Distinguished Speaker Series ini dihadiri sekitar dua ratus peserta dari berbagai BUMN.

Serta perusahaan di bidang pasar modal dan bidang lain yang tertarik mengetahui perkembangan terakhir inovasi penanganan Covid-19 dan dampak ekonomi selama new normal diberlakukan.

Dikutip dari situs Kemristek, Bambang menjelaskan saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman memimpin riset di sektor vaksin virus corona untuk transmisi lokal dalam Konsorsium Riset dan Inovasi tentang Covid-19 yang didanai oleh Kemenristek/BRIN.

Bambang memperhitungkan akhir tahun ini bibit vaksin atau vaccine seed khusus untuk strain coronavirus di Indonesia sudah ada.

ILUSTRASI Virus Corona menyebar di seluruh dunia. (Freepik) ()

Tetapi, satu kendala masih harus diselesaikan kembali, yakni penggunaan vaksin tersebut untuk imunisasi secara massal.

Penggunaan secara massal baru bisa dilakukan pada tahun depan setelah bibit vaksin lolos uji medis dan dapat diproduksi massal untuk paling tidak separuh penduduk Indonesia.

“Bibit vaksinnya mungkin bisa ditemukan tahun ini tapi imunisasi massal itu baru bisa mungkin tahun depan. Vaksinnya sendiri harus diproduksi."

"Memproduksi vaksin itu jelas tidak gampang dan skalanya sangat besar. Untuk Indonesia kita ada 260 juta (penduduk) jadi kita buat vaksin antara separuh sampai dua per tiga penduduk yang harus divaksin. Berarti vaksin yang dibutuhkan antara 130 sampai 170 juta."

"Itu belum menghitung boosternya. Kalau kita divaksin, itu sekali vaksin belum tentu imun kita muncul sehingga harus ada boosternya sampai imun muncul. Tentu saja setiap orang berbeda, ada yang sekali vaksin langsung muncul. Ada yang tidak muncul-muncul,” ungkap Menteri Bambang.

Menristek (Kontan.co.id) ()

Bambang menambahkan, Indonesia memerlukan vaksin virus corona khusus yang berbeda dengan vaksin virus corona yang dikembangkan di negara lain.

Penyebabnya, tiga jenis atau strain virus Covid-19 yang menyebar di dalam negeri belum terkategorisasi oleh database terkait influenza dan coronavirus di dunia, Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

“Ada bank data influenza di dunia, GISAID namanya. Mereka mengumpulkan semua virus flu, dalam hal ini virus Covid-19 yang sudah dilakukan namanya whole genome sequencing."

"Istilahnya virusnya sudah bisa dibaca karakternya dan mereka kemudian lakukan klasifikasi. Pertama mereka hanya ada tiga klasifikasinya, klasifikasi S, G, dan V. Kemudian (jenis virus) yang lain masih dianggap others (belum dikenali) dan ternyata tiga yang Indonesia kirim dari Eijkman, ketiganya masuk others, tidak masuk yang S, G, maupun V,” ungkap Bambang, seperti dikutip dari Kontan.co.id.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Akhirnya Indonesia Bisa Hasilkan Vaksin Virus Corona, Kabar Bahagia dari Pemerintah, Cuma 1 Kendala,

Berita Terkini