Berita Viral
Netizen Brasil Serbu Google Reviews Rinjani Buntut Kematian Juliana Marins, Tapi Salah Gunung
Warga Brasil ramai-ramai memberikan rating 1 untuk Gunung Rinjani di google review, tapi justru salah titik peta.
Penulis: Noviana | Editor: Primaresti
TRIBUNPADANG.COM - Insiden tewasnya Juliana Marins (27), turis asal Brasil yang meninggal setelah jatuh ke jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (21/6/2025), menjadi isu nasional di negeri Samba tersebut.
Banyak warga Brasil yang mempertanyakan lambatnya proses penyelamatan oleh tim SAR Indonesia hingga berujung tewasnya Juliana Marins.
Bahkan, banyak dari mereka yang beramai-ramai berupaya menyerang Google Review Gunung Rinjani dengan memberikan rating satu.

Namun, tempat yang diberi ulasan negatif justru gunung lain dan titik pemotretan yang berada di puncak Rinjani tersebut.
Menurut pantauan TribunPadang.com, Jumat (27/6/2025), Gunung Rinjani masih memiliki rating 4,6.
Komentar terbaru ditulis oleh pengulas bernama Claudia dengan membubuhkan bintang lima serta tulisan 'Very good'.
Baca juga: Pemandu Juliana Marins ke Rinjani Diperiksa Polisi, Ali Musthofa: Saya Sudah Berusaha Mati-matian
Sementara ini, baru ditemukan dua tinjauan negatif yang berkaitan dengan kematian Juliana Marins.
"Saya hanya datang untuk mengingatkan bahwa kalian membiarkan seorang wanita Brasil mati secara perlahan, tanpa air dan makanan," tulis Murilo Assunção.
"Due to negligence, this young woman died while doing what she loved most. Don't go to this place, they don't care about your lives (Karena kelalaian, wanita muda ini meninggal saat melakukan apa yang paling dicintainya. Jangan pergi ke tempat ini, mereka tidak peduli dengan hidupmu)," tulis Suellen Cristina da Silva sembari menyematkan foto Juliana Marins.
Ternyata, warganet Brasil justru salah membanjiri review negatif di titik-titik lain sekitar Gunung Rinjani.
Seperti di Gunung Sanggar, yang kini hanya memiliki rating 1,9.
Di kolom komentar, banyak warganet berbahasa Portugis yang melarang pendatang untuk berkunjung.
Mereka ramai-ramai memberikan bintang satu dan mengatakan bahwa lokasi tersebut sangat berbahaya.
"Ban tours here! People are dying and you're not doing anything to help! (Larang tur di sini! Orang-orang sekarat dan Anda tidak melakukan apa pun untuk membantu!)," tulis Ricardo Palma.
"NEGLECT! DANGER FOR TOURISTS! (Lalai, bahaya untuk turis!)," tulis Danielle Macedo.
"Place without any security, run away!!! (Tempat tanpa keamanan, lari!)," tulis Maria Alexia.
"Terrible place, it should be forbidden to hike near there, it was carelessness that happened to the Brazilian. (Tempat yang mengerikan, seharusnya dilarang untuk mendaki di dekat sana, itu adalah kecerobohan yang terjadi pada orang Brasil)", tulis Jaqueline Marques.
Baca juga: Profil Juliana Marins, Selebgram Brasil Viral Tewas di Rinjani, Presiden Lula Turut Berduka
Tak hanya Gunung Sanggar, tinjauan negatif juga ramai diberikan warganet Brasil di sejumlah lokasi lainnya.
Di antaranya titik Letter E, Mount Rinjani, yang kini hanya memiliki rating 2,3.
Kemudian titik Rinjani Peak Part 2, di Cemara Tunggal, dengan rating 1,7.
Sejumlah komentar tak mengenakkan juga dibubuhkan warganet sehubungan dengan tragedi Juliana Marins.
Tak sedikit dari mereka yang menyalahkan Indonesia dan menuding pemerintah memberikan informasi palsu.
Bahkan, mereka membandingkan tim penyelamat dengan tim pemadam kebakaran Brasil yang dinilai lebih kompeten.
"Indonesia harus disalahkan karena menelantarkan dan membiarkan Juliana dari Brazil mati sendirian dan ditelantarkan tanpa bantuan! Dan sungguh tim yang tidak siap! Petugas pemadam kebakaran Brazil kami TIDAK AKAN PERNAH membiarkan ini terjadi!
Juliana Marins, rest in peace!," tulis Luan Martins.
"Seorang wanita Brasil ditinggalkan oleh pemandunya dan rombongan yang terdiri dari 5 orang. Ia lelah dan meminta untuk beristirahat sebentar. Sendirian, ia akhirnya meluncur menuruni gunung berapi. Pemerintah Indonesia merilis informasi palsu bahwa tim penyelamat telah tiba, padahal sebenarnya ia tidak mendapatkan air, pakaian, atau makanan selama 4 hari. Ia akhirnya kehilangan nyawanya karena kelalaian orang-orang yang dibayar $ untuk membawanya ke tempat ini," tulis Fernanda Abras Ribeiro.
Diberitakan sebelumnya, Juliana Marins mendaki ke puncak Rinjani bersana seorang pemandu tur, dan lima warga negara asing lainnya, Sabtu (21/6/2025).
Ia disebut mengeluh kelelahan, hingga dianjurkan istirahat sebentar sebelum nantinya kembali menyusul rombongan.
Lantaran Juliana Marins tak segera menyusul, pemandu lantas kembali ke lokasi terakhir dan mendapati gadis asal Rio de Janeiro tersebut sudah terjatuh dalam jurang.
Pemandu kemudian menghubungi pihak berwenang yang langsung menuju ke lokasi.
Dengan menempuh pendakian selama 7 jam (yang seharusnya ditempuh sekira 2 hari), tim penyelamat sampai di lokasi jatuhnya Juliana Marins, namun tak menemukan gadis tersebut.
Pencarian di tengah kondisi ekstrem terus dilakukan, hingga didapati bahwa tubuh Juliana Marins sudah berada di posisi 600 meter ke bawah jurang.
Pada Selasa (24/6/2025), Juliana Marins dikonfirmasi sudah tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Evakuasi berhasil dilakukan sehari kemudian oleh tim SAR gabungan pada Rabu (25/6/2025).
Jenazah lantas dibawa ke RS Bhayangkara Mataram, kemudian ke RSUD Bali Mandara untuk diautopsi.
(TribunPadang.com/Via)
3 Aturan Kibarkan Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Pakar: Jangan Lebih Tinggi dari Merah Putih |
![]() |
---|
Makna Bendera One Piece, Viral Dikibarkan Jelang 17 Agustus 2025, Ini Kata Pakar hingga DPR |
![]() |
---|
Viral Tren Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI, Apa Artinya? |
![]() |
---|
Identitas Pria Viral Ngaku Dokter Tinggal di Kolong Jembatan Terbongkar, Ini Fakta Sebenarnya |
![]() |
---|
Kisah Pilu Dokter Hafid, Tinggal di Kolong Jembatan Demak Usai Kehilangan Istri dan Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.