Citizen Journalism
Opini: Krisis Identitas dan Relevansi HMI Hingga Adaptasi Hadapi Perubahan Zaman
SEJARAH Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang lahir pada tahun 1947 sebagai respons terhadap tantangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Oleh: Dr Hendra Naldi, Dosen UNP/Dewan Pakar DPW Kahmi Sumbar
SEJARAH Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang lahir pada tahun 1947 sebagai respons terhadap tantangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Semula didirikan oleh para pemuda nasionalis, HMI bukan sekadar organisasi mahasiswa; ia merupakan wadah pergerakan yang telah melahirkan banyak tokoh dan pemimpin bangsa.
Namun, seiring dengan perubahan zaman dan munculnya generasi Z, HMI kini dihadapkan pada tantangan yang signifikan. Generasi ini, yang dikenal dengan kemampuan teknologi dan cara berpikir yang progresif, menganggap banyak dari nilai dan praktik yang ada dalam HMI sudah tidak relevan lagi.
HMI dibentuk sebagai entitas yang mewakili semangat perjuangan rakyat Indonesia. Di bawah kepemimpinan tokoh-tokoh visioner seperti Lafran Pane, HMI berkomitmen untuk mencetak kader-kader yang tidak hanya terampil secara akademis tetapi juga memiliki kepribadian yang seimbang.
Filosofi "Insan Cita" menjadi pedoman dalam proses perkaderan. Namun, memasuki tahun 2010-an, HMI mengalami stagnasi dalam perkaderan. Banyak anggota generasi Z yang tidak tertarik untuk bergabung, mendorong anggapan bahwa tawaran dan metode yang ada dalam HMI sudah usang.
Kongres, yang seharusnya menjadi ajang untuk berargumen dan merumuskan ide-ide baru, hendaknya menjauhi perangkap dinamika politik praktis yang monoton dan tidak menghasilkan harapan inovasi.
Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, terutama dalam hal hubungan mereka dengan teknologi dan informasi.
Baca juga: Danrem 032/Wirabraja Bekali Peserta Latihan Kader II HMI Cabang Pariaman: Jangan! Mau Diadu Domba

Baca juga: HMI Komisariat ISIP UNAND Gelar Bakti Sosial dan Kohati Mengajar di Panti Asuhan Mentawai di Padang
Keterbatasan adaptasi HMI terhadap perubahan ini membuat banyak mahasiswa merasa kurang terwakili dalam visi dan misi organisasi. Sejatinya, organisasi ini memang seharusnya menjadi pendorong perubahan.
Secara kelembagaan, HMI tidak berada pada posisi yang salah. Landasan ideologis dan struktur organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya, mulai dari AD/ART, masih relevan. Namun, tantangan sesungguhnya terletak pada pelaksanaan dan penerapan nilai-nilai tersebut dalam konteks kekinian.
Ketidakcocokan antara nilai-nilai yang diusung dan realitas di lapangan, kedepan agar membuat HMI harus menemukan kembali cara untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka dengan lebih dinamis.
Saat ini, HMI dihadapkan pada kenyataan bahwa lembaga kekaryaan sebagai basis profesional tidak diminati oleh kader-kader yang ada. Banyak program yang seharusnya menjadi sarana pengembangan justru terabaikan. Tanpa adanya pembaruan, kondisi ini berpotensi mengakibatkan hilangnya relevansi HMI dalam masyarakat mahasiswa.
Oleh karena itu, jika tidak ada perubahan, maka eksistensi HMI di Indonesia bisa sangat dipertanyakan. Untuk itu, revitalisasi sistem perkaderan menjadi keharusan. Mengadopsi pendekatan baru dalam pelatihan dan orientasi kader sangat penting. HMI harus merancang program yang selaras dengan semangat Generasi Z, yang menuntut inovasi dalam pembelajaran.
Pelatihan yang berbasis teknologi, interaktif, dan berbasis proyek dapat menjadi metode yang lebih menarik dan efektif untuk mendekatkan kader dengan realitas masa kini.
Selain itu, HMI seharusnya tidak terjebak dalam ketergantungan pada KAHMI atau organisasi lain. Dalam semangat Ummat, HMI harus menjaga independensinya dan kembali kepada tujuan awal sebagai kader Ummat dan bangsa.
Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
![]() |
---|
Opini Bahasa Melayu: Bila Percuma di Malaysia, Gratis di Indonesia |
![]() |
---|
UNP Pelatihan Emotional Spritual Question di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
![]() |
---|
Opini Isyarat Nonverbal di Jalanan, Mengulik Gaya Berkendara di Indonesia dan Malaysia |
![]() |
---|
Membangun Kematangan Digital Anak melalui Keterampilan Parenting Mediasi di Nagari Tiku Selatan Agam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.