Merawat Kemabruran Puasa

Dari Syariah ke Hakikat

Syariah lebih merupakan konsep merambah jalan Tuhan, sedangkan hakikat keabadian di dalam melihat-Nya.

Editor: afrizal
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar 

Bahkan kemungkinannya bisa mengakibatkan penyesatan. 

Siapapun yang hendak memasuki dunia hakekat lebih jauh sebaiknya memilki mursyid yang akan membimbing mereka. 

Syariah berisi beban hukum dari Allah SWT kepada para hamba, sedangkan hakikat lebih merupakan dominasi kreatif Al-Haq dan merupakan kesaksian terhadap sesuatu yang telah ditentukan pada diri hamba. 

Al-Qusyairi mencontohkan: Iyyaka na'budu adalah manifestasi syariah, sedangkan iyyaka nasta'in adalah manifestasi hakikat.

Sesungguhnya seseorang tidak mesti harus bertarekat. 

Tidak mesti juga seseorang memiliki syekh atau mursyid dalam arti pemimpin tarekat. 

Seseorang bisa mendapatkan bimbingan dari ulama atau ustadz yang mendasarkan ajarannya pada Alquran dan hadis. 

Hanya saja bimbingan mereka sering dianggap bersifat generik dan umum. 

Bimbingan khusus secara intensif banyak dirasakan orang melalui tarekat, yang di dalamnya ada tatakrama tertentu yang mesti diamalkan.

Namun kita juga harus hati-hati karena banyak aliran tertentu yang cenderung dipertanyakan keabsahan dan kemuktabarahannya menggunakan istilah tarekat. 

Jika ingin bertarekat, kita dianjurkan untuk memilih tarekat yang betul-betul ajarannya bersumber dari Al- Quran dan hadis. 

Tarekat seperti ini biasa disebut dengan tarekat mu'tabarah, suatu tarekat yang tidak diragukan ajarannya. 

Tarekat yang tidak populer (gair mutabarah) belum tentu salah atau sesat. 

Namun kita harus hati-hati. 

Kita harus melihat secara kritis dan memastikan substansi ajarannya tidak bertentangan dengan ajaran Alquran dan Hadis. (Bersambung) Tulisan Lengkap KLIK DI SINI

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved