Kualitas Udara Sumbar

BMKG Sebut Kualitas Udara di Sumbar Masih Aman Meski Titik Api Bertambah

Meski sejumlah wilayah di Sumatera dilaporkan mengalami peningkatan titik panas (hotspot), kualitas udara di Sumatera Barat

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rahmadi
BPBD Lima Puluh Kota
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN - Kondisi karhutla di Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Meski sejumlah wilayah di Sumatera dilaporkan mengalami peningkatan titik panas (hotspot), kualitas udara di Sumatera Barat menurut BMKG hingga saat ini masih tergolong aman. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Meski sejumlah wilayah di Sumatera dilaporkan mengalami peningkatan titik panas (hotspot), kualitas udara di Sumatera Barat hingga saat ini masih tergolong aman.

Hal itu disampaikan oleh Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan saat dikonfirmasi TribunPadang.com, Senin (21/7/225).

Ia menjelaskan bahwa secara visibilitas, keberadaan asap belum terpantau signifikan, salah satunya di Kota Padang.

“Secara real, secara visibilitas, tidak terlihat asap di Padang. Meskipun diinformasikan adanya banyak kebakaran dan titik api, tapi asapnya belum tampak sampai ke sini,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa alat pemantau kualitas udara seperti IQAir milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), maupun platform Info BMKG, dapat dijadikan referensi untuk melihat tingkat kualitas udara secara akurat.

Baca juga: Pemko Pariaman Optimistis Bangun Sekolah Rakyat Gratis Meski Masih Terkendala Lahan

Dalam platform tersebut, status udara ditampilkan dalam warna hijau (aman), kuning (sedang), hingga merah (berbahaya).

"Kalau saya menilai, saat ini kondisi di Padang masih tergolong aman karena tidak terlihat adanya kabut asap secara visual," lanjutnya.

Terkait kemungkinan asap kiriman dari provinsi lain seperti Riau, ia menjelaskan bahwa hal itu bergantung pada arah angin.

“Asap itu dipengaruhi oleh arah angin. Kalaupun terjadi kebakaran hutan di Sumbar, kalau arah anginnya ke timur atau timur laut, maka dampaknya tidak akan ke Padang,” ujarnya.

“Justru bisa saja asap dari wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota bergerak menuju Riau, bukan sebaliknya," sambungnya.

Baca juga: BPBD Terus Padamkan Karhutla Lima Puluh Kota, Rencana Water Bombing Masih Dikaji

Untuk data hotspot terkini, Desindra menyebutkan sebanyak 122 hotspot yang terpantau.

Dengan rincian 88 titik kondisi rendah, 15 titik kondisi sedang dan 19 titik dengan kondisi yang tinggi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved