Tabuik Piaman 2025

Prosesi Maatam dalam Rangkaian Festival Tabuik Piaman 2025, Melambangkan Rasa Duka

"Yang melakukan prosesi ini adalah perempuan dari Tabuik Pasa, jumlahnya sekitar 12 orang," terang Zulbakri.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Panji Rahmat
TABUIK PIAMAN 2025- Rangkaian prosesi Pesona Tabuik Budaya Piaman 2025 berlanjut, kali ini berlangsung "prosesi maatam" yang melambangkan rasa duka atas kematian seorang pejuang Islam Husein (Cucu Nabi) pada bulan Muharram, di rumah Tabuik Pasa, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (3/7/2025). Prosesi ini dilakukan oleh perempuan dari Tabuik Pasa yang berjumlah 12 orang. 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Rangkaian prosesi Pesona Tabuik Budaya Piaman 2025 berlanjut, kali ini berlangsung "prosesi maatam" yang melambangkan rasa duka atas kematian seorang pejuang Islam Husein (Cucu Nabi) pada bulan Muharram, di rumah Tabuik Pasa, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (3/7/2025).

Urang Tuo Tabuik Pasa generasi kelima, Zulbakri, mengatakan, "prosesi maatam ini adalah bentuk rasa sedih masyarakat Pariaman atas meninggalnya sosok penting tersebut.

Prosesi Maatam ini berlangsung di daraga rumah Tabuik Pasa. Daraga tersebut berukuran 3 kali 3 meter.

Daraga dikelilingi oleh pagar dari daun rumbio yang diikatkan pada betung (bambu).

Baca juga: Danrem Brigjen TNI Machfud Beri Arahan Prajurit dan Resmikan Sejumlah Fasilitas di Makodim 0304/Agam

"Yang melakukan prosesi ini adalah perempuan dari Tabuik Pasa, jumlahnya sekitar 12 orang," terang Zulbakri.

Dalam prosesi ini terlihat anak Tabuik Pasa memutari daraga berulang kali diiringi dengan gandang tasa tambua.

Penabuhan gandang tasa sebagai tanda dimulainya prosesi tersebut.

Gandang tasa dan tambua yang digunakan dalam prosesi ini, kata Zulbakri layaknya bunyian mesin kereta api saat mendaki.

Baca juga: Harga Cabai Merah di Pasar Sijunjung Mulai Merangkak Naik Rp 5 Ribu Per Kg

Urang Tuo Tabuik diikuti sejumlah ibu-ibu masuk ke dalam daraga.

Kemudian berjalan perlahan mengelilingi wadah tempat menyimpan tanah dari prosesi maambiak tanah disimpan.

"Nanti kelompok penabuh gandang tasa ikut masuk di akhir. Kita bersama-sama berkeliling di daraga sembari menunjukkan kesedihan atas peristiwa Padang Karbala," kata Zulbakri.

Sebelum memulai prosesi, ia memimpin pembacaan doa untuk meminta keselamatan terhadap umat Muslim yang meninggal dunia dan yang masih hidup.

Baca juga: Petani di Pesisir Selatan Ditangkap Polisi, Diduga Setubuhi Gadis di Bawah Umur

Wadah penyimpan tanah berbentuk kubah kecil dengan tiga tingkatan kain putih di tengahnya yang bermakna kain kafan.

"Jadi ini bentuk kami mendramatisir peristiwa dan menunjukan rasa bela sungkawa atas peristiwa tersebut," terangnya.

Prosesi ini berlangsung sekitar 15 menit. Setelah prosesi ini, selanjutnya akan berlangsung prosesi maarak jari-jari pada sore nanti.

Lalu, pada malam hari akan ada Tabuik basalisiah di simpang Tabuik Kota Pariaman. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved