Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Wakil Wali Kota Bukittinggi Irwandi diduga terpapar virus Corona atau Covid-19.
Hal ini didasarkan pada hasil rapid test yang dilakukan pada Senin (20/4/2020) pagi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, Yandra Ferry mengungkapkan, Wawako Irwandi telah mengikuti rapid test sebanyak tiga kali.
• Batal Padang dan Bukittinggi, PSBB Diajukan untuk Skala Sumbar, Besok Suratnya Dikirim ke Pusat
"Iya hasil rapid tes bapak wakil wali kota positif Covid-19, dan kami ragukan," ungkap Yandra Ferry.
Yandra Ferry menjelaskan, pada Senin pagi, Dinas Kesehatan Bukittinggi melakukan rapid test terhadap petugas di puskesmas yang kontak dengan ODP.
Kebetulan, karena melakukan rapid test, ada beberapa pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi yang ikut.
"Mereka melakukan rapid test yang ketiga, karena kegiatan sejak 18 April 2020 lalu cukup sibuk dan tentu mereka juga ingin melakukan rapid test," ujar Yandra Ferry.
• UPDATE Corona Sumbar Senin (20/4/2020), Tak Ada Tambahan dan Masih 74 Positif
"Sekalian saja, mereka nimbrung, kita lakukan rapid test di puskesmas," tambah Yandra Ferry.
Dari hasil keseluruhan yang melakukan rapid test, ada satu hasil rapid test yang Dinkes ragukan.
Dengan diragukan itu, langkah terbaik Dinkes yakni melakukan pemeriksaan swab hidung dan tenggorokan.
"Pemeriksaan swab tadi siang, kami minta tolong ke petugas kesehatan di RSAM. Lalu kemudian besok pagi akan dikirim ke Padang hasil swabnya," terang Yandra Ferry.
Setelah dilakukan rapid test, karena hasilnya meragukan lalu disarankan untuk isolasi di rumah.
• Kasus Positif Corona Kedua di Dharmasraya Tertular dari Pasien 01, Salaman Setelah Salat di Musala
Di samping itu, Dinkes berkoordinasi dengan dokter spesialis untuk minta pendapat.
Akhirnya Senin sore, Wawako dibawa ke Rumah Sakit Acmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi untuk dirawat di ruang isolasi.
Yandra Ferry menerangkan, Wawako memiliki penyakit lainnya (penyakit gula) sehingga dengan demikian disarankan untuk tidak isolasi di rumah.
"Selain itu, biasanya jika orang divonis menderita suatu penyakit, dia shock, terjadi gangguan psikologis."
"Kita khawatir gulanya drop dan semacamnya. Maka disarankan mengisolasi diri di rumah sakit," terang Yandra Ferry.
• Perangi Corona, 234 SC Sumbar Bagikan Masker hingga Serahkan Sembako ke Panti Asuhan
Menurut Yandra Ferry, kalau orang-orang yang di-rapid tes, hasilnya positif atau diragukan tersebut, kalau tidak ada keluhan sebetulnya tidak perlu diisolasi.
Tapi karena ada penyakit lainnya, tensi sering naik dan turun, maka dibawa ke RSAM.
"Dia bukan PDP, kita bawa ke RSAM karena kita khawatir gulanya drop," ungkap Yandra Ferry.
Diungkapkan Yandra Ferry, saat pengambilan swab Wawako semua petugas mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana prosedur tetap Covid-19.
Melakukan rapid test pun, petugas mengenakan APD sesuai prosedur.
• 2 Lagi Pegawai Puskesmas Tarusan Positif Corona, Total di Pesisir Selatan Sudah 8 Kasus
Meski dinyatakan positif Covid berdasarkan hasil rapid test, tracing secara utuh terhadap yang kontak dengan Wawako belum dilakukan.
Jika ada keputusan positif atau tidak dari laboratorium baru bisa.
"Namun tetap kita lakukan tracing untuk mengantisipasi, istilahnya tracing jaga- jaga," jelas Yandra Ferry.
Yandra Ferry menambahkan, akhir-akhir ini Wakil Wali Kota dan unsur Forkopimda sibuk turun ke lapangan melakukan sosialisasi tentang Covid-19 kepada masyarakat.
Antara lain melakukan penyemprotan disinfektan hingga pembagian sembako.
"Kegiatan biasa, kegiatan luar daerah jelas tidak ada dan memang tidak diizinkan lagi."
"Namun setiap selesai aktivitas, kita selalu lakukan rapid test berkala," ungkap Yandra Ferry.(*)