Warga Nagari Koto Sani Solok Tolak Proyek Geothermal, Nilai Ancam Lingkungan dan Sumber Penghidupan
Rencana pembangunan proyek panas bumi (geothermal) di kawasan Nagari Koto Sani, Kabupaten Solok, Sumatera Barat mendapat penolakan dari warga.
Penulis: Ghaffar Ramdi | Editor: Mona Triana
TRIBUNPADANG.COM, SOLOK — Rencana pembangunan proyek panas bumi (geothermal) di kawasan Nagari Koto Sani, Kabupaten Solok, Sumatera Barat mendapat penolakan dari warga.
Puluhan masyarakat yang berasal dari Jorong Sawah Jariang menggelar aksi damai pada Kamis (3/7/2025), menyuarakan keberatan mereka terhadap proyek tersebut.
Dalam aksinya, masyarakat menyatakan secara terbuka bahwa mereka menolak dengan tegas keberadaan proyek eksplorasi dan eksploitasi panas bumi di wilayah mereka.
Warga menilai proyek itu berpotensi besar mengganggu ekosistem, mencemari lingkungan, serta merusak tatanan sosial dan ekonomi masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani dan peternak ikan.
Baca juga: Bangkit Lebih Terang: Promo Tambah Daya PLN Ramaikan CFD Kota Solok
“Kami hidup dari hasil tani dan kolam ikan. Jika proyek ini dijalankan, kami khawatir sumber air dan tanah kami tercemar. Kami tolak dengan tegas,” ujar Osman, salah seorang kepada TribunPadang.com, Sabtu (5/7/2025).
Senada dengan itu, Ketua Pemuda Sawah Jariang, Syaiful, juga menyuarakan keberatannya.
Ia mengatakan bahwa sejak awal, proyek ini tidak pernah melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Menurutnya, hal itu mencederai prinsip keadilan dan hak masyarakat atas informasi.
“Proyek ini tidak melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Kami meminta pemerintah dan pihak perusahaan untuk membatalkan rencana ini demi keberlangsungan hidup warga,” tegas Syaiful.
Baca juga: Pamit ke Pasar Sebulan Lalu, Deswinto Ditemukan Jadi Kerangka di Belakang Kantor DPRD Kota Solok
Warga juga mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap potensi dampak negatif yang ditimbulkan proyek geothermal tersebut.
"Ada risiko terhadap pencemaran air dan tanah, gangguan akibat getaran dari aktivitas pengeboran, serta letak proyek yang dinilai terlalu dekat dengan pemukiman, sehingga menimbulkan keresahan," terang Syaiful.
Selain itu, warga juga menyoroti kurangnya transparansi dari pihak perusahaan dan pemerintah dalam menyampaikan informasi terkait proyek.
"Sosialisasi yang minim membuat warga merasa diabaikan dan tidak dihargai sebagai pihak yang terdampak langsung," imbuh Syaiful.
Baca juga: Lagi Ngarit di Belakang Kantor DPRD Kota Solok, Warga Temukan Kerangka Manusia Berseragam Linmas
Aksi damai tersebut ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap dari masyarakat yang menegaskan penolakan terhadap proyek geothermal.
Seruan lantang menggema dari massa aksi, yang meneriakkan tuntutan mereka secara kompak.
“Hidup masyarakat! Hidup petani! Tolak Geothermal Koto Sani!” teriak warga secara bersamaan.
Masyarakat mendesak pemerintah daerah, DPRD, dan pihak perusahaan untuk menghentikan seluruh proses perencanaan proyek geothermal dan menghormati hak warga atas lingkungan yang sehat, aman dan berkelanjutan.
Rute Taptu Jelang Kemerdekaan RI di Bukittinggi, dari Jalan Jenderal Sudirman hingga Lapangan Kantin |
![]() |
---|
Persiapan Upacara HUT ke-80 RI di Bukittinggi, Peserta Sudah Jalani Latihan Selama Satu Bulan |
![]() |
---|
Mayat Perempuan Tanpa Pakaian Dalam di Pasaman Diduga Korban Pembunuhan, Identitas Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
3.000 Peserta Siap Ikuti Dharmasraya 5K Fun Run 2025, Jalinsum Pulau Punjung Ditutup Sementara Besok |
![]() |
---|
Jelang Perayaan HUT RI, Pedagang di Bukittinggi Ngaku Didatangi Polisi Terkait Bendera One Piece |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.