Puspa Peserta LIDA 2020 Asal Sumbar

Kisah Puspa LIDA 2020 Sempat Dirindui Sang Kakek yang Tidak Punya HP untuk Menghubunginya

Penulis: Rizka Desri Yusfita
Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puspa menjadi satu di antara peserta kontes lomba lagu bernama, LIDA atau Liga Dangdut Indonesia 2020, yang mewakili Sumatera Barat (Sumbar).

Begini Kisah Hidup Puspa LIDA di Kampung Kelahirannya

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Puspa menjadi salah satu peserta LIDA atau Liga Dangdut Indonesia 2020 mewakili Sumatera Barat (Sumbar).

Di balik wajahnya yang mungil dan penampilannya yang enerjik serta acap kali mendapatkan standing ovation dari para juri.

kakek Puspa bernama Basar Yunus (76) sempat mengungkapkan bahwa ada kenangan bersama satu di antara para cucunya. 

Bahkan Basar Yunus, belakangan mengaku rindu dengan Puspa, namun dirinya tidak punya alat komunikasi handphone atau HP guna menghubungi sang cucu tersebut.

Dua hari yang lalu, tepatnya Jumat (7/2/2020) TribunPadang.com mencoba menyambangi di kediaman Puspa.

Dia tinggal di Kampung Ladang, Nagari Kurai Taji, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

LIDA 2020 - Nyanyikan Zapin Melayu Puspa LIDA dari Sumatera Barat Dapat 4 Standing Ovation Juri

Siapa Swietenia Puspa Lestari Perempuan yang Masuk 100 Wanita Berpengaruh Dunia 2019? Pendiri DCA

Puspa LIDA Sumatera Barat ada di Grup 1 Merah Top 56 Lida 2020, Pernah Dapat 2 Standing Ovation

Di kampung itulah Puspa, panggilan akrab dari Puspa Indah Armydea lahir semenjak 15 tahun silam.

Adapun, kampung kelahiran Puspa itu berjarak sekitar 48 Km dari Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Rumahnya dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih satu setengah jam.

Rumah Puspa tidak berada di pinggir jalan utama, namun harus masuk menyusuri jalan beton sepanjang 200 meter.

Puspa menjadi salah satu peserta LIDA atau Liga Dangdut Indonesia 2020 mewakili Sumatera Barat (Sumbar). (TribunPadang.com /Rizka Desri Yusfita)

Potret depan rumah Puspa begitu sederhana, dengan dominasi warna glos merah gelap.

Penampakan halaman depan rumah Puspa terlihat luas.

Halaman rumah terlihat begitu bersih dan asri karena banyak tanaman.

Ada Pohon Ceri, sehingga rumahnya terasa teduh.

Memasuki area dalam rumah, terdapat sebuah kursi dan meja yang terbuat dari kayu di sebelah kanan pintu masuk.

Genggam Sederet Prestasi

Di sebelah kiri terdapat piala yang tersusun rapi di atas sebuah lemari.

Sebagian besar dari piala diraih Puspa saat berkarier sebagai penyanyi.

Tak banyak pajangan di dinding rumah Puspa.

Di ruangan tersebut juga tak ada sekat yang membuat rumah terkesan lebih luas.

Bersama adik dan kedua orang tuanya, Puspa hidup dengan rumah berukuran 8×6 meter dengan perabotan seadanya.

Sebelah kiri dekat kamar Puspa, ada satu unit TV produksi beberapa tahun silam atau era jaman dulu.

Satu meter depan TV, ada lemari yang berisikan koleksi pakaian Puspa untuk manggung.

Rumah yang dihuni oleh Puspa, adik, dan kedua orang tuanya itu memiliki dua kamar.

Puspa tidur bersama adik perempuannya Yasmin Zahra Salsabila yang masih menduduki bangku kelas VI SD.

Beranjak ke bagian dapur. Dapur di rumahnya dipenuhi dengan banyak barang keperluan memasak dan beberapa di antaranya terlihat digantungkan pada dinding.

Posisi dapur tepat berada di samping kamar mandi.

Di kamar mandi itu masih ada sumur air yang dipertahankan hingga saat ini.

"Ini rumah Puspa. Di rumah inilah ia lahir dan menghabiskan masa kecilnya sampai remaja," ujar kakek Puspa Basar Yunus (76) mulai bercerita.

Basar Yunus mengatakan, Puspa merupakan anak dari anak perempuannya Desy Afriyani, yang hanya seorang ibu rumah tangga.

Sementara, menantunya Romi Syahputra ialah seorang buruh harian lepas.

Basar Yunus menuturkan, Puspa merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

Meski usia Basar Yunus sudah lanjut, dia memang tidak lupa dengan kenangan masa kecilnya bersama sang cucu.

Menurut dia, Puspa memang berbeda dengan ketiga saudaranya yang lain.

"Dia sangat dekat dengan saya. Dulu, ketika kecil, saat mendengar motor saya datang ke rumahnya, dia langsung lari ke luar," ucap Basar Yunus (76).

Basar Yunus mengaku, sering mengajak Puspa jalan-jalan ketika usianya masih kecil.

Saat pulang, Puspa pasti membawa kantong plastik berisikan uang minimal Rp10 ribu.

"Indah (Puspa panggilannya kini) itu seperti ayahnya. Ayahnya ganteng," canda Basar Yunus.

Basar Yunus mengaku rindu dengan Puspa, hanya saja dirinya tidak punya alat komunikasi HP.

"Kalau tidak, sudah saya hubungi terus dia," imbuhnya.

Basar Yunur bercerita, Puspa memang memiliki hobi menyanyi.

Anugerah dan penghargaan yang pernah diraih oleh Puspa menjadi salah satu peserta LIDA atau Liga Dangdut Indonesia 2020 mewakili Sumatera Barat (Sumbar). (TribunPadang.com /Rizka Desri Yusfita)

Seolah-olah lagu itu terjebak di dalam kepalanya, sehingga tanpa disadari dia terus bernyanyi.

"Bisa dikatakan, pikirannya itu hanya menyanyi," sebut Basar Yunus.

Basar Yunus menuturkan, banyak lagu yang Puspa nyanyikan, misalnya Minang Klasik, yang iramanya, irama lagu lama.

Namun, kini Puspa sibuk menyanyikan lagu dangdut.

Sebagai seorang kakek, Basar Yunus mendukung langkah cucunya tersebut memilih menyanyikan lagu dangdut.

"Selagi dalam koridor tidak masalah," tutur Basar Yunus.

Bagi sebagian orang, kata Basar Yunus, dangdut memang identik dengan pakaian minim dan goyangan yang seksi.

Namun, baginya itu salah kaprah.

Menurut dia dangdut salah satu dari genre seni musik yang bercirikan dentuman gendang.

Namun, menurutnya, saat ini irama lagu dangdut keras dan mengarah pada irama rock.

"Dangdut itu sangat dipengaruhi dari lagu-lagu musik India klasik," katanya.

Dangdut yang bagus menurut Basar Yunus, itu sesuai zamannya.

Misalnya, penyanyi lagu-lagu melayu dan dangdut berkebangsaan Indonesia Ida Laila, dan seniornya Ellya Khadam dan Johanna Sattar.

"Kalau penyanyi laki-lakinya, Muhammad Mashabi, Latief Khan, Hamdan Att," ungkap Basar Yunus.

Basar Yunus memang memuji suara yang dimiliki cucunya dalam menyanyikan lagu dangdut.

Tapi baginya, Indah masih perlu banyak belajar dan latihan.

"Suaranya memang 'rancak', tapi dia belum bisa menyetel suara itu. Kadang-kadang suaranya langsung tinggi aja, butuh latihan dan diharapkan dia bisa menjaga ritme suara," harap Basar Yunus.

Basar Yunus tak ingin memberi target yang tinggi kepada sang cucu.

Meskipun cucu kesayangannya itu tidak meraih juara nantinya, bagi dia Puspa tetaplah sang juara.

"Bagi saya dia telah juara, lihat saja, pialanya berjejer. Itu dia dapatkan baik secara akademik maupun non akademik," terang Basar Yunus.

Namun, tampil di panggung Lida, Basar Yunus berpesan, agar cucunya tampil apa adanya.

"Jangan busung dada (sombong)," sambungnya.

Serta dalam suatu acara yang diikuti jangan ditargetkan.

Kata dia, menyanyi saja jika memang hobi menyanyi.

"Jika ditargetkan, akan menjadi beban. Tampil dan berbuatlah sebisanya," tutur Basar Yunus. (*)

Berita Terkini