Alumni Unand, Inilah Alfiandri yang Protes Anggota DPRD Sumbar Provokasi Mahasiswa Turunkan Jokowi

Penulis: Rima Kurniati
Editor: afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alfiandri dari aliansi masyarakat sipil lokal sekaligus alumni Universitas Andalas jurusan Antropologi angkatan 2011 viral setelah menyanggah pernyataan dari anggota DPRD Sumbar terakit tantangan turunkan Jokowi

Hidayat menyampaikan kronologi bahwa sejak pagi dirinya sudah ada di gedung DPRD Sumbar

Apa yang menjadi tuntutan mahasiswa saat itu ditindak lanjuti DPRD Sumbar. 

Kemudian ada gelombang massa dan pihaknya diminta menemui mahasiswa.

Saat itu anggota dewan pun menemui gelombang mahasiswa yang ada di luar gedung.

Kala itu Hidayat menuturkan sudah melihat ada aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat keamanan

Dirinya juga menerima utusan mahasiswa yang meminta dialog

Setelah berkoordinasi dengan polisi apakah memungkinan bisa terjadi dialog, Hidayat dan beberapa anggota dewan lainnya menerima mahasiswa berdialog di ruang khusus 1.

Saat itu disepakati dialog dengan 50 mahasiswa dan difasilitasi 4 orang anggota DPRD Sumbar

Dalam proses dialog tersebut, anggota dewan pun meminta agar disampaikan apa yang menjadi aspirasi mahasiswa.

Dikatakan Hidayat saat itu dialog tidak terjadi.

Hidayat menuturkan kalau dirinya bersepakat UU KPK ditangguhkan.

Pengesahan RUU KHUP ditunda pembahasan. Begitu juga RUU Pertanahan dan Pemasyarakatan

"Sepakat kita waktu itu, tapi adik-adik mahasiswa tidak percaya. Sampai kami tawarkan opsi mari kita berangkat ke Jakarta," katanya.

Hidayat mengakui sudah menjelaskan bahwa wewenang DPRD Sumbar bukan membuat Undang-undang namun Perda.

Saat dijelaskan mahasiswa pun melakukan interupsi

Saat itu Hidayat mengakui agak terpancing sehingga bertanya bagaimana kalau isunya turunkan Jokowi

"Saat itu saya tanyakan apalagi tuntutan adik-adik yang mesti kami fasilitasi. Ketika itu memang terpancing saya. Saya katakan bagaimana isunya menurunkan Jokowi. Itu memang benar saya yang katakan seperti itu," katanya.

Hidayat mengatakan kalimat itu muncul dan terlontar begitu saja.

Kalimat itu sebagai upaya memancing apa yang sebenarnya diinginkan mahasiswa.

"Saya ingin tahu saja sebenarnya, apa sih sebetulnya yang diinginkan oleh adik-adik mahasiswa ini. Semua sudah kita fasilitasi, kita respon. Namun tidak dihargai, tidak dihormati," katanya.

Diakui Hidayat pernyataan itu terlontar pada saat yang tidak tepat.

Dikatakannya pernyataan itu tidak direncanakan sama sekali.

"Itu betul-betul tangung jawab saya selaku pribadi. Karena memang sudah memuncak juga, satu jam lebih kita layani tidak ada solusi," katanya.

Namun perlu diingat, lanjut Hidayat, sebelum pernyataan keluar, demonstran sudah masuk ruang paripurna dan lakukan perusakan.

"Jadi tak tepat juga karena statement saya mereka brutal," katanya.

Hidayat menuturkan dirinya tidak ada niat memprovokasi mahasiswa dengan pernyataan yang sudah viral tersebut.

Jika memang ada niat provokasi, lanjut Hidayat, momen yang dimanfaatkan adalah ketika menemui mahasiswa di luar gedung yang jumlahnya ribuan.

Namun itu tidak dilakukan.

"Kita ingin tahu juga apa sesunguhnya tuntutan adik-adik mahasiswa karena seluruh tuntutan mereka sudah kita tindak lanjuti sesuai kewenangan DPRD. Terus apalagi. Saya coba pancing sebenarnya. Atau Ini nggak agendanya, itu saya pancing," katanya.

Hidayat menuturkan sebagai anggota Fraksi Gerindra dirinya sadar pernyataan itu bisa saja dikaitkan dengan politik.

Namun apa yang disampaikannya tidak didesain, namun menjadi tanggung jawab dirinya pribadi

Simak video wawancara lengkap TribunPadang.com dengan Hidayat dibawah ini

Berita Terkini