Tabuik Piaman 2025

Akar Sejarah Tabuik Pariaman, Dari Tragedi Karbala hingga Warisan Budaya Nusantara

Di tengah hiruk-pikuk modernitas, Kota Pariaman tetap teguh memegang erat tradisi yang telah berumur berabad-abad, Tabuik. 

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
TABUIK PIAMAN 2025 - Rumah Tabuik Pasa sukses menyelesaikan prosesi Tabuik Naik Pangkek di Simpang Pasa Rakyat, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (6/7/2025). Di tengah hiruk-pikuk modernitas, Kota Pariaman tetap teguh memegang erat tradisi yang telah berumur berabad-abad, Tabuik.  

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN – Di tengah hiruk-pikuk modernitas, Kota Pariaman tetap teguh memegang erat tradisi yang telah berumur berabad-abad, Tabuik. 

Bukan sekadar festival, Tabuik adalah jembatan waktu yang menghubungkan masyarakat dengan peristiwa tragis nan heroik di Padang Karbala, jauh di abad ke-7. 

Tuo Tabuik Subarang generasi kelima, Zulbakri, dengan tegas menyatakan bahwa Tabuik adalah pengenangan atas syahidnya cucu Rasulullah SAW, Husein, pada 10 Muharam tahun 61 Hijriah, atau 10 Oktober 680 Masehi.

Ini bukan dongeng, ini sejarah. Dan sejarah Tabuik di Pariaman punya jejak yang tak kalah menarik. 

Ia berawal dari kedatangan pasukan Islam Tamil asal India pada tahun 1826 di Bengkulu, di bawah kekuasaan Inggris. 

Baca juga: Lewati Tugu Polwan hingga RSAM, Ini Rute Lengkap Police Women Run 2025 di Bukittinggi

Ketika Perjanjian London pada 17 Maret 1829 mengubah peta kekuasaan dan Belanda mengambil alih Bengkulu, pasukan ini tercerai-berai. 

Sebagian dari mereka, membawa serta tradisi pengenangan Asyura, berlabuh di Pariaman. 

"Sejak itulah perayaan Tabuik hadir dan terus dipelihara hingga jadi budaya masyarakat Pariaman," terang Zulbakri, Minggu (6/7/2025).

Lalu, mengapa disebut "Tabuik" Nama ini merujuk pada sebuah momen yang mengejutkan dalam peristiwa Karbala.

Atas kebesaran Allah SWT, jenazah Husein secara ajaib diangkat ke langit menggunakan Buraq. 

Baca juga: Wawako Pariaman Prediksi 200 Ribu Pengunjung Hadiri Puncak Festival Tabuik 2025

Bukan sembarang makhluk, Buraq digambarkan sebagai hewan dengan tubuh kuda, kepala menyerupai manusia, dan sayap lebar, yang mengusung peti jenazah di pundaknya. 

"Buraq pembawa peti tersebutlah yang dinamakan Tabuik," tegas Zulbakri.

Seiring zaman, makna Tabuik pun berevolusi. Ia tak hanya menjadi simbol duka, tetapi juga motor penggerak pariwisata yang membangkitkan denyut nadi ekonomi lokal. 

Namun, esensi peringatan dan penghormatan atas sejarah tak pernah pudar. 

Baca juga: Hujan Guyur Puncak Festival Tabuik Piaman 2025, Pengunjung Berteduh di Sekitar Lokasi

Tabuik Pariaman adalah bukti nyata bagaimana sebuah tragedi kuno mampu membentuk identitas budaya yang kokoh, diwariskan dari generasi ke generasi, dan kini menjadi magnet yang menarik mata dunia ke Pariaman. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved