Laporan Wartawan TribunPadang.com, Saridal Maijar
TRIBUNPADANG.COM, SOLOK SELATAN – Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumbar, menetapkan status tanggap darurat gempa.
Status ini ditetapkan menyusul banyaknya korban luka dan kerusakan bangunan akibat gempa yang mengguncang sepanjang Kamis itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Sumbar, Rumainur mengatakan, status tanggap darurat gempa ditetapkan pada Kamis (28/2/2019), dan berlaku hingga 14 hari ke depan.
• Terungkap Alasan Rian Mau Bayar Rp80 Juta untuk Kencan dengan Vanessa Angel
• 1 SST Pasukan PRCPB TNI Yonif 131/BRS Tiba di Solok Selatan Bantu Korban Gempa
“Kemarin ditetapkan status ini oleh Pemerintah Kabupaten Solok Selatan,” kata Rumainur kepada TribunPadang.com, Jumat (1/3/2019).
Dengan ditetapkan status tanggap darurat ini, kata dia, pemerintah bisa lebih maksimal dalam upaya pemulihan pascagempa.
“Bantuan juga bisa dikirim dari provinsi. Pemerintah kabupaten juga bisa menggunakan dana tanggap daruratnya,” jelas Rumainur.
Dia berharap, pemulihan pascabencana ini bisa berjalan dengan cepat.
Baik dalam pemulihan masyarakat yang menjadi korban bencana, maupun bangunan yang rusak akibat gempa.
Diketahui, pada Kamis (28/2/2019), Solok Selatan diguncang gempa sebanyak lima kali.
• 1 SST Pasukan PRCPB TNI Yonif 131/BRS Tiba di Solok Selatan Bantu Korban Gempa
• Gempa Bumi Guncang Sumbar, Siapkan 10 Benda Penting Ini Sebelum Terjadi Bencana
Gempa pertama terjadi pada pukul 01.55 WIB berkekuatan 4,2 SR.
Kedua pukul 02.44 WIB berkekuaran 4,3 SR.
• Gempa Mentawai Sumbar Dimutakhirkan Jadi 4,9 SR, Tidak Berpotensi Tsunami
• Dua Gempa Susulan Mengguncang Solok Selatan Sumbar, Berkekuatan 3,3 SR dan 3,4 SR
Kemudian pukul 06.27 WIB berkekuatan 5,3 SR.
Gempa pada pukul 06.27 WIB ini, mengakibatkan banyak kerusakan bangunan dan korban luka di Solok Selatan.
Setelah gempa 5,3 SR, tercatat dua gempa susulan.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, Irwan Slamet menjelaskan, gempa susulan pertama terjadi pada pukul 07.08 WIB.
“Gempa pukul 07.08 WIB tersebut berkekuatan 3,4 SR,” kata Irwan Slamet kepada TribunPadang.com, Kamis sore.
Lokasinya berada di 1,53 LS, 101,71 BT, 55 km tenggara Solok Selatan. Pusat gempa berada di kedalaman 27 km.
Gempa susulan kedua, lanjut Irwan Slamet, terjadi pada pukul 11.44 WIB.
• Peta Kerusakan Gempa Sumbar di Solok Selatan, Seratusan Rumah di Nagari Sungai Kunyit Rusak
• Dharmasraya juga Terdampak Gempa, 4 Rumah dan 2 Fasilitas Umum Rusak
Gempa tersebut berkekuatan 3,3 SR. Lokasinya 1,52 LS, 101,58 BT. Pusat gempa berada 38 km tenggara Solok Selatan, di kedalaman 5 km.
Gempa yang mengguncang Kabupaten Solok Selatan, Sumbar pada Kamis pagi itu, menyebabkan 343 rumah dan 4 fasilitas umum rusak, 48 orang luka serta ratusan warga mengungsi.
Sekretaris BPBD Sumbar, Eliyusman mengatakan, dampak gempa tersebut mencakup lima nagari atau desa.
Tiga nagari berada di Kecamatan Sangir Balai Janggo. Antara lain, Nagari Sungai Kunyit, Sungai Kunyit Barat dan Talunan Maju.
Kemudian Nagari Ranah Pantai Cermin yang masuk dalam Kecamatan Sangir Batang Hari.
Selanjutnya Nagari Lubuk Malako yang berada di Kecamatan Sangir Jujuan.
• 5 Nagari di Solok Selatan dan 1 Nagari di Dharmasraya Terdampak Gempa Sumbar, Ratusan Rumah Rusak
• Gempa Sumbar: 343 Rumah dan 4 Fasilitas Umum Rusak, 48 Orang Luka, Ratusan Warga Mengungsi
Berikut dampak gempa di 5 nagari:
1. Nagari Sungai Kunyit
Korban luka: 22 orang
Rumah rusak berat: 21 unit
Rumah rusak sedang: 42 unit
Rumah rusak ringan: 105
2. Nagari Sungai Kunyit Barat
Rumah rusak berat: 1 unit
Rumah rusak sedang: 50 unit
Rumah rusak ringan: 50 unit
3. Nagari Talunan Maju
Korban luka: 23 orang
Rumah rusak berat: 7 unit
Rumah rusak sedang: 23 unit
4. Nagari Ranah Pantai Cermin
Korban luka: 2 orang
Rumah rusak ringan: 30 unit
5. Nagari Lubuk Malako
Korban luka: 1 orang
Rumah rusak sedang: 3 unit
Rumah rusak ringan: 11 unit
• BERITA FOTO: Kerusakan Akibat Gempa Bumi di Solok Selatan Sumbar
• BREAKING NEWS : Malam Ini Gempa Bumi Kembali Guncang Sumbar 5,1 SR Berpusat di Tuapejat, Mentawai
“Total 48 jiwa luka-luka dan 343 rumah rusak. Hingga kini, pemerintah daerah, TNI, Polri dan mitra kerja setempat masih terus melakukan upaya penanganan darurat,” kata Eliyusman, Kamis siang.
Eliyusman menjelaskan, 48 korban luka menjalani pengobatan di 4 posko kesehatan.
Antara lain, 22 orang di Puskesmas Mercu, 2 orang di Puskesmas Abai, 23 orang di Puskesmas Talunan, dan 1 orang di Puskesmas Bidar Alam.
“Saat ini satu korban juga tengah dirawat di RSUD Solok Selatan,” jelasnya.
Eliyusman mengatakan, selain rumah warga, ada juga 4 fasilitas umum yang rusak.
Pertama, bangunan Puskesmas Mercu di Kecamatan Sangir Jujuan.
Kedua, Musala Al Barokah yang berada di Nagari Talunan Maju, Kecamatan Sangir Balai Janggo.
Ketiga, Posyandu Nagari Talunan Maju, Kecamatan Sangir Balai Janggo.
Terakhir bangunan sekolah MIN 3 Solok Selatan yang berada di Kecamatan Sangir Jujuan.
Setelah gempa pada Kamis pagi, kata Eliyusman, ada beberapa kali gempa susulan yang relatif kecil.
Sehingga masih ada ratusan warga yang mengungsi. “Jumlah pengungsi sebanyak 55 KK,” jelasnya.
Tim di lapangan, lanjut Eliyusman, telah menyediakan makanan berupa nasi bungkus untuk korban terdampak gempa.
Selain itu juga didirikan dapur umum, 4 posko kesehatan serta tenda-tentang pengungsian.
BMKG sempat mengklarifikasi terkait pusat dan kekuatan gempa yang terjadi di Sumbar pada Kamis (29/2/2019) pukul 06.27 WIB.
Sebelumnya BMKG menginformasikan bahwa pusat gempa berada di Kabupaten Pasaman dengan kekuatan 5,6 SR.
Kemudian dari hasil pemutakhiran, ternyata pusat gempa berada di Solok Selatan dengan kekuatan 5,3 SR.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, Irwan Slamet mengatakan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT.
Lokasi tepatnya ada di darat pada jarak 36 km arah timur laut Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumbar pada kedalaman 10 km.
“Koordinat epic sudah betul. Acuan kota ada kekeliruan, karena pemilihan daerah terdekat dilakukan komputer secara otomatis,” kata Irwan kepada TribunPadang.com.
Irwan Slamet juga menyebut, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, merupakan jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal.
Ini terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera, tepatnya pada pertemuan segmen Suliti-Siulak.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar mendatar.
Menurut informasi dirasakan dari masyarakat, dampak gempa dirasakan di daerah Solok Selatan IV MMI, Padang III-IV MMI, Painan dan Padang Panjang II-III MMI, Payakumbuh 50 Kota II MMI, Kepahyang I MMI.
Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.(*)