"Jangan dipikirkan hasil labor, sekarang istirahat saja di situ. Kan udah nyaman ruangannya, begitu kata dia," ujar Aswiliarti menirukan.
Aswiliarti mengaku tetap bersikeras ingin pulang.
"Nggak, aku mau pulang, ucap saya ketika itu. Dia tetap melarang saya untuk pulang. Bahkan ia mempertanyakan, kenapa saya ingin pulang," ujar Aswiliarti.
Dr Andani, kata Aswiliarti, tetap memintanya bertahan dan istirahat di rawat inap dengan nyaman.
"Bahkan, kakak saya itu bilang, anggap saat itu saya cuti panjang. Gak usah kerja, karena selama ini sudah sibuk kerja," tukasnya.
• Pasien Positif Corona Asal Bukittinggi Meninggal Dunia Dalam Kondisi Hamil 8 Bulan Rabu Subuh
Aswiliarti tak menghiraukan hal itu, ia tetap bersikeras ingin pulang. Bahkan, ia sempat akan menghubungi suaminya untuk minta dijemput ke rumah sakit.
"Tiba-tiba, dia ngomong, kamu itu positif, dengan ketawa dia ngomong seperti itu. Tapi saya rasa, pasti bebannya luar biasa mengutarakan itu," kata Aswiliarti.
Aswiliarti menangis. Ia tidak mau dinyatakan positif covid-19.
Namun, kakaknya tetap menyemangatinya dengan melontarkan sebuah pertanyaan.
"Dia bilang kenapa menangis? Emangnya dengan menangis itu sembuh? Yang buat sembuh itu adalah semangat, makan banyak-banyak, ingat anak-anak, begitu katanya," ucap Aswiliarti.
Ada satu hal lagi yang membuat Aswiliarti semangat dan bangkit untuk sembuh.
• Dua Pasien Sempat Positif Covid-19 Padang, Kini Telah Dinyatakan Sembuh
Saat masuk ke rumah sakit, sorenya, dia diberitakan telah meninggal dunia. Informasi tersebut ia terima dari pesan yang beredar di Whatsapp.
"Kawan-kawan dan anak-anak saya menangis. Dia gak mau saya meninggal."
"Mendengar anak-anak saya menangis, saya jadi semangat luar biasa semangatnya."
"Saya harus sembuh, anak-anak butuh saya, saya yang biasa gak mau makan, selalu muntah, saya telfon kakak yang nomor dua."