Tabuik Piaman 2025

Maarak Jari-Jari Hidupkan Kembali Duka Karbala di Festival Tabuik Pariaman 2025

Maarak Jari-Jari Tabuik Piaman 2025 kembali digelar jelang puncak perayaan Festival Tabuik pada Minggu (6/7/2025).

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
TABUIK PIAMAN 2025 - Maarak Jari-Jari lanjutan Festival Tabuik Piaman 2025, Kamis (3/7/2025). Prosesi Maarak Jari-Jari menggambarkan kembali momen para pengikut Husain yang menemukan duplikat jari-jari cucu Rasulullah SAW tersebut di Padang Karbala. 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN – Maarak Jari-Jari Tabuik Piaman 2025 kembali digelar jelang puncak perayaan Festival Tabuik pada Minggu (6/7/2025).

Prosesi ini menjadi bagian penting dalam rangkaian acara yang berlangsung di Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Kemarin, Kamis (3/7/2025), seiring dengan sudah berjalannya sejumlah prosesi, masyarakat dan Tuo Tabuik dari kedua belah pihak, Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, sudah menjalankan prosesi maarak jari-jari dan dilanjutkan dengan basalisiah.

Kedua prosesi tersebut menjadi puncak kesedihan dan persatuan dalam mengenang tragedi Karbala.

Menurut Tuo Tabuik Pasa, Zulbakri, prosesi Maarak Jari-Jari akan menggambarkan kembali momen para pengikut Husain yang menemukan duplikat jari-jari cucu Rasulullah SAW tersebut di Padang Karbala. 

Baca juga: Prosesi Maatam dalam Rangkaian Festival Tabuik Piaman 2025, Melambangkan Rasa Duka

"Kemaren, Maarak Jari-Jari sudah dilaksanakan, di mana masing-masing rumah Tabuik akan mengarak panja berisi duplikat jari-jari Husain hingga bertemu di Simpang Tugu Tabuik," jelas Zulbakri, ujarnya, Jumat (4/7/2025).

Prosesi itu dilanjutkan dengan Tabuik Basalisiah, di mana kedua Tabuik akan bertemu dan bergesekan sebagai simbol perpisahan dan duka mendalam. 

Sebelum Maarak Jari-Jari, telah dilakukan prosesi 'Turun Panja' dan Maatam.

Prosesi Turun Panja telah dilaksanakan di rumah Tabuik, diikuti dengan 'Maatam' yang melibatkan kaum ibu berkeliling di daraga (area sekitar rumah Tabuik) menunjukkan kesedihan.

Zulbakri menegaskan bahwa semua prosesi ini adalah warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya tanpa dikaitkan dengan hal-hal mistis. 

Baca juga: Basalisiah Pertama: Dramaturgi Perang Karbala yang Hidup dalam Festival Tabuik 2025 di Pariaman

"Ini adalah cara kita mengenang peristiwa gugurnya Husain di Padang Karbala, sebuah pengingat akan duka dan keberanian," pungkasnya. 

Masyarakat diimbau untuk turut serta dalam setiap prosesi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan kebersamaan.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved