Arus Balik Lebaran: Kendaraan Ramai Lancar di Jalinsum Muaro Bodi Sijunjung pada Hari Terakhir Libur

TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG - Hari terakhir di momen libur panjang lebaran 1446 Hijriah pada Senin (7/4/2025), kondisi arus lalulintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Muaro Bodi Sijunjung ramai dan lancar.

Pantauan TribunPadang.com melihat berbagai kendaraan dengan Nomor Polisi (Nopol) luar Sumatera lalu lalang di Jalinsum Muaro Bodi.

Ada kendaraan roda empat Nopol B (Jakarta), A (Banten), D (Kota Bandung/Bandung/Bandung Barat/Kota Cimahi), dan F (Bogor/Sukabumi/Cianjur).

Selain itu juga tampak kendaraan dengan Nopol BM (Riau), BH (Jambi), dan BK (Sumatera Utara).

Bus Miyor, NPM dan ALS juga memadati Jalinsum Muaro Bodi Sijunjung.

Tampak juga pemudik yang menggunakan sepeda motor bersama keluarga membawa berbagai macam tas hingga memenuhi sepeda motornya.

Situasi Jalinsum Muaro Bodi ramai dan lancar dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.

Baca juga: Puncak Arus Balik, 101 Bus AKAP Masuk Terminal Bareh Solok

Salah satu pemilik warung ditepi Jalinsum Muaro Bodi bernama Ratna menuturkan kendaraan mulai tampak ramai setelah lebaran sejak Kamis yang lalu.

“Saya melihat kendaraan pemudik yang mengarah ke Dharmasraya atau ke arah Jawa mulai ramai beberapa hari lalu dan di sini tak ada macet,” terangnya.

Ia juga menceritakan banyak pemudik yang berhenti di warungnya untuk berbelanja pada hari Sabtu dan Minggu kemarin.

“Biasanya kendaraan mulai padat pada malam hari dan untuk saat ini masih terpantau lancar saja,” katanya.

Diberitakan Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Sijunjung, Rengga Wana Putra mengimbau masyarakat atau pemudik untuk berhati-hati dalam berkendara di rute padat selama arus balik Lebaran Idulfitri.

Rengga pentingnya kewaspadaan dan disiplin dalam berlalu lintas untuk mencegah kecelakaan serta menjaga keselamatan.

“Semoga para pemudik diberikan kesehatan dan kelancaran hingga nanti dapat beraktivitas normal dirantau,” katanya saat dihubungi, Senin (7/4/2025).

Selanjutnya, imbauan ini dalam upaya mempertimbangkan potensi peningkatan mobilitas masyarakat dan risiko kecelakaan yang meningkat di tengah kepadatan lalu lintas.