Penemuan Mayat di Batang Anai

Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman: Polisi Sudah Periksa 8 Saksi, Jumlah Bisa Bertambah

Polisi sudah periksa 8 saksi dalam kasus pembunuhan berantai yang melibatkan Satria Juanda alias Wanda alias Koyek di Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
PEMBUNUHAN BERANTAI - Satria Juhanda alias Wanda alias Koyek ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana oleh Polres Padang Pariaman. Polisi sudah periksa 8 saksi dalam kasus pembunuhan berantai yang melibatkan Satria Juanda alias Wanda alias Koyek di Padang Pariaman. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN - Polisi sudah periksa 8 saksi dalam kasus pembunuhan berantai yang melibatkan Satria Juanda alias Wanda alias Koyek di Padang Pariaman, Sumatera Barat. 

Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah seiring perkembangan penyidikan.

Lima hari pasca mengamankan tersangka pembunuhan berantai, terkuak fakta baru, bahwa mutilasi pada korban Septia Adinda dilakukan di pabrik tempat tersangka kerja.

Fakta baru ini terkuak setelah pihak kepolisian melakukan interogasi secara intensif pada tersangka Wanda alias koyek.

Hal itu seakan membantah keterangan awal pelaku yang mengatakan mutilasi terjadi di kebun pada sore Minggu (15/6/2035).

Baca juga: Ratusan Perusahaan di Padang Menunggak Iuran BPJS Ketenagakerjaan, Jika Melanggar Bisa Dipidana

Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, Iptu AA Reffy mengatakan, keterangan baru ini sesuai hasil intrograsi dan keterangan saksi.

Total sejauh ini pihaknya sudah memeriksa sebanyak delapan orang saksi. Jumlah itu masih akan bertambah nantinya.

“Berdasarkan hasil penyelidikan kami, mutilasi dilakukan korban di pabrik tempatnya berkeja,” ujar Kasat, Senin (23/6/2025).

Berdasarkan fakta itu pihaknya sudah melakukan pemasangan garis polisi di pabrik tersebut.

Selain pemasangan garis polisi, pihaknya juga mengamankan barang bukti baru yang digunakn tersangka untuk mengangkut potongan tubuh korban.

Baca juga: Korban Pembunuhan Berantai Padang Pariaman Belum Dimakamkan, Polisi Butuh 2 Minggu untuk Tes DNA

“Semua nanti akan kami sampaikan setelah melakukan pendalaman terkait kasus ini,” ujar Reggy.

Sejauh ini, Reggy menyampaikan bahwa sudah sebanyak 6 bagian tubuh yang berhasil dikumpulkan pihaknya.

Diantaranya, kepala, badan, tangan, kaki dan sepasang paha, sedangkan potongan lainnya masih dalam proses pencarian. 

Dugaan Keluarga Pakai Mesin

Keluarga korban, yang diwakili oleh ayah Dinda, Dasrizal, ibu Weni, dan paman Donal, mengungkapkan dugaan mengejutkan terkait cara pelaku menghabisi nyawa Dinda.

Mereka yakin, mutilasi tidak dilakukan secara sadis di kebun menggunakan parang, melainkan dengan alat yang lebih canggih, kemungkinan besar sebuah mesin.

"Melihat model potongannya, tidak masuk logika (menggunakan parang). Bisa jadi menggunakan mesin," ungkap Donal, adik Dasrizal, dengan nada yakin.

Baca juga: Liciknya Wanda Pelaku Pembunuhan di Padang Pariaman, Ngotot Tak Tahu Keberadaan Siska ke Polisi

Pernyataan ini muncul setelah keluarga melihat langsung kondisi potongan tubuh Dinda yang ditemukan.

Kecurigaan ini menambah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak kepolisian dalam kasus yang menggemparkan Pariaman ini.

Selain itu pihak keluarga juga meyakini pemotongan dilakukan oleh Satria Juawanda alias Koyek di pabrik tempatnya bekerja.

Hal itu mengacu pada asumsi alat yang digunakan oleh pelaku, alat serupa itu menurut pihak keluarga bisa ditemui di tempat kerjanya.

Baca juga: Jejak Misteri Hilangnya Dinda Korban Mutilasi, Tangisan Keluarga Pecah saat Potongan Tubuh Ditemukan

Dasrizal, ayah Dinda yang sehari-hari menjadi sopir truk, menuturkan bahwa putrinya adalah sosok yang mandiri dan bersemangat.

Dinda, yang masih terdaftar sebagai mahasiswi di STIE AKBP Khatib Sulaiman, bahkan rela cuti kuliah karena kondisi ekonomi keluarga yang sulit.

"Dia itu semi mandiri, kalau bisa meringankan orang tua daripada menyusahkan," ujar Dasrizal.

Dasrizal, saat ditemui di rumah duka menerangkan bahwa masalah utang piutang antara kedua pihak itu tidak mungkin.

Hal itu ia sampaikan, meski kondisi ekonomi pihak keluarga sedang tidak stabil dalam beberapa waktu belakang.

Kondisi ekonomi itu pula yang membuat Septia Adinda mengambil cuti kuliah di STIE AKBP Kota Padang, beberapa waktu lalu.

“Tapi kalau anak saya berutang pada pelaku, saya tidak yakin. Saya pastikan itu tidak benar,” ujarnya.

KASUS PEMBUNUHAN MUTILASI- Ayah dari korban mutilasi yang bernama Dasrizal saat temui di rumah duka kawasan Balah Ilia Utara Lubuk aluang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (20/6/2025). Dasrizal menerangkan bahwa masalah utang piutang antara kedua pihak itu tidak mungkin.
KASUS PEMBUNUHAN MUTILASI- Ayah dari korban mutilasi yang bernama Dasrizal saat temui di rumah duka kawasan Balah Ilia Utara Lubuk aluang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (20/6/2025). Dasrizal menerangkan bahwa masalah utang piutang antara kedua pihak itu tidak mungkin. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Hal ini mengacu pada kebutuhan Dinda (sapaan akrabnya), yang masih bisa dicukupi oleh pihak keluarga sampai saat ini.

Selain itu, Dinda selama berhenti kuliah diketahui juga bekerja di jasa pengiriman barang untuk memenuhi kebutuhannya, supaya tidak merepotkan keluarga.

Dasrizal menyebut, ada hal lain yang menjadi penyebab pelaku berinisial SJ ini melakukan pembunuhan.

“Tentu kami harap pihak kepolisian bisa membuka motifnya, yang pasti saya yakin ini bukan masalah utang piutang seperti yang telah beredar,” ujarnya.

Bahkan, Dasrizal mengaku bisa membayarkan uang sebanyak itu, jika memang anaknya berutang pada pelaku.

“Kalau memang ada utang, saya akan carikan pembayarannya, meski harus buka tutup lubang. Tapi itu tidak mungkin,” tuturnya. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved