Citizen Journalism
Opini : Keluarga sebagai Sekolah Pertama: Menakar Ulang Romantisme Pendidikan Pesantren
DI tengah hiruk pikuk dunia yang serba cepat, tak sedikit orang tua hari ini berlomba-lomba mengantarkan an
Penulis merasakan model seperti ini memungkinkan integrasi yang sehat antara dimensi spiritual, emosional, sosial, dan intelektual, tanpa mencabut remaja dari habitat psikologisnya yang paling aman yaitu keluarga. Anak tetap merasakan sentuhan cinta orang tua setiap hari, sambil mendapatkan pendidikan agama dan umum yang berkualitas dari sekolah.(*)
Penutup: Pesantren Hebat, Tapi Orang Tua Lebih Dahulu
Pesantren tentu memiliki keunggulan dan sejarah panjang dalam pendidikan Islam. Namun, menyerahkan anak terlalu dini tanpa kesiapan mental dan strategi komunikasi bisa menggerus peran vital orang tua. Pendidikan karakter terbaik bukan dimulai dari kamar asrama, tapi dari ruang makan, mushalla rumah, dan lecutan cinta kasih orang tua.
Keluarga adalah sekolah yang tidak bisa digantikan. Maka, sebelum kita mengirim anak ke pesantren, boarding school, dll perlu dipastikan rumah telah menjadi pelita yang menuntun mereka, sebab cahaya paling hangat datang bukan dari lampu pesantren, tapi dari hati orang tua yang selalu hadir, berjalan bersama anak di setiap prosesnya, dengan cinta, teladan dan doa.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.