Berita Populer Sumbar
POPULER SUMBAR: Perjalanan Dinas Kades di Pariaman Cederai Efisiensi dan 29 Warga Pasbar Kena DBD
Perjalanan dinas (Perjadin) 48 kepala desa di Kota Pariaman, Sumatera Barat dinilai mencederai semangat efisiensi yang sedang digalakkan oleh pemerint
TRIBUNPADANG.COM - Simak sejumlah berita menarik yang dirangkum dalam populer Sumbar setelah tayang 24 jam terakhir di TribunPadang.com.
Ada berita tentang perjalanan dinas (Perjadin) 48 kepala desa di Kota Pariaman, Sumatera Barat dinilai mencederai semangat efisiensi yang sedang digalakkan oleh pemerintah pusat.
Menurut Pengamat Kebijakan Publik Universitas Andalas Roni Ekha Putra, kunjungan 48 kepala desa tersebut harusnya dipertimbangkan ulang.
Selanjutnya, sebanyak 29 warga Pasaman Barat terjangkit demam berdarah selama April hingga Mei 2025.
Dari total kasus, saat ini hanya dua pasien yang masih menjalani perawatan. Sebanyak 27 lainnya telah dinyatakan sembuh usai dirawat di puskesmas wilayah masing-masing.
Baca selengkapnya berikut ini:
1. Perjalanan Dinas 48 Kepala Desa di Pariaman Dinilai Cederai Semangat Efisiensi oleh Pengamat
Perjalanan dinas (Perjadin) 48 kepala desa di Kota Pariaman, Sumatera Barat dinilai mencederai semangat efisiensi yang sedang digalakkan oleh pemerintah pusat.
Mengingat, adanya Surat Edaran Kementerian Keuangan, Nomor 900/833/SJ yang memangkas 50 persen anggaran perjalanan dinas sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, tentang efisiensi.
Menurut Pengamat Kebijakan Publik Universitas Andalas Roni Ekha Putra, kunjungan 48 kepala desa tersebut harusnya dipertimbangkan ulang.
"Sebelum kunjungan berlangsung seharusnya ada pertimbangan matang, mengingat kunjungan rombongan kepala desa itu dilakukan dalam kondisi efisiensi," ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Baca juga: 48 Kepala Desa di Pariaman Kunjungan ke Bandung dan Kemendagri di Tengah Efisiensi Anggaran
Roni menilai perjadin yang dilakukan oleh rombongan kepala desa ini secara tidak langsung telah mencederai semangat efisiensi.
Menurutnya, di banyak kasus, perjadin massal ini cenderung bersifat seremonial dan tidak terukur dampaknya.
Bahkan, sekembalinya rombongan dari perjalanan dinas tidak diikuti dengan pelaksanaan yang nyata di lapangan.
"Secara teori perjalanan dinas yang dirancang dengan baik bisa memiliki manfaat, seperti transfer pengetahuan dan praktik yang baik, peningkatan kapasitas aparatur pemerintah, serta adanya jejaring kerjasma dan kolaborasi," ujarnya.
Baca juga: Tokoh Masyarakat Pariaman Pertanyakan Studi Tiru Kepala Desa di Tengah Efisiensi, Harusnya Dibatasi
Namun, evaluasi dari beberapa perjalanan dinas sebelumnya menunjukkan bahwa pelaporan dan tindak lanjutnya tidak jelas.
Terlebih, banyak kasus menunjukkan kecenderungan perjalanan dinas ini lebih kepada penghabisan anggaran yang kurang terserap dan kegiatan yang kurang bermanfaat.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 48 orang kepala desa di Kota Pariaman, Sumatera Barat melakukan studi tiru dan koordinasi ke Kemendagri dan Kabupaten Bandung selama lima hari.
Kadis DPMDes Yalvi Endri, mengatakan, puluhan kepala desa tersebut berangkat sejak Senin (19/5/2025) dan kembali Jumat (23/5/2025).
Baca juga: Warga Kurai Bukittinggi Pasang Spanduk Kepemilikan Tanah di 6 Lokasi, Tokoh Adat Urai Akar Masalah
"Tujuan awal berkoordinasi dengan Kemendagri terkait pengelolaan aset," ujarnya dihubungi, Rabu (21/5/2025) saat mendampingi rombongan kepala desa.
Ia menerangkan tujuan ke Kemendagri ini, untuk menambah pemahaman kepala desa terkait penghapusan dan pelelangan aset di tingkat desa.
Setelah dari Kemendagri, rombongan kepala desa tersebut bertolak ke Kabupaten Bandung, untuk melakukan studi tiru terkait ketahanan pangan.
Ketahanan pangan ini kata Yalvi Endri merupakan instruksi dari Kemendagri untuk melihat realisasi di desa yang sudah berlangsung.
"Di kabupaten Bandung, rombongan kepala desa ini akan melihat bagaimana realisasi ketahanan pangan di setiap desa yang sudah menerapkan," ujarnya.
Selama lima hari di pulau Jawa, rombongan kepala desa ini hanya melakukan kunjungan ke dua tempat.
Anggaran yang digunakan untuk kegiatan ini berasal dari APBDes, setiap desa hanya mengirimkan satu orang perwakilan (Kepala Desa).
Ia menyebut anggaran APBDes digunakan mengingat tidak mencukupinya anggaran dari APBD Pemko Pariaman.
"Yang berangkat ini hanya kepala desa tidak ada staf," ujarnya.
Yalvi Endri berharap kunjungan ini bisa berdampak positif untuk peningkatan administrasi di tingkat desa.
Rombongan kepala desa ini juga didampingi oleh Kepala Dinas DPMdes. Selain rombongan kepala desa, Wali Kota Pariaman, Yota Balad serta pejabat pemko Pariaman lainnya juga berada di Jakarta untuk kegiatan yang berbeda.
Rombongan kepala desa yang berangkat ke Jakarta ini, memberi tanda tanya di tengah masyarakat mengingat kondisi efisiensi yang sedang berlangsung di Pemerintahan.
2. 29 Warga Pasaman Barat Terjangkit DBD 2 Bulan Terakhir, Dinkes Temukan Penyebaran di 3 Kecamatan
Sebanyak 29 warga Pasaman Barat terjangkit demam berdarah selama April hingga Mei 2025.
Temuan ini berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Dari total kasus, saat ini hanya dua pasien yang masih menjalani perawatan. Sebanyak 27 lainnya telah dinyatakan sembuh usai dirawat di puskesmas wilayah masing-masing.
"Sisanya 27 orang sudah sembuh setelah mendapat perawatan di Puskesmas tempat tinggalnya masing-masing," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat Imter Pedri di Simpang Empat, Selasa (20/5/2025) kemarin.
Disampaikan, bahwa kasus pertama DBD terjadi pada 10 April 2025 lalu di Jambak Jalur IV untuk wilayah kerja Puskesmas Ophir, Kecamatan Luhak Nan Duo.
Baca juga: Sudah Ada yang Meninggal, Pemkab Solok Selatan Imbau Warga Waspadai Penyebaran DBD
"Kita menerima laporan dari Rumah Sakit Ibnu Sina tentang adanya pasien DBD yang sedang di rawat," ujarnya.
Kemudian, pihaknya langsung berkoordinasi dengan tim surveilans Puskesmas untuk menindaklanjuti laporan ini dengan melakukan penyelidikan epidemiologi.
"Tim diturunkan ke rumah pasien yang terjangkit berjumlah tiga orang ini untuk dilakukan investigasi jentik nyamuk di lingkungan sekitar dengan radius 200 meter keliling rumah pasien," jelasnya.
"Dari hasil penyelidikan dan investigasi di lingkungan terhadap 12 rumah dan satu musholla ditemukan di tujuh rumah jentik nyamuk dengan penambahan dua kasus positif DBD," ungkapnya.
Kemudian, untuk lokasi kasus kedua terjadi di Jorong Koto Sawah, Kecamatan Lembah Melintang atau wilayah kerja Puskesmas Ranah Salido.
Baca juga: Angka DBD Kota Pariaman Sepanjang 2024 Menurun, Tercatat 87 Kasus dengan 2 KLB
"Di daerah ini ditemukan satu orang yang juga punya riwayat gula dan hipertensi dan meninggal dunia di RSUD Pasaman Barat pada 4 Mei 2025 lalu," lanjutnya.
Pasien dinyatakan meninggal dunia dengan diagnosis banding demam berdarah (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan komorbiditas lainnya.
Setelah itu, Dinas Kesehatan sudah melakukan penyelidikan epidemiologi dan pemeriksaan RDT DBD.
Dimana didapatkan penambahan kasus sebanyak delapan kasus mencakup enam kasus DBD dan dua kasus demam dengue.
"Delapan orang ini telah mendapatkan perawatan di rumah sakit," imbuhnya.
Selanjutnya untuk daerah ketiga ditemukan di Sidomulyo, Kecamatan Ranan Batahan pada 8 Mei 2025.
Baca juga: Seorang Balita Meninggal Terjangkit DBD, Pemko Pariaman Tetapkan Desa Pauh Barat KLB Demam Berdarah
"Di daerah ini ditemukan kasus dengan hasil RDT DBD positif dan di rujuk ke RSUD Pasaman Barat dengan keluhan demam, tidak nafsu makan, dan nyeri ulu hati," ucapnya.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan dan tim Puskesmas Desa Baru langsung melakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah yang berisiko sehingga didapatkan penambahan kasus sampai saat ini 16 kasus, terdiri dari 6 kasus DBD dan 10 kasus DD.
Terhadap temuan kasus DBD itu, Imter menyebut Dinas Kesehatan bersama puskesmas di wilayah kerja masing-masing telah melakukan sejumlah langkah penanggulangan.
Diantaranya melakukan gotong royong secara bersama-sama dengan menguras dan membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas.
Kemudian juga menggunakan metode lain seperti larvasida, ikan pemakan jentik, menggunakan obat anti nyamuk kelambu, tanaman pengusir nyamuk.
"Kita juga melakukan pemeriksaan RDT DBD bagi masyarakat yang ada gejala demam, melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan penyuluhan serta melakukan fogging di beberapa tempat yang wilayahnya ada peningkatan kasus DBD," pungkasnya.(*)
4 BERITA POPULER SUMBAR: Viral Jaksa Selingkuh, Laka Beruntun dan Diva Aurel Bikin Presiden Goyang |
![]() |
---|
4 BERITA POPULER SUMBAR: Klarifikasi Pendaki di Gunung Talang dan Diva Aurel Tampil di Istana Negara |
![]() |
---|
BERITA POPULER SUMBAR: Keunikan Pawai Alegoris, Wako Pariaman Pastikan PBB Tak Naik & Kasus Curanmor |
![]() |
---|
4 BERITA POPULER SUMBAR: Upacara di Ponpes Haji Miskin Eks JI dan Bidan Dona Terima Penghargaan |
![]() |
---|
3 BERITA POPULER SUMBAR: Korban Hanyut di Sungai Pasbar hingga Semarak HUT Ke-80 RI di Solok Selatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.