Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Sejumlah warga tidak berani memasuki rumah mereka pascagempa yang melanda Solok Selatan pada Kamis (28/2/2019).
Warga lebih memilik berada di luar rumah, termasuk ketika tidur di malam hari. Bahkan ada warga kehujanan saat tidur.
"Warga tidak berani tidur di dalam rumah masing-masing karena trauma," kata Camat Sangir Balai Janggo, Muslim, saat ditemui di kantornya di Nagari Sungai Kunyit, Jumat (1/3/2019).
Ia mengatakan, warga masih khawatir jika sewaktu-waktu ada gempa susulan.
"Walaupun rumah warga tidak rusak, atau hanya rusak ringan seperti retak-retak, warga tetap tidak berani tidur di rumah masing-masing, dan tetap memilih tidur di luar,” kata Muslim.
Ia mengatakan, pada malam hari itu warga tidur hanya menggunakan alas, belum adanya tenda yang didirikan.
"Warga tidur dengan alas di depan rumahnya masing-masing. Semalam itu gerimis,” katanya.
• Asa Amrizal Korban Gempa Solok Selatan Bisa Bangun Lagi Rumah di Tenggah Keterpurukan
• Prajurit Yonif 131/Braja Sakti Bantu Masyarakat Terdampak Gempa di Solok Selatan
Meski gerimis, warga juga tetap berada di luar rumah. Warga lebih memilih tidur kehujanan, daripada tidur di dalam rumah, tapi dalam kekhawatiran.
"Yang dibutuhkan oleh warga adalah logistik, tenda. Karena nyamuk sangat banyak, warga juga membutuhkan kelambu, kalau bisa," katanya.
Ia mengatakan, air bersih juga belum datang, padahal warga sangat membutuhkannya.
Muslim juga mengeluhkan arus listrik yang sering padam sejak gempa pada Kamis.
"Sejak gempa kemarin, listrik kadang mati dan kadang hidup. Tapi, petugas PLN ada di posko. Jadi, kalau mati cepat diperbaiki,” katanya.
Di kecamatan yang Muslim pimpin, ada empat nagari atau desa yang terdampak gempa. Yaitu Nagari Sungai Kunyit, Ranah Pantai Cermin, Sungai Kunyit Barat, dan Talunan.
"Namun, yang paling terparah kerusakan terjadi di Jorong Koto Sungai Kunyit,” katanya.