Yandra Ferry menerangkan, Wawako memiliki penyakit lainnya (penyakit gula) sehingga dengan demikian disarankan untuk tidak isolasi di rumah.
"Selain itu, biasanya jika orang divonis menderita suatu penyakit, dia shock, terjadi gangguan psikologis."
"Kita khawatir gulanya drop dan semacamnya. Maka disarankan mengisolasi diri di rumah sakit," terang Yandra Ferry.
• Perangi Corona, 234 SC Sumbar Bagikan Masker hingga Serahkan Sembako ke Panti Asuhan
Menurut Yandra Ferry, kalau orang-orang yang di-rapid tes, hasilnya positif atau diragukan tersebut, kalau tidak ada keluhan sebetulnya tidak perlu diisolasi.
Tapi karena ada penyakit lainnya, tensi sering naik dan turun, maka dibawa ke RSAM.
"Dia bukan PDP, kita bawa ke RSAM karena kita khawatir gulanya drop," ungkap Yandra Ferry.
Diungkapkan Yandra Ferry, saat pengambilan swab Wawako semua petugas mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana prosedur tetap Covid-19.
Melakukan rapid test pun, petugas mengenakan APD sesuai prosedur.
• 2 Lagi Pegawai Puskesmas Tarusan Positif Corona, Total di Pesisir Selatan Sudah 8 Kasus
Meski dinyatakan positif Covid berdasarkan hasil rapid test, tracing secara utuh terhadap yang kontak dengan Wawako belum dilakukan.
Jika ada keputusan positif atau tidak dari laboratorium baru bisa.
"Namun tetap kita lakukan tracing untuk mengantisipasi, istilahnya tracing jaga- jaga," jelas Yandra Ferry.
Yandra Ferry menambahkan, akhir-akhir ini Wakil Wali Kota dan unsur Forkopimda sibuk turun ke lapangan melakukan sosialisasi tentang Covid-19 kepada masyarakat.
Antara lain melakukan penyemprotan disinfektan hingga pembagian sembako.
"Kegiatan biasa, kegiatan luar daerah jelas tidak ada dan memang tidak diizinkan lagi."
"Namun setiap selesai aktivitas, kita selalu lakukan rapid test berkala," ungkap Yandra Ferry.(*)