Basar Yunus menuturkan, banyak lagu yang Puspa nyanyikan, misalnya Minang Klasik, yang iramanya, irama lagu lama.
Namun, kini Puspa sibuk menyanyikan lagu dangdut.
Sebagai seorang kakek, Basar Yunus mendukung langkah cucunya tersebut memilih menyanyikan lagu dangdut.
"Selagi dalam koridor tidak masalah," tutur Basar Yunus.
Bagi sebagian orang, kata Basar Yunus, dangdut memang identik dengan pakaian minim dan goyangan yang seksi.
Namun, baginya itu salah kaprah.
Menurut dia dangdut salah satu dari genre seni musik yang bercirikan dentuman gendang.
Namun, menurutnya, saat ini irama lagu dangdut keras dan mengarah pada irama rock.
"Dangdut itu sangat dipengaruhi dari lagu-lagu musik India klasik," katanya.
Dangdut yang bagus menurut Basar Yunus, itu sesuai zamannya.
Misalnya, penyanyi lagu-lagu melayu dan dangdut berkebangsaan Indonesia Ida Laila, dan seniornya Ellya Khadam dan Johanna Sattar.
"Kalau penyanyi laki-lakinya, Muhammad Mashabi, Latief Khan, Hamdan Att," ungkap Basar Yunus.
Basar Yunus memang memuji suara yang dimiliki cucunya dalam menyanyikan lagu dangdut.
Tapi baginya, Indah masih perlu banyak belajar dan latihan.
"Suaranya memang 'rancak', tapi dia belum bisa menyetel suara itu. Kadang-kadang suaranya langsung tinggi aja, butuh latihan dan diharapkan dia bisa menjaga ritme suara," harap Basar Yunus.
Basar Yunus tak ingin memberi target yang tinggi kepada sang cucu.
Meskipun cucu kesayangannya itu tidak meraih juara nantinya, bagi dia Puspa tetaplah sang juara.
"Bagi saya dia telah juara, lihat saja, pialanya berjejer. Itu dia dapatkan baik secara akademik maupun non akademik," terang Basar Yunus.
Namun, tampil di panggung Lida, Basar Yunus berpesan, agar cucunya tampil apa adanya.
"Jangan busung dada (sombong)," sambungnya.
Serta dalam suatu acara yang diikuti jangan ditargetkan.
Kata dia, menyanyi saja jika memang hobi menyanyi.
"Jika ditargetkan, akan menjadi beban. Tampil dan berbuatlah sebisanya," tutur Basar Yunus. (*)