Banjir di Mentawai
Tetapkan Status Tanggap Darurat, 900 KK Terdampak Akibat Banjir dan Longsor di Mentawai
Ia menyebutkan, untuk daerah yang terdampak bencana berlokasi di Kecamatan Siberut Utara, Sipora Utara, dan Sipora Selatan.
Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Sebanyak 900 kepala keluarga (KK) mengungsi akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Kepulauan Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa.
Bencana banjir dan longsor ini terjadi pada Selasa (10/6/2025).
Rinto Wardana Samaloisa mengatakan, bencana banjir dan longsor ini menyebabkan sekitar 900 KK di tiga kecamatan terpaksa mengungsi.
Baca juga: Akibat Banjir dan Longsor, Pemerintah Mentawai Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama 14 Hari
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
“Data pasti jumlah warga terdampak masih kami verifikasi, namun perkiraan sementara mencapai 900 KK. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujar Rinto Wardana Samaloisa, Minggu (15/6/2025).
Ia menyebutkan, untuk daerah yang terdampak bencana berlokasi di Kecamatan Siberut Utara, Sipora Utara, dan Sipora Selatan.
Saat ini telah ditetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama 14 hari, yang terhitung mulai 11 hingga 24 Juni 2025.
Baca juga: Akses Wisata Puncak Pato Tanah Datar, 20 Km dari Batusangkar Sudah Bisa Nikmati Sejuknya Hutan Pinus
“Benar, kami menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari ke depan, dimulai sejak tanggal 11 Juni. Penetapan ini berkaitan dengan bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa wilayah," kata Rinto.
Selama masa tanggap darurat, Pemkab Mentawai telah mendirikan dapur umum di sejumlah lokasi terdampak. Selain itu, warga juga telah menerima bantuan bahan pokok dari pemerintah daerah.
“Keadaan masyarakat saat ini sudah mulai kembali normal. Begitu bencana terjadi, kami langsung melakukan mitigasi ke beberapa lokasi serta mendistribusikan bantuan makanan dan mendirikan dapur umum,” jelasnya.
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 2,8 Mengguncang Sumbar Pagi Ini, Berpusat di Air Haji Pesisir Selatan
Ia menambahkan, distribusi bantuan ke desa-desa terdampak telah dimulai dua hari lalu dan akan terus berlangsung selama masa tanggap darurat.
“Distribusi bantuan sudah mulai dilakukan sejak dua hari lalu. Selama masa tanggap darurat ini, kami akan terus mengirimkan bahan pokok agar semua warga terdampak mendapatkan bantuan,” tambahnya.
Selain penanganan bantuan, Pemkab Mentawai juga terus melakukan upaya pembersihan material banjir dan longsor di lokasi terdampak.
“Saat ini proses pembersihan terus kami lakukan, baik di wilayah yang terdampak banjir maupun longsor,” tegasnya.
Bupati Rinto juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpeluang terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, baik yang beraktivitas di darat maupun di laut,” tutupnya. (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)
Ancaman Nyata! Hutan Pulau Sipora Mentawai Terancam Habis, Banjir dan Krisis Air Mengintai Warga |
![]() |
---|
Kerusakan Parah Hutan Mentawai, Koalisi Masyarakat Sipil Minta Cabut Izin PBPH di Pulau Sipora |
![]() |
---|
Koalisi Masyarakat Sipil Soroti Deforestasi Picu Banjir Parah Mentawai, Ratusan Hektare Sejak 2001 |
![]() |
---|
Banjir Terjang Tiga Kecamatan di Mentawai, Sebagian Warga Terdampak Telah Terima Bantuan |
![]() |
---|
UPDATE Banjir Mentawai: 871 KK di Tiga Kecamatan Terdampak, Warga Kembali Beraktivitas Normal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.